Ling terbangun, di pagi hari selanjutnya.
Tatapan pertama yang ia lihat adalah suaminya sendiri yang tidur dengan posisi duduk di sebelahnya, serta dua orang pria bersurai putih yang saling tidur berpelukan di atas sofa dan seorang wanita bersurai pendek dengan warna yang bersebelahan beda tengah merebus air di dapur
"Sudah bangun? Selamat pagi Ling" Sapa Lunox sembari berbalik badan, menatap Ling yang masih mengumpulkan nyawanya sembari berfikir kebingungan.
"Siapa...kamu-"
"-Lunox...Lunox Agelta, panggil saja dengan sebutan terserah mu....pasti kamu bertanya tanya apa yang sebenarnya terjadi, jadi biar ku jelaskan..." Lunox mendekat ke kasur sembari membawa air hangat yang ia buat tadinya dan merogoh sebuah handuk yang nampaknya masih bersih di atas kursi dekat kasur
Ia menceritakan apa yang terjadi selama manusia di depannya ini pingsan sembari memandikan tubuh Ling dengan handuk yang ia celupkan ke air hangat.
Ling hanya mendengarkan dengan seksama lalu menghela nafas pelan "A-Zilong sudah memberitahukannya ya..." Tuturnya pelan, ahhkkh suara Ling sangat imut!!! Sampai Lunox ingin berteriak jika ia tidak memiliki harga dirinya!
Walau ia seorang pribadi emosian dan sangat menjunjung tinggi apa itu sempurna serta tepat waktu, ia memiliki sisi lain yang entah itu gelap atau terang yaitu seorang pemuja Shota.
Ia suka dengan suara manis serta nampang imut seorang pria, Natan? Hhaha, walau dia Omega dia nampak tegas dan berwibawa...bahkan suara Omega itu terkesan datar dan dalam 'dia itu Alpha atau Omega sih?!' pikir Lunox setiap Natan mengeluarkan suarannya
Seketika tubuh Natan merinding, membuat ia terbangun dan kini menatap Aamon di bawahnya yang masih terlelap.
Dengan perlahan ia kini bangun dan memeluk dirinya sendiri "sialan...aku meriang..." Ucapnya sembari menatap Lunox yang mengalihkan pandangannya dari tatapan tajam atasannya itu
Berbeda dengan Lunox, Ling menatap lekat perawakan Natan yang masih terduduk memeluk dirinya sendiri "Anda...Natan Parker bukan?" Tanya Ling mencoba memastikan ucapannya
Natan kini berdiri lalu mendekat ke kasur tersebut, membantu Ling untuk duduk "mn..benar, aku Natan Parker...panggil aku Natan saja okey? Sudah tak sakit di bagian bahu belakang mu?" Tanya Natan dengan nada datarnya, khas seorang Natan Parker.
Kini Ling mengerakkan bahunya perlahan-lahan lalu menggeleng geleng "sedikit sakit-akh..." Ia tiba tiba memegang pundak depannya yang sakit, suara rintihannya membuat Zilong terbangun
Tatapan yang ia lihat pertama kali adalah surai putih yang meringis memegang bahunya, sontak ia bangun dari posisi tidurnya lalu menatap dari atas ke bawah tubuh Ling bahkan sampai yang di lihat merasa terganggu.
Langsung, Natan segera mengecek apa yang sedang menjadi masalah di bahu Ling ia menggangguk sesekali sembari menekan nekan bahu tersebut "bahumu dislokasi sendi" Tutur Natan mendeskripsikan seusai dengan indra pengihatan dan perasanya
"Tak ada pilihan lain...Zilong, aku akan pergi ke rumah bordil itu untuk meminta bantuan Kagura" Ucapan Ling membuat Zilong di sebelahnya menatap melotot
"Ling bukannya sebaik-"
"-Misi ini perlu selesai secepatnya...karena bukan hanya Cadia Riverlands yang membutuhkan mereka, tetapi Moniyan juga." Jawab segera Ling dengan nada kesal, benar juga...Moniyan butuh Natan dan Aamon untuk meluruskan kasus
Kejahatan sedang meningkat belakangan waktu ini mereka tak boleh santai."Arghh! Natan apa kau tak bisa membenarkan dislokasi sendi?" Tanya Zilong menatap penuh harapan ke Natan
"Lunox? Biasanya kau yang mengatur sendi mayat saat di otopsi agar kembali ke posisi semula bukan? " Tanya Natan menatap pemilik nama tersebut yang hanya menjawab dengan gelengan
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is A Case [Amonat]
FanficSeorang Forensik yang bertemu dengan Ketua kepolisian. Cinta dan sebuah pekerjaan, dimana kedua hall ini sungguh susah untuk di satukan, Cinta itu kasus. Natan Parker, seorang ahli Forensik yang patah hati karena Alphanya meninggal dalam kasus pem...