13. An Finch past¹

167 14 7
                                    

Pintu lift terbuka, Aamon segera berjalan keluar menuju sebuah kamar dengan tampa tulisan di sebuah lorong

"Tunggu...ruangan apa ini?" Tanya Lunox penuh pertanyaan Lantas Aamon menekan ganggang pintu lalu terdengar bunyi 'bib' dari ganggang pintu tersebut menandakan bisa di buka saat itu juga

"Ha...akan ku jelaskan nanti"

Lantas pandangan pertama Natan seusai melihat isi kamar itu adalah sebuah darah di lantai yang menetes sehingga nampak jalur lintasnya

Ia langsung masuk ke dalam perasaan khawatir mengikuti jalur lintas darah tersebut dan sampailah ke kasur yang memiliki bercak darah di atasnya terdapat dua manusia, satunya memeluk seseorang dalam dekapanya dan satunya lemas tak berdaya di dalam dekapanya

"Zilong, dia sudah datang" Kata Aamon sembari menutup pintu kembali

"Apa yang terjadi?!" Tanya Lunox dengan kepanikan

"Luka tembak di bahu belakang-"

"-Nox, cari gunting dan potong bajunya" Natan langsung memberi perintah seusai pria yang mendekap tersebut menjawab pertanyaan Lunox, ia membuang segala bantal dan selimut dari atas kasur dan melentangkan si surai putih yang lemas tersebut

Segera Lunox melakukan perintah Natan mulai dari sisi depan, perlahan ia membalik tubuh surai putih yang ia tidak kenali itu dengan pelan dan mengunting lurus kembali sisi belakang kausny

"Okay! Jadi ini ruangan apa?! Apa disini bahaya?!" Lunox menatap sekitar yang penuh dengan senjata serta alat laboratorium yang terbilang banyak jumlahnya

"Di lihat dari pintu ruangan ini, ini adalah ruangan pengamatan khusus. Cermin disana merupakan cermin satu arah yang menampakkan kamar hotel sebelah, dan ini pasti berhubungan dengan surai putih itu." Jelas Natan sembari menatap kesana lalu kesini kepada Lunox

"?!!!"

"?!"

Natan dan Lunox syok menatap punggung Ling yang penuh akan bekas luka cambukan, Lunox hanya menutup matanya sembari menghela nafas

"Ini sangat banyak, ada apa sebenarnya..." Gadis itu kini melepas kaus tersebut dengan perlahan mencoba tak membuat gerakan berlebihan agar lukanya tak bergerak

"Aku akan menceritakanya nanti, sekarang uruslah luka di bahu belakangnya! Namaku Zilong dan dia Ling salam kenal" Ucap Zilong sembari mengambil sebuah p3K dari bawah kasur lalu memberikannya ke Natan, dengan sigap Omega itu membuka kotak peralatan medis itu lalu mengobrak abrik isinya mencari bahan bahan yang ia butuhkan

"Natan, dan asistenku Lunox. Mon, tolong isi baskom besi ini dengan air panas dari dispenser...Zilong, tolong ambilkan handuk dari kamar mandi atau kain apapun yang kau temukan, Lunox siapkan peralatan Operasi darurat! Cepat!" Titah Natan sembari memakai sarung tangan karet yang ia temukan di dalam p3K

Dengan perasaan gundah Aamon menerima baskom itu sembari menatap lekat dahi Ling yang samar samar terlihat tanda Hua dian disana, lantas ia berlari kecil menuju ke ruang masak dan melaksanakan tugasnya

Zilong segera menuju ke kamar mandi, mengambil seluruh handuk disana lalu membawanya kembali ke Natan

"Ling masih tak sadarkan diri, injeksi bius di butuhkan?" Tanya Lunox menemukan cairan injeksi bius di dalam peralatan p3K tersebut

"Mn, injeksi total. Ada apa sebenarnya ini terlalu parah..." Tutur Natan pelan sembari menyentuh bagian luka cambukan yang terbilang dalam tersebut sembari meringis membayangkan bagaimana perasaan surai putih itu, Ling saat mendapatkan luka ini

Zilong kini tiba tiba mengangkat suara "dia adalah seorang pangeran" Ucapnya membuat Lunox dan Natan saling menatap yang bicara dengan wajah serius, "luka itu ada hubungannya dengan kehidupan masa lalunya"

Love Is A Case [Amonat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang