4. New medicine

301 19 0
                                    

"Bahkan? Satupun cctv?"

"Iya ketua, kasus terkait kakak anda memanglah masih di cari bukti hingga saat ini satu persatu masalah memang sudah di pecahkan tapi masih abu abu, tetapi kemungkinan dendam D. Blood dengan keluarga anda jadi salah satu faktornya"

Aamon menghela nafas, sudah rumit jika ini ada sangkut pautnya dengan hubungan D. Blood dan Paxley.

"H-hanya kemungkinan tuan"

"Tsk...segera lakukan pemeriksaan ulang"

"Siap!"

Aamon segera keluar dari kantor penelitian kasus, tatapannya langsung tertuju pada Natan yang tengah bercanda dengan beberapa anggota polisi sembari bersiap siap pergi kelihatannya, secara tak sadar ia berjalan mendekat kesana.

Semua orang di dekat Natan terdiam di kala melihat keberadaan Aamon di belakang Natan "Hmn? Ada apa?" Natan membalikkan tubuhnya dan melihat dada seseorang

Lantas ia mendangak melihat siapa yang berdiri di belakangnya ini "WAH!" Natan tersentak sejenak di kala melihat wajah Aamon

"Mau pulang?" Tanya Alpha itu dengan nada datar di jawab anggukan kaku, keheranan.

"Ku antar." Aamon kini berjalan keluar, semua orang disana saling bertatapan bingung dengan sikap Act of service ketuanya yang terkenal ganas dan garang

"Kalian memiliki hubungan romantis?!" Tanya salah seorang anggota melihat Natan yang tengah sibuk mengemasi barang barangnya

Natan hanya tersenyum tipis "emn, tidak...dia adik almarhum Alpha ku..." Jawab Natan mengeleng

Orang yang bertanya tadi langsung mendapatkan tamparan kasar dari orang lain yang ikut mengumpul disana

"Maafkan dia, memang mulutnya sangat sudah untuk di jaga...turut berduka cita"
"Maaf sudah bertanya"

Natan terkekeh pelan sambil menjawab "sudah...tidak apa-"

"-Natan!"

Panggil Aamon sembari membunyikan klakson motor membuat kericuhan di  lobi utama kantor pusat kriminalisme kini terhenti

"Maaf semua...aku izin mendahului" Kata Natan sembari menunduk kepada seluruh anggota kepolisian itu

"Hati hati di jalan Dok!"
"Selamat sampai tujuan"
"Dadah!"

"Gunakan ini" Kata Aamon sambil mengulurkan tanganya yang mengengam helm putih yang kelihatannya masih baru

"Terimakasih" Jawab omega itu menerima helm putih itu, dengan jahil Aamon langsung memasangkan Helm itu di kepala Natan

"Hei!" Kesal Natan di kala Aamon tertawa pelan karena hall itu

"Ayo segera" Kata Aamon sembari membantu untuk mengunci helm yang dikenakan oleh Natan, ia beranjak naik kemudian menyilangkan kedua tanganya di depan dada

"pegangan"

"Tak mau"

BRM!!

Aamon memutar Handgrib kanan dengan singkat membuat motor itu membanting ke depan dengan kasar sehingga Natan reflek memeluk Aamon di depanya

"MON!"

"Pegangan."

Suara motor besar itu mengelegar di jalan raya di karenakan suasana sepi membuat Aamon dengan berani mengunakan kecepatan penuh, bahkan Natan sampai meremat bagian dada Aamon karena sangking takutnya. Entah itu sengaja atau dia memang tak sada hingga sampai ke apartemen yang di tinggali Natan dan Almarhum kakaknya.

Love Is A Case [Amonat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang