.
.
."Apa hanya perasaanku saja atau memang ada yang mengikutiku ya?" Gumam Alea saat berjalan menuju kafe selepas berbelanja dari minimarket terdekat.
"Semoga hanya perasaanku saja, tapi ini sudah beberapa kali aku merasakannya. Hah mungkin pembawaan ibu hamil kali ya." Gumamnya lagi hingga Alea terkagetkan oleh sesorang yang sepertinya sengaja menyenggolnya dan membuat beberapa belanjaannya terjatuh
"Aduh..." Keluh Alea.
"Ah maaf mbak, permisi." Jawab si pemuda yang menyenggol Alea tanpa membantu merapikan belanjaan Alea.
"Menyebalkan sekali sih, jalan selebar ini dan tidak ramai, bisa-bisanya menyenggol." Omel Alea kemudian bergegas kembali ke kafe
.
."Apa mbak Alea tidak membawa ponsel? Karena baru saja pak Aiden menelepon kafe katanya kenapa mbak tidak mengangkat panggilannya." Cerocos Ninis saat Alea tiba selepas berbelanja.
"Aku pikir tidak perlu karena hanya pergi sebentar ke minimarket." Jawab Alea
"Harusnya mbak membawa ponsel, pak Aiden khawatir loh." Ucap Ninis
"Iya deh." Sahut Alea masuk ke ruangannya untuk menghubungi suaminya.
.
.Alea kembali menemui Ninis dan menceritakan pada Ninis apa yang dialaminya beberapa hari terakhir, dan lagi hari itu dirinya merasakan ada yang memperhatikan atau mengikutinya.
"Semoga hanya perasaan ibu hamil saja ya." Ucap Alea
"Mbak Alea sudah cerita pada pak Aiden?" Selidik Ninis
"Belum, aku tidak mau berpikir berlebihan, takutnya Aiden malah over protektif terhadapku, sejak awal kehamilan sampai sekarang saja banyak sekali larangan untukku." Keluh Alea.
"Itu kan bukti perhatian suami Mbak." Sahut Ninis
"Iya sih, tapi tetap saja kesal, memangnya aku anak kecil yang tidak bisa menjaga diri." Sambung Alea
Kemudian seorang pengunjung kafe datang dan mengakhiri obrolan Alea serta Ninis siang itu.
Alea sedikit kaget dan kembali mengingat-ingat pengunjung yang baru datang tersebut.
"Loh laki-laki ini yang tadi sempat menyenggolku kan? Aku ingat jelas dengan topi yang dikenakannya, meski aku tidak hapal betul wajahnya." Batin Alea kemudian meracik kopi pesanan pengunjung tersebut.
Setelah sedikit bercerita pada Ninis, Alea pun memutuskan untuk masuk ke ruangannya karena merasa tidak nyaman dengan kehadirannya yang beberapa kali mencuri tatap pada Alea.
Alea mencoba menguhubungi Aiden dan memintanya untuk menjemputnya, padahal biasanya ia tak pernah mau dijemput, selain Aiden pulang sedikit lebih sore, sementara sejak hamil, Alea memilih pulang agak awal.
.
.Alea menceritakan kekhawatirannya pada Aiden yang tengah membuatkan susu untuknya
"Kenapa kau baru cerita sekarang sayang?" Tanya Aiden menghampiri Alea dan memberikan segelas susu untuk Alea yang duduk di sofa ruang tengah.
"Aku pikir karena pembawaan ibu hamil saja yang membuatku sedikit parno. Namun saat menyadari kalau laki-laki yang mengunjungi kafe tadi dan yang menyenggolku adalah orang yang sama, aku merasa agak merinding juga." Jelas Alea kemudian meneguk segelas susu yang diberikan Aiden dengan pelan
"Kau sih tidak pernah mau kutemani atau kuantar. Mulai sekarang kau tidak boleh bepergian sendiri, jika memang terpaksanya aku tidak bisa menemani atau mengantarmu, aku akan meminta sopir kantor untuk mengantarmu." Jelas Aiden.
![](https://img.wattpad.com/cover/304166476-288-k919449.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aiden & Alea
Romansa[Warning 21+] Ibarat simbiosis mutualisme, pernikahan itu mereka lakukan demi untuk memajukan bisnis masing-masing. Mereka adalah Aiden dan Alea Akankah cinta tumbuh di antara keduanya? Dan akankah pernikahan mereka menjadi pernikahan yang selalu di...