17. Second still the Second.

194 14 0
                                    

"Aku merusak segalanya maafkan aku...." Natan duduk meringkuk di atas kasurnya, ia tak berani menghadap kepada Aamon yang tengah menatapnya dengan penuh intimidasi seolah seusatu yang buruk hampir terjadi sebelum ia pingsan

"Mn, lalu? Selanjutnya apa?" Tanya Aamon lagi, mencoba mayakinkan dengan nada yang sangat halus.

"Tidak ada..." Natan mengeleng dengan pelan serta masih di posisi yang sama, tak berani melihat Aamon di depanya.

"Bisakah kita berjanji? Jika ada hall seperti ini lagi ikutlah dengan Lunox okay?" Ujar Aamon dengan pelan sepelan pelanya.

Tetap saja Omega itu tak berani mendongak "tenang Natan aku tidak marah..." Aamon kini mengusap pelan pucuk kepala Natan, lantas Omega itu kini sudah berani untuk mendongakkan kepalanya.

Ia tatap Aamon yang benar benar menatapnya tulus.

"Aku tak ingin menghancurkan lebih dalam perasaan Zilong, dia sedang dalam pikiran berkecamuk dan engkau berteriak panik....baik, aku akui aku juga salah...aku minta maaf Me Femme..." Aamon mendekat

"Mon..." Panggil Natan sembari mencubit pelan berkali kali lengan si Alpha, memberikan tatapan sayu yang mendalam membuat Alpha itu merasa seusatu yang penting akan terucap dari bibir Omega itu.

"Tentang Ling...seusatu yang terjadi bukan? Ughh, aku pernah di posisinya Aamon jadi maaf aku-"

"-Shhh....Mi Femme, tenanglah dulu okay....semua sudah aman, dia sedang di rehab oleh Zilong...Ling hanya mengalami syok berat dan trauma masa lalunya muncul" Aamon meletakkan jari telunjuknya di bibir si Omega, menyuruhnya untuk diam sejenak.

Natan kini kembali meringkuk, membuat Aamon menghela nafasnya pelan "kau belum menceritakan hal ini kepadaku, tentang 'aku pernah di posisinya' itu" Tutur Alpha itu sembari berdiri, ia berinisiatif membuatkan Omeganya sebuah teh.

"Maaf, ku rasa ini kurang enak untuk di ingat kembali jadi..." Natan mendongak kembali, melihat tubuh Aamon yang berpindah tempat.

Aamon yang sedang menuang air mineral ke dalam mesin pemanas air terdiam sejenak mencoba menetralisir kata kata Natan, lantas ia melanjutkan menuang air tersebut sembari berkata "apapun itu, jika kau siap untuk bercerita aku akan ada..." Ujar Aamon yang kini menaruh kedua tangannya di atas meja, melihat nampang dirinya di dalam cermin tersebut

Natan kini memilih untuk berdiri, mendekat ke arah Aamon lalu memeluk pria itu dengan pelan "Mon..." Panggil Natan pelan.

"Mn?" Aamon kini memegang tangan Natan lalu berbalik badan, ia mendudukkan tubuhnya di atas meja dan mengangkat Natan ke atas pangkuannya melingkarkan tangannya di pimggang ramping itu sembari mengelusnya pelan

Natan memposisikan tubuhnya agar nyaman dan aman, dengan posisi menghadap ke Aamon ia mengesampingkan kedua pahanya di sebelah pinggang Aamon lalu menaruh tangannya di pundak sang Alpha.

"Mnn, lupakan saja Mon....kisah itu terlalu kelam, ummnch! Suamiku ini tampan sekali! Aku menyayangimu Aamon!!" Natan mengecup bibir Aamon singkat, lalu kedua tangannya yang berada di pundaknya beralih menyubit kedua pipi gemas Aamon.

"Dear god..." Aamon yang terkejut kini melepaskan tangan Natan dari pipinya dengan pelan, kini kekehan kecil keluar dari mulut mereka berdua.

"Oh"
"Wow"

Ling dan Zilong saling berucap di kala melihat penampakan kedua insan yang saling bertumpuk di atas meja tersebut, wajah Natan langsung berubah menjadi merah saat itu juga.

"Aa-ahh!! Maaf!! Aamon turunkan aku tolong!! Aku terkunci-WAHH!!!" Tampa di beri tahu Aamon sudah tentu paham akan apa yang harus di lakukan tapi lebih baik mengaba aba sebelum melakukan bukan...

Love Is A Case [Amonat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang