"Perhatian untuk seluruh penumpang, kita sudah sampai di kota pusat moniyan, silahkan melakukan pengecekan terhadap barang bawaan anda. Terimakasih."
Aamon yang melamun menghadap keluar jendela kini tersadar karena suara pemberitahuan tersebut, ia berdiri untuk mengambil sebuah koper lalu berjalan keluar dari pesawat militer itu di ikuti beberapa ajudan yang bertugas untuk mengawasinya.
"Apa Natan sudah disini?" Tanya Aamon sambil memberikan kopernya ke salah satu ajudan di belakangnya
"Siap, anda maksut dokter Natan? Beliau sedang dalam perjalan kemari" Jawab ajudan tersebut yang kemudian membuat Aamon menghentikan jalanya.
Raut wajahnya nampak pucat lalu ia mundur selangkah dan berbalik "sebentar, ayo lewat pintu evakuasi-"
"Ahh!! Ketemu! AAAMOOONNN!!!!" Teriakan melengking seorang wanita membuat Aamon mau tak mau harus berhenti lagi untuk melanjutkan langkahnya ke pintu keluar biasa
Wanita dengan surai biru muda yang di kepang menjadi dua dan netra pink menyalanya itu melambai lambai kepada Aamon (walau sebenarnya Aamon berusaha tidak peduli dengan sapaannya) "Aaammooooonnn!!!!!" Ia semakin meneriaki dirinya hingga seluruh orang disana melihat kepada dirinya dan si surai biru muda itu
"Tch" Mau tak mau ia harus meladeni wanita itu, perlahan ia berjalan ke arahnya dengan wajah penuh kekesalan "mengapa kau kesini, Cici?" Tanya Aamon dengan nada rendah seolah ia merasa terganggu.
Wanita itu terkekek pelan lalu memeluk Aamon "kamu masih sama seperti yang dulu!!" Ucapnya tampa menghiraukan perasaan Aamon sekarang
"Cici, tolong lepaskan...kita menjadi pusat perhatian sekarang!" Aamon agak mendorong sedikit wanita itu tetapi ia tetap kekeh tidak melepaskannya
"Asal kau tahu! Aku kangen sekali denganmu tau!"
"Cici!-"
"-Mon?"
Suasana dingin tiba tiba menerpa tubuh Aamon usai mendengr panggilan khas dengan nada khas tersebut, ia menoleh. Menatap pria bersurai silver yang di kucir kepang ke samping serta kacamata yang kelihatan tebal sebelah serta jas dokter bertuliskan 'Forensik' disana
"Natan" Akhirnya Aamon berhasil melepaskan tubuh Cici darinya usai melihat raut calon istrinya yang nampak terkejut dengan apa yang ia lihat sekarang.
"Aamon, what the fuck is that?" Tanya Natan dengan nada jengkel melihat gadis bersurai biru muda dengan netra pinknya tersebut
Aamon segera memeluk Natan dengan erat lalu mencium singkat pipinya "dia Cici Natan...maafkan aku sungguh, aku tidak bermaksut untuk melakukan hal itu" Bisiknya pelan, Natan ingin terbawa emosi tapi mengingat akan cerita yang di ceritakan oleh Aamon tentang drama musikal Aamon muda dan Cici muda itu ia memilih untuk menahannya sedari pada harus menghabiskan suaranya
"Boleh aku berbicara dengannya?" Tanya Natan yang kemudian di jawab anggukan oleh Aamon, segera mereka berdua mendekati wanita itu lalu Natan mengulurkan tanganya
"Hallo, Cici...saya Natan Parker. Calon istri Aamon" Ucap Natan dengan penekanan di ucapan 'calon istri' tersebut.
Cici segera tersenyum lalu mengengam tangan yang terlururkan kepadanya "mnh!! Aku kenal kamu, hai aku Cici! Aku teman kecilnya Aamon! Kebetulan aku mau menjemput managerku di bandara ini! Dan juga ku dengar dari beberapa orang membicarakan tentang kepulangan Aamon Paxley jadi ku luangkan waktu sebentar untuk menyapamu kawan!" Ucap Cici sambil memegang lengan Aamon
"Ya, baiklah kau sudah menyapaku...lalu kau hendak apa sekarang?" Tanya Aamon sembari memegang tangan Cici yang mengengam lengannya lalu menjatuhkannya
"Ya...sebenarnya ini masalah personal sih, bagaimana jika kita berbicara berdua saja?" Pinta Cici kepada Aamon, hal itu semakin membuat Natan risih hingga ia tak sadar sudah mendecih di depan mereka berdua
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is A Case [Amonat]
FanfictionSeorang Forensik yang bertemu dengan Ketua kepolisian. Cinta dan sebuah pekerjaan, dimana kedua hall ini sungguh susah untuk di satukan, Cinta itu kasus. Natan Parker, seorang ahli Forensik yang patah hati karena Alphanya meninggal dalam kasus pem...