Bulan madu

85 3 0
                                    

.
.
.

"Kau yakin kita akan berkendara berdua saja?" Tanya Alea ketika tau Aiden memutuskan untuk menyewa mobil dan mengendarainya sendiri menuju Grasse, sebuah kota kecil, lebih tepatnya sebuah desa di Perancis bagian Selatan, sekitar 17 km dr pusat kota Perancis Selatan tempat Aiden dan Alea menginap

"Percayakan padaku, karena ini bukan pertama kalinya aku mengunjungi Grasse." Jelas Aiden bangga

"Jadi kau sudah pernah kemari?" Tanya Alea

"Begitulah..." Jawab Aiden mulai mengendari mobilnya
.
.
.

Perjalanan menuju kota Grasse akan dimanjakan dengan hamparan pegunungan dengan lahan hijau yang sejuk. Tak kalah cantik tebing-tebing desa menjulang khas abad pertengahan.

"Bagaimana? Indah bukan?" Tanya Aiden

"Aiden, ini sungguh luar biasa." Jawab Alea membuka jendela mobil sehingga udara sejuk pun terasa

Sesekali Alea meminta Aiden berhenti hanya untuk mengabadikan foto dengan pemandangan yang sangat indah

Aiden nampak puas saat melihat reaksi Alea yang begitu senang. Keduanya kembali melanjutkan perjalanan

Saat memasuki kota Grasse dan menyusurinya, aroma harum parfum mulai menyambut

"Alea bukalah jendelanya, kau akan merasakan sesuatu." Pinta Aiden

"Hmm... Wangi.. ini bukan wangi biasa, kenapa aromanya seperti parfum?" Tanya Alea

"Kau benar padahal dulunya kota ini berbalut sejarah bau busuk yang menyengat." Ucap Aiden.

"Bagaimana bisa sekarang jadi kota yang wangi?" Tanya Alea

Aiden pun menjelaskannya, dimana bau busuk tersebut bermula dari awal abad pertengahan silam. Kala itu kota Grasse adalah kota yang menghasilkan produk kulit berkualitas, karena proses penyamakkan kulit itu mengeluarkan bau tidak sedap yang menyeruak ke seantero kota.

Untuk menutupi bau busuk tersebut, dibuatlah essence oil dari bunga-bunga yang tumbuh secara lokal di Grasse.

Produksi pembuatan kulit semakin menurun karena pajak yang tinggi, sedangkan produksi parfum semakin meningkat dan naik daun.

Tak lupa Aiden mengajak Alea mengunjungi International Perfume Museum dan Fragonard Perfume Museum, yang merupakan merk parfum tertua di Grasse.

"Wah ternyata ada banyak pabrik parfum ya di sini, pantas saja kotanya wangi." Celoteh Alea

"Kau benar, menurut catatan yang di museum tersebut ada sekitar 60 pabrik, belum lagi pabrik rumahan yang benar-benar berasal dari ekstrak bunga-bungaan. Katanya sih keahlian mengekstrak bahan inilah yang menjadi ciri khas para pembuat parfum di Grasse. Terdapat rahasia yang diturunkan turun temurun dari generasi ke generasi dalam mengekstrak dan membuat parfum yang tak bisa ditiru." Jelas Aiden

"Kau banyak tau yaa..." Puji Alea

Aiden kembali mengajak Alea menelusuri kota Grasse, tak lupa mengunjungi toko-toko parfum yang banyak berjejer di pinggir-pinggir jalan.

"Pertama kali aku ke sini ikut rombongan tour dan diarahkan ke toko parfum di pusat kota, namun harganya sangat mahal, karena aku suka parfum, akhirnya aku berniat kembali ke sini dan mengeksplore parfum-parfum produk industri rumahan yang pastinya harganya lebih terjangkau."

Alea menciumi beberapa tester parfum dan berhenti saat ia mencium aroma parfum yang sangat mirip aromanya dengan parfum Aiden

"Jadi ini parfumu?" Celetuk Alea menunjukannya pada Aiden

Aiden & AleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang