35. Past Form D. Blood❗

91 13 1
                                    

TW : 
- Rape
- Sexual harassment
- Pedofilia

Harap bijak sebelum membaca 🔞

***
|Paxley Mansion|

Hari cuti pernikahan Aamon dan Natan telah usai. Inilah hari dimana perdana mereka melakukan pekerjaan biasanya.

Natan tengah sibuk mempersiapkan amunisi perbekalan suaminya di bantu Angela, gerakan Natan sangat gesit seolah ia sedang di kejar oleh kecoak di kamar mandi.

Angela sampai terbingung bingung melihat kegesitan istri tuanya "mengapa anda sangat buru buru?" Ia bertanya dengan raut wajah kebingungan

"Mnn, kami berdua bangun telat. Aamon sedang mandi sekarang dan aku ada jadwal bedah mayat pagi ini" Jawab Natan

"Kenapa anda tidak memberikan tugas membuat sarapan kepada saya?" Wanita itu kembali bertanya di jawab gelengan kecil oleh Natan

"Mn, Aamon hanya ingin makan makanan yang ku buat sejak kami menikah" Jawabnya membuat Angela terkekeh pelan

"Oh astaga perubahan drastis dari tuan Aamon sangat terlihat jelas usai menikah dengan anda tuan Natan...apakah anda tahu jika Aamon-"

"-Berhenti membahas kejelekan ku bibi..." Aamon datang seraya menaruh tas kerjanya di atas meja, tepat di samping sebuah adah bekal yang tertata apik dimana itu di buat untuk dirinya.

Natan menghela nafas kasar seraya menutup adah bekal tersebut "biar toh, cepatlah pergi! Aku mau melanjutkan obrolan kami!" Ucapnya dengan nada yang ia tinggikan

Aamon hanya terkekeh pelan usai mendengar lontaran kasar tersebut, ia memegang pinggang Natan dan mengecup pelan pipi istrinya. "Aku berangkat sekarang" Bisiknya pelan dengan nada yang menggoda

"Ya, hati hati" Natan hanya menjawab dingin.

Di kala langkah Aamon sudah mulai menjauh dari pandangan mereka berdua, lekaslah Natan kembali bertanya topik yang sempat di potong tadi "jadi bagaimana? Apa yang di lakukan suamiku?"

"Kurasa lebih baik anda berangkat kerja dulu...tuan Natan, jam sudah hampir menuju ke arah 8" Jawab pelayan itu

Natan menepuk kepalanya, ia lupa dengan pekerjaanya! Momen langka!

"Baiklah, aku juga akan berangkat sekarang"

***
|Autopsy Room|

"Berat jantung 203 gram" Ucap Natan seraya melihat ke arah timbangan di depanya

Beatrix, asisten kepercayaan Natan menjawab dengan anggukan kecil dan pena yang bergerak mencoret kertas di depanya "Berat jantung 203 gram!" Ucapnya mengulangi ucapan yang Natan beri sebagai tanda ia menuliskan hal yang ia dengar.

Natan melihat keseluruhan jasad wanita di depanya lagi dengan seksama "Putar tubuhnya" Pinta Natan yang segera di jawab gerakan oleh seluruh asistennya, ia melihat ke arah luka di bagian pinggang yang terlihat aneh

"Apa korban di tusuk di bagian ini?" Tanya Natan kepada seorang polisi yang menemani mereka kala melakukan otopsi, polisi itu mengutak-atik dokumen di depanya lalu menggeleng sebagai jawaban

"Tidak, ia meninggal karena sayatan di leher saat kami temukan" Jawab polisi itu

"Lakukan PCR di arena luka pinggang ini tolong" Perintah Natan, Melissa membawakan alat usap materi dan memberikannya kepada Natan

Ia sudah menjadi seorang asisten dokter forensik sekarang, sebuah kemajuan besar.

Kini dokter itu fokus untuk mengusap bagian sekitaran luka lalu memasukkannya ke dalam wadah higenis "segera minta bagian Toksiologi untuk memeriksa lebih lanjut materi zat disini, dan beri sampel darah yang di ambil dari leher korban" Ucapnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Is A Case [Amonat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang