32. Lost a piece❗

132 12 5
                                    

"Ini gila..."

"Kenapa?"

"Aku menikah..."

"Sudah 14 kali itu terucap dari bibirmu hari ini"

"Tck, ayolah Mon!! Bisakah kamu dramatis sedikit saja?!"

"Lalu apa yang harus ku lakukan? Menganga sampai lalat masuk ke mulutku?"

"Kau tidak romantis Mon, aku membencimu"

"Kau yang banyak mau"

"...."

"...."

Keheningan terjadi di antara mereka berdua, menyisakan bunyi mesin mobil yang tengah berjalan. Sudah menjadi rutinitas untuk bertengkar, diam, lalu kembali berbincang seolah tidak terjadi apa apa bagi mereka.

Kala sepasang netra biru zamurd Natan melihat ke arah jendela mobil, pandanganya fokus ke sekumpulan burung camar yang tengah terbang bersama membentuk formasi di langit.

Dengan wajah yang terkejut Natan menghadap ke arah Aamon "Aamon!-"

"-Apa? Kamu tidak menyangka bisa menikah-"

"-BUKAN ITU SIALAN! Tadi aku melihat burung camar!"

"Oh sayangku...apa kau tidak melihat maps yang berada di antara kita menjadi saksi bisu menempel di dashboard saat ini?!"

Mata Natan kini beralih menghadap ke layar dashboard yang di ucapkan Aamon tadi, itu menampilkan layar maps. Aamon menyentuh permukaan layar tersebut, mengerakkan jarinya untuk memperkecil skala peta yang tampil disana.

Terdapat sebuah penanda posisi mereka muncul di grafik hijau muda yang dekat dengan grafik biru disana, itu bertanda mereka semakin dekat dengan laut

"H-Hah?! Kita akan menikah di laut Mon?!"

"Iya, kita menikah di segitiga bermuda"

Jujur, Alpha itu sangat menyebalkan jika membuat lelucon "Mon! Aku tidak bercanda!" Natan tampar paha Aamon di sebelahnya sampai ia me

"Gunakan logika mu wahai dokter forensik Natan Parker, orang mana yang menikah di laut? Kita akan menikah di pesisir atau tidak di tempat ala kadarnya yang jelas saja tidak air laut menjadi tempat pijak kita . Lagian ibunda yang menemukan tempatnya" Jawaban yang cukup menjengkelkan bagi Natan

Diam lebih baik sedaripada mengungkapkan emosinya, Natan mendengus pelan menyenderkan tubuhnya ke kursi. Menatap keluar jendela kembali dengan rasa penasaran yang tinggi.

Aamon pegang paha Natan lalu mengusapkanya pelan "maaf Natan" Ucapnya pelan, yang mendapatkan perlakuan tersebut sama sekali tidak menjawab.

Jika Natan diam maka pilihan Aamon sebagai respon sekarang adalah diam. Keheningan kembali melanda kedua orang disana hingga mobil yang di kendarai oleh Lunox dan Valentina berhenti.

Valentina keluar dari mobil, di ikuti oleh Lunox dari sisi pintu lain.

"Kita sudah sampai!" teriak Lunox dari depan, Aamon dan Natan hanya menoleh usai wanita itu berteriak. 

Hanya ada semak belukar di sana.

"Serius?" Aamon bertanya dengan wajah menyebalkan, Natan hanya menampar paha Aamon di sebelahnya lalu keluar dari mobil.

Ia mendekat ke arah ibu mertuanya yang menunjukkan tampang bangga di depan sebuah gerbang "apa yang kalian-", mata Natan membulat saat itu juga, mulutnya menganga terkejut "b-bunda?! Ini tempatnya?" Natan bertanya penuh nada ketekejutan

"Paxley kah? Oh selamat datang, kami menunggu kehadiran anda..." Salah seorang datang ke arah mereka.

"Terimakasih sudah mengurus pernikahan Paxley untuk kesekian kalinya, Edith" Valentina langsung memeluk wanita tersebut

Love Is A Case [Amonat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang