33. Louder ❗

122 12 11
                                    

Natan menurunkan tubuhnya, ia duduk bersimpuh di bawah shower dengan tatapan yang terfokus kepada bagian kejantanan calon suaminya.

"Boleh?" Ia memastikan, sang Alpha hanya terkekeh usai mendengarnya. Pasalnya kamar mandi ini memiliki sisi terbuka dimana terdapat jacuzzi disana, bagaimana jika suara mereka terdengar sampai luar?

Terlihat dari wajah Natan yang sebenarnya khawatir akan sisi outdoor kamar mandi tersebut, ia terkekeh sembari menjawab "tenanglah...villa ini jauh dari pemukiman, lagi pula ibunda dan mama belum pulang...lagian kenapa harus meminta izin terlebih dulu? Biasanya kau akan langsung melahapnya tampa meminta izin, bahkan saat aku sedang tidur--Oh!"

Tampa aba aba Natan langsung memasukkan kejantanan itu ke dalam mulutnya, hingga Aamon meleguh kencang karenanya.

Sensasi hangat dengan lidah yang menari nari mengelilingi ujung penisnya membuat ia hampir terjatuh dari posisi berdirinya, gerakan yang sangat emosi.

Kepala Natan maju mundur dengan gerakan yang kasar "Natan, pelan pela--g-gaah!" Bahkan seorang Aamon sampai terhuyung karena permainan Natan.

Ia semakin lihai, manuver kepalanya benar benar seperti mainan sex terbaik sepanjang masa.

"Nata-nn keluar! Keluarkan! Natan!! Berhen--Khh!"

Spulrt

Tak biasanya ia keluar secepat ini, entah efek hormonya atau efek kenikmatan permainan Natan dalam memanuver gerakan mulutnya.

Natan masih terdiam dengan kejantanan yang terkubur penuh di mulutnya, ia tak berniat untuk mengeluarkannya. "Natan... Jangan menelannya-"

-Glup

Suara benda cair yang bergerak masuk ke kerongkongan itu membuat Aamon membulatkan matanya, ia segera melepas tautan mulut Natan dari bagian bawahnya.

Astaga lihatlah wajah hancur Natan sekarang, rambut basah yang kusut dengan kemeja yang basah sehingga menjiplak tubuhnya, sisa spermanya meleber dari mulut yang terbuka sampai ke hidung.

"Sudah ku bilang untuk jangan menelannya kan..."

"Manis...kau menjaga pola makan mu dengan baik" Ucapan itu membuat kejantanan Aamon semakin gatal untuk di isi, sial Natan benar benar semakin lihai untuk menyalakan kobaran api hasratnya kian hari.

Natan membalikkan tubuhnya, memutar keran shower agar airnya lebih panas dan mengecilkan skala air. Kedua tangannya menempel ke bagian tembok dan ia membuka kedua kakinya, menampakkan lubang dosa ke arah Aamon dengan sengaja

"Masukkan...tolong..." Ia meminta sembari menggoyangkan kedua belah sintal itu, bau vinum seketika kembali tercium dengan pekat. Oh Natan...kau membangunkan singa yang tertidur.

"Sebentar..." Aamon keluar dari shower room membuat Natan keheranan akan apa yang terjadi, apa ia terlalu berlebihan? Apa Aamon sebenarnya lelah? Apa... Ah berhentilah membuat deduksi Natan.

Selang beberapa waktu Aamon kembali masuk ke kamar mandi, membawa sebuah botol serum ke arahnya. Tapi sebelum itu ia menyalakan keran jacuzzi.

"Mon? Kita akan melakukanya disana nanti? Kau gila?" Natan bertanya dengan kesal, Aamon tidak menjawab sama sekali. Ia hanya membuka botol serum itu dan mengambil isinya melalui pipet

"Buka mulutmu" Perintah Aamon, jujur Natan tidak pernah menggunakan obat obatan pemacu hormon sebelumnya. Di sisi lain dia penasaran dan di sisi lain ia takut.

Tak pakai lama ia kembali menegakkan tubuhnya dan mendekat ke arah Aamon, ia mendangak sambil membuka mulutnya lebar.

Satu tetes obat itu masuk ke dalam mulutnya, rasanya manis seperti coklat dan seketika otaknya terasa bergairah entah karena apa. Padahal itu baru satu tetes. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Is A Case [Amonat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang