Semakin dekat

32 3 0
                                    

.
.
.

Setelah beberapa bulan proses, akhirnya kopi Alea beredar juga di pasaran. Bahkan sebelum di pasarkan, Aiden telah mengarahkan tim marketing untuk membuat iklan, yang membuat banyak konsumen penasaran. Beberapa pelanggan kafe Alea juga antusias menantikannya

"Selamat istriku, akhirnya kopi Alea launching juga, semoga responnya baik dan nantinya bisa meningkatkan konsumen kafe mu." Ucap Aiden

"Terima kasih Aiden."

Melihat respon positif para karyawan Aiden membuat Alea semakin semangat berinovasi untuk memajukan kafenya.
.
.
.

"Sepertinya aku akan berencana membuat menu baru untuk kafe." Ucap Alea di sela-sela makan malamnya bersama Aiden

"Oya? Apa itu?" Tanya Aiden

"Ada deh, nanti kalau aku sudah berhasil dengan resepnya, kau harus mencobanya." Sahut Alea

"Begitu ya... Aku sudah tidak sabar nih." Balas Aiden
.
.
.

Aiden nampak serius dengan tab nya, sementara Alea sudah selesai membereskan dapur dan menghampiri Aiden dengan duduk di sampingnya

"Kau lihat apa, serius sekali." Tanya Alea sambil memencet-mencet tombol remote TV.

"Ah ini, hanya memantau pergerakan saham. Terkadang ada rasa tidak yakin dengan apa yang kita usahakan, akankah bisa sesuai dengan harapan kita?" Jelas Aiden

Alea menyandarkan kepalanya di pundak Aiden dan menyahut

"Aku bersamamu, yakinlah kita bisa."

"Iya istriku, tentu saja." Balas Aiden Aiden

"Sekarang sudah bukan jam kerja, kau bisa letakkan tab mu." Ucap Alea dan Aiden meletakkan tabnya kemudian merangkul bahu Alea.

"Aiden..." Panggil Alea

"Iya..?" Jawab Aiden namun tak ada jawaban dari Alea hingga Aiden kembali menyahut

"Kenapa diam saja?"

"Tidak apa.. Hanya berharap kau jangan terlalu memforsir diri, saat di rumah gunakanlah waktumu untuk rileks dan istirahat." Saran Alea menatap Aiden

"Terima kasih Alea." Balas Aiden menatap teduh Alea

Keduanya terdiam sesaat dan saling berpandang hingga Aiden bertanya kembali

"Apa ada hal yang mengganggumu? Atau kau ingin menyampaikan sesuatu?" Selidik Aiden

"Iya, kau sangat menggangguku." Jelas Alea.

"Apa aku berbuat salah hari ini? Apa karena aku terlalu sibuk dengan tab ku sehingga kau merasa terabaikan kah? Ahh ternyata istriku cemburu pada tab ya." Ledek Aiden.

"Heh.. diam kau..." Jawab Alea kesal dengan menatap layar TV

Aiden meraih pipi Alea dan menatap Alea

"Aku ingin menciumnya tapi aku takut tidak bisa mengendalikan batasanaku lagi dan Alea akan berpikir aku terburu-buru." Batin Aiden

Kemudian Aiden hanya mendaratkan kecupan di kening Alea

"Apa sudah lebih baik jika begini." Celetuk Aiden dan Alea tersenyum kemudian berkata dalam hati

"Tidak apa lah, seperti ini juga termasuk kemajuan." Batin Alea

"Apa yang kau rasakan saat aku mendekatimu seperti ini?" Ungkap Alea dengan merangkulkan tangannya di bahu Aiden seraya menyandarkan kembali kepalanya di pundak Aiden.

"Aku laki-laki normal Alea, tentunya kau sudah tau jawabannya." Jelas Aiden.

"Ah.. tidak... Itu tidak dengan perasaan, aku tidak tertarik." Balas Alea kemudian berdiri hendak meninggalkan Aiden menuju kamarnya

Aiden & AleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang