.
.
.Siang hari pesawat yang Aiden dan Alea tumpangi telah mendarat di bandara internasional Velena di Pulau Hulhule Maldives. Karena pulau ini hanya ada bandara, maka perlu menaiki fery lagi untuk menuju cottage. Namun ada kapal pesiar dari pihak cottage yang siap menjemput dan mengantar mereka menuju cottage.
Alea nampak takjub melihat pemandangan laut Maldive yang biru dan bersih. Ada kepuasan pada diri Aiden saat melihat sumringah wajah istrinya. Alea berjalan mendekati haluan kapal diikuti Aiden. Dari kejauhan nampak sekelompok lumba-lumba berlompatan seolah menyambut keduanya.
"Sayang kau lihat itu?" Ucap Alea dengan menyentuh pipi Aiden yang menyandarkan dagunya di pundak Alea.
"Ini pertama kalinya aku melihat lumba-lumba secara langsung di laut." Ungkap Alea.
"Wah iya..." Respon Aiden
"Terima kasih suamiku." Bisik Alea menoleh ke arah Aiden hingga Aiden mendaratkan kecupan di bibir Alea dan sesaat saling mencurahkan rasa hati.
.
.
.Kapal berlabuh, Aiden dan Alea disambut ramah dan hangat oleh petugas cottage, kemudian diantar menuju penginapannya.
Setelah dibantu membawakan koper, petugas cottage pun meninggalkan keduanya.
Cottage dengan privat pool yang terdapat persis di depan pintu kamar dan menghadap pantai akan membuat sempurna bulan madu keduanya selama satu minggu ke depan.
.
.
.Keduanya memasuki cottage. Aiden membuka pintu kamar tidur disambut dengan kolam renang yang tidak begitu besar. Di sisi kolam ada 2 buah kursi malas dengan sebuah meja yang telah tersedia kelapa muda dan kudapan selamat datang untuk Aiden dan Alea.
Sementara Alea membereskan kopernya, Aiden langsung merebahkan badannya di kursi malas dengan menyeruput kelapa muda.
Menyadari istrinya belum juga menghampirinya, Aiden pun memanggil Alea.
"Sayang kemarilah..."
Tak berapa lama Alea datang dan duduk di sebelah Aiden dengan ikut menyeruput kelapa muda.
"Lama sekali tidak menikmati semilirnya angin pantai." Gumam Alea.
"Kau suka...?" Tanya Aiden.
"Sangat... Sangat menyukainya." Jawab Alea kemudian menyandarkan badannya di dada Aiden dan menatap teduh mata suaminya.
Aiden membelai rambut yang menjuntai di kening Alea karena semilirnya angin kemudian meraih pipi Alea
"Aku tidak pernah membayangkan akan menjadikanmu istriku sebelumnya, namun memang dari kecil ada perasaan senang saat aku bermain bersamamu dan ada perasaan ingin menjaga dirimu, apalagi saat mengetahui ayahmu meninggal, melihatmu menangis rasanya ingin sekali aku menghiburmu, menenangkanmu dan memelukmu, saat itu aku hanya berpikir seandainya kau mau jadi adikku." Ungkap Aiden
"Kita memang sudah ditakdirkan bersama. Aku mencintaimu Aiden, aku sangat mencintaimu suamiku." Balas Alea kemudian mengecup mesra bibir Aiden.
Perlahan Aiden bangkit dengan kedua bibir pasutri tersebut masih saling berpagut. Aiden memeluk Alea dan semakin melumat bibir Alea. Tanpa Alea sadari, Aiden telah menurunkan lengan dressnya dan menyingkapkan tubuh mulus bagian atasnya.
Alea menghentikan ciumannya dan mencoba menahan tubuh Aiden dengan menahan dressnya yang mulai melorot.
"Akankah kita melakukannya di sini?" Ucap Alea dengan wajah memerah karena cumbuan Aiden.
Melihat ekspresi istrinya yang berharap, Aiden pun tak ingin menyiakannya dan menyahut
"Baiklah jika kau ingin melakukannya di dalam."
Aiden menggendong Alea, Alea reflek melingkarkan tangannya di pundak Aiden. Aiden menduduk kan Alea di ranjang, sementara dirinya berusaha menutup pintu dan korden, tak lupa menyalakan AC.
Aiden kembali mendekati Alea yang duduk di tepi ranjang, melepaskan dress Alea dan membelai kepala Alea, sementara Alea terus mengecupi perut sixpack Aiden. Perlahan Aiden mengangkat dagu Alea dan dengan sedikit membungkuk, Aiden mengecup kembali bibir Alea sambil pelan-pelan membimbing Alea dan merebahkannya di tempat tidur.
Aiden bangun dan melepaskan semua penghalang yang menempel di tubuhnya. Tangannya meraba tubuh Alea dari atas hingga bawah dan perlahan merangkak naik mendekati Alea.
"Kau tau kan kalau aku tidak akan bisa berhenti setiap kali kau mencumbuku. Jangan berharap untuk aku menghentikannya. Alea.. aku mencintaimu." Bisik Aiden kembali mengecupi sisi leher Alea, tak ketinggalan tangan kanannya telah mengangkat dan menahan kaki kiri Alea untuk mempermudahnya memasuki pusat tubuh Alea.
Aiden bangun, bertumpu pada lututnya dan mengangkat kaki Alea. Desahan Alea justru membuat Aiden semakin tak ingin melepaskan Alea.
"Aiden berhenti sebentar, aahh..." Racau Alea mendapatkan pelepasannya.
"Bukannya aku sudah bilang sayang, kalau aku tidak akan menghentikannya." Balas Aiden yang justru membalik badan Alea yang kini membelakanginya
Aiden menghimpitnya dengan merapatkan pinggang Alea, sementara tangannya bebas menjelajah bagian dada Alea sambil mengecupi sisi leher Alea. Alea hanya bisa melenguh nikmat dengan tangannya meremas rambut Aiden.
Tangan Aiden meraih pipi Alea hingga Alea menoleh ke arah Aiden. Aiden menyerbu bibir Alea dengan rakus.
"Mmphh...hh...hh" Desahan Alea menjadi saat Aiden semakin mempercepat dorongan pinggulnya.
"Aarhhh.... Alea.... Hh...." Racau Aiden saat puncak kenikmatan itu menghampirinya juga Alea
.
.Aiden nampak berbaring menyamping, dengan bahu kirinya dijadkan sandaran untuk Alea yang terlelap. Aiden menatap bahagia wajah manis istrinya sambil merapikan helaian rambut yang menjuntai menutupi pipinya.
"Terima kasih istriku, sudah habis kalimat ku untuk mengungkapkan seperti apa bahagianya diriku memilikimu."
Tidak ada bosannya ia terus menatap wajah pulas Alea dengan terus mengelus pipinya. Namun tak berapa lama Alea menggeliat bangun.
"Sayang jam berapa sekarang? Kenapa kau tidak membangunkanku" Tanya Alea.
"Melihatmu yang begitu pulas, aku tidak tega untuk membangunkanmu. Apa tadi aku berlebihan?" Ucap Aiden
Alea tersenyum malu saat mengakui bahwa ia sangat suka dengan perlakuan Aiden. Karena Aiden selalu membuat Alea mendapatkan lebih dari pada dirinya sendiri.
"Aku sangat menyukainya, terima kasih sayang." Ucap Alea merona.
"Kita mandi bersama? Setelah itu kita jalan-jalan sebelum sunset." Ajak Aiden
"Tapi janji ya jangan usil, aku ingin jalan-jalan menikmati sunset." Keluh Alea.
"Tapi bagaimana ya? Karena aku tidak bisa untuk tidak usil setiap kali menyentuhmu." Balas Aiden
"Masalahnya kau tidak pernah mempedulikan waktu, situasi dan juga kondisi." Kilah Alea dengan mencubit pipi Aiden.
"Baiklah istriku." Balas Aiden dengan sekejap mengecup kembali bibir Alea dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Alea kemudian mencoba menggelitik dengan menggigitnya.
"Aiden geli... Sudah ayo kita mandi." Keluh Alea.
"Baiklah.." balas Aiden kemudian menggendong Alea menuju kamar mandi.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aiden & Alea
Romansa[Warning 21+] Ibarat simbiosis mutualisme, pernikahan itu mereka lakukan demi untuk memajukan bisnis masing-masing. Mereka adalah Aiden dan Alea Akankah cinta tumbuh di antara keduanya? Dan akankah pernikahan mereka menjadi pernikahan yang selalu di...