Suasana panas di tambah suhu yang naik membuat keadaan semakin menjadi, posisi Aamon yang terlentang dengan kedua tangan terlilit oleh tali seatbelt memudahkan Natan untuk memberikan hukuman atas apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu.
Natan gerakkan pinggangnya setiap Aamon memberontak, seolah ia memperingatinya agar diam saat berteriak.
Seragam polisi bagian atasnya sudah terbuka dengan banyaknya bercak kemerahan hasil karya Natan serta dada bidang yang naik turun dengan cepat, ia kelihatan hancur saat ini dan Natan bangga akan karya seni yang ia buat di manusia depannya ini
"Lakukan apapun, Natan. Aku menerima hukuman ini" Ucap Aamon menyadari Natan di atasnya tengah merasa kagum akan kehancuran yang ia buat kepadanya
Mendengar hal itu Natan menyunggingkan senyumannya lalu menggerakkan pinggangnya dengan kasar sehingga kejantanan yang masih terkekang di dalam celana itu perlahan menonjol karena rangsangan yang ia berikan
"Angh~! Natan!" Tubuh Aamon menggelinjang untuk kesekian kalinya
Natan bekap mulut Aamon yang terbuka dan mendekatkan wajahnya ke telinga kiri Aamon lalu berbisik "kau sangat berisik, apa kau sadar ini hukuman hm?" Ucapnya yang kemudian menjilati daun telinga Aamon
Srek
Suara resleting terbuka membuat Aamon panik, ia mencoba melepaskan tali yang mengekang tanganya "Natan, terlalu! Ah! Terlalu berlebihan Natan! Ah-"
"-Shhhh" Tangannya mulai bergerak untuk memberikan rangsangan pada kejantanannya, ia mengusap usap ke atas lalu ke bawah lalu sesekali menekan hingga ia meringis kesakitan
Aamon mengeratkan tanganya yang terlilit seatbelt sampai uratnya semakin menampak jelas "Natan... Tolongnnh, hentikan...sudah ya? Please Natan... Please" Pintanya dengan mata yang menahan tangisnya, Natan hentikan kegiatannya menggoda kejantanan Aamon lalu tersenyum senang
"Kau kelihatan seperti anjing yang menangis karena di bentak oleh pemiliknya Aamon..." Ia kembali menindih tubuh Aamon lalu mengelus permukaan wajahnya yang sudah basah akan keringat
Aamon tidak bisa mengelak, seolah harga dirinya hilang begitu saja ketika Natan di depanya seperti ini "punish me please~ Show me your tough love" Jawab Aamon yang membuat Natan tersenyum, segera ia berdiri dan memposisikan pantatnya tepat di atas kejantanan Aamon.
Ia gerakkan pinggangnya kembali hingga Aamon mengeliat karenanya, hingga mereka berdua sampai melupakan masalah apa yang membuat mereka terjebak di dalam hukuman mendadak tersebut.
"Sialan" Natan lepas jas dokter yang masih mengantung di lengannya, ia juga menaikkan baju kaos yang ia pegang hingga Aamon dapat melihat pinggag rampingnya yang bergerak dengan lihai untuk menggoda kejantanannya
Aamon akui Natan pintar dalam memainkan gerakan pinggangnya, seperti seorang belly dancer. Melihat pinggang kecil itu membuat Aamon gatal ingin mengengamnya dengan erat, bahkan ia sudah merasa sudah di ujung hanya karena melihat pinggangnya
"Cum...i'll gonna cum.. Natan!" Umpatnya sembari mendongak, mendengar itu Natan sengaja menghentikan gerakan pinggangnya, membuat Aamon benar benar sengsara kali ini
"Ha...haa, imutnya...sebagai majikan yang baik aku memperbolehkan mu meminta satu hal yang harus ku lakukan kepadamu" Ucap Natan pegang kedua sisi pipi Aamon
Aamon tidak menjawab, ia hanya mengerakkan pinggangnya ke atas lalu ke bawah dengan pelan "ride me" Pintanya dengan wajah memelas dan nada yang rendah, ingin lari sekencangnya sambil berteriak usai Natan mendengarnya. Seorang Aamon yang bermartabat saja memohon kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is A Case [Amonat]
FanfictionSeorang Forensik yang bertemu dengan Ketua kepolisian. Cinta dan sebuah pekerjaan, dimana kedua hall ini sungguh susah untuk di satukan, Cinta itu kasus. Natan Parker, seorang ahli Forensik yang patah hati karena Alphanya meninggal dalam kasus pem...