Dinner party

25 3 0
                                    

.
.
.

Alea nampak sibuk mencari bangku kecil yang biasanya ia gunakan untuk pijakan saat mengambil gelas di rak piring atas.

"Haaa... kenapa juga ia membuat rak begitu tinggi." Gumam Alea hanya bisa membuka rak nya namun belum bisa menjangkau gelasnya

Alea berusaha kembali meraihnya hingga kemudian Aiden menghampirinya dan membantu mengambilkannya

"Makanya tumbuh itu ke atas." Sahut Aiden mengambil gelas sementara tangan kirinya mengacak rambut Alea

Alea merasa gugup dengan perlakuan Aiden, apalagi saat badan Aiden menghimpitnya dari belakang

"Nih.." Ucap Aiden memberikan gelas pada Alea

"Aku tidak sependek itu tau, kau saja yang membuat rak terlalu tinggi." Kilah Alea menghilangkan gugup

"Aku membuatnya kan sesuai dengan tinggi badanku. Coba kau bayangkan jika aku membuat rak segini, apa itu sesuai?" Ledek Aiden ikut berkilah dengan mempraktekan seolah raknya setinggi Alea.

"Iya...iya.. Jangan-jangan kau menyembunykan bangku ku?" Selidik Alea

"Bangku apa, aku tidak membutuhkannya, buat apa aku menyembunyikannya." Jelas Aiden dan Alea masih menggerutu sambil memberikan segelas jus pada Aiden kemudian menyantap sarapan berdua
.
.
.

"Kau siap untuk acara nanti malam?" Tanya Aiden

"Siap tidak siap harus siap menemanimu." Jelas Alea

"Tenang saja, aku tidak akan membiarkanmu bosan." Balas Aiden dan Alea tersenyum mengangguk

"Apakah ada dress code atau semacamnya?" Tanya alea lagi

"Tidak ada, tapi karena ini termasuk dinner party yang semi formal, kau bisa kenakan gaun yang menurutmu nyaman." Balas Aiden

"Oke aku akan mempersiapkannya. Boleh kutau kau akan mengenakan wrna apa? Setidaknya aku bisa menserasikannya.

"Aku berniat memakai setelah warna navy, karena aku sudah sangat sering memakai setelan hitam atau abu. Oya kau bisa datang ke butik langgananku di jl. xxx, aku bisa mengantarmu nanti siang." Jelas Aiden

"Wah boleh juga, tapi sepertinya aku akan datang sendiri saja, tidak surprise jika kau sudah tau duluan gaun yang akan kupakai." Jelas Alea sambil terkekeh

"Kau ini bisa saja." Jawab Aiden kemudian menghabiskan sarapannya.

"Jangan lupa buah potongnya, awas saja jika kau meninggalkannya lagi. Aku sertakan juga mayo dan smoothie alpukat untuk cocol." Pinta Alea berlalu membereskan piring dan gelas kotor

"Siap istriku." Balas Aiden menghampiri Alea membantu mencuci piring

"Kau kan harus bersiap." Ucap Alea

"Hanya membantu mencuci piring boleh kan? Mumpung aku belum ganti baju." Balas Aiden

"Baguslah, pekerjaanku jadi ringan." Sahut Alea kembali

"Terima kasih karena kau selalu menyiapkan makanan untukku." Ucap Aiden

"Sudah tugasku kan?" Jawab Alea

"Hehehe, kita benar-benar seperti suami istri sungguhan." Celetuk Aiden membuat Alea blushing

"Yaa kita memang suami istri sungguhan. Hah... Jangan-jangan sekarang kau berharap lebih ya.." Ucap Alea mulai meledek untuk menghilangkan salah tingkahnya sambil menempelkan busa sabun di pipi Aiden.

"Alea... Aku sudah mandi.." Keluh Aiden membalas Alea dengan menempelkan busa sabun pada hidung Alea

"Itu karena kau mulai berpikir ke sana kemari." Goda Alea lagi mencoba memberikan busa sabun kembali.

Aiden & AleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang