Selamat membaca ya, mohon maaf jika banyak typo dan jangan lupa tinggalkan LIKENya...!
.
.
.Sebuah pesan singkat dari Aiden masuk ke ponsel Alea.
"Siang nona Alea, sore ini pukul 18.30 sekretaris saya akan menjemput nona Alea di kafe dan mengantarkannya ke hotel xxx, saya sudah reservasi private room untuk kita berdua. Terima kasih."
Alea tersenyum membaca pesan dari Aiden.
"Hah serasa jadi putri saja. Mana dijemput lagi, padahal aku bisa datang sendiri. Apa semua orang kaya seperti ini, memangnya apa sih yang ingin dia sampaikan, kenapa harus private room segala." Gumam Alea.
.
.
.Selepas maghrib Alea sudah siap menunggu jemputan sekretaris Aiden di kafe nya dan tak lama pun Pak Leo sampai.
"Selamat sore nona Alea? Saya Leo sekretaris Pak Aiden. Apa Anda sudah siap?" Sapa Pak Leo dan Alea mengangguk.
15 menit kemudian mereka sampai di hotel.
"Mari nona, saya antar, Pak Aiden sudah menunggu."
"Baik Pak." Jawab Alea.
.
.Pak Leo mengantarkan Alea ke ruangan tempat Aiden reservasi makan malam, ruangan yang ada di lantai 5 hotel dengan view susana malam kota sekitar.
"Saya permisi dulu Pak Aiden, Nona Alea." Pamit Pak Leo meninggalkan keduanya.
Aiden Alea mengangguk membalas salam Pak Leo. Aiden pun memperislakan Alea duduk
"Mari silakan duduk. Saya sudah memesan beberapa makanan, alangkah baiknya kita makan dulu baru membicarakannya." Pinta Aiden.
.
.
.Selesai makan, Alea pun menanyakan tujuan mereka bertemu.
"Jadi hal penting apa yang ingin Anda sampaikan sehingga membuat pertemuan private sperti ini." Tanya Alea.
"Setelah beberapa kali mengunjungi kafe Anda dan menikmati beberapa menu, saya sangat suka dengan kopi racikan anda, maka dari itu kami perusahaan AI ingin memproduksi kopi tersebut di bawah lisensi AI dan brand atas nama AI."
Alea yang tadinya tenang, tiba-tiba sedikit merasa keberatan.
"Maksud Anda, Anda ingin membeli resep saya?"
Aiden menjelaskan panjang lebar mengenai rencananya memproduksi kopi buatan Alea. Aiden ingin Alea bisa masuk ke perusahaannya hanya untuk resep kopinya. Nantinya Alea tetap dapat royalti meski brand tersebut akan dikenal atas nama AI.
"Bagaimana?" Tanya Aiden lagi
"Hah...kenapa begitu. Saya keberatan dong."
"Berapapun yang Anda inginkan untuk royalti akan kami berikan." Sahut Aiden
"Maaf bukan masalah royalti, tapi ini karya saya, kenapa pihak perusahaaan yang harus mendapatkan pengakuan. Hahh.. ini namanya pemerasan." Keluh Alea.
"Sepertinya Anda masih belum mengerti." Sahut Aiden.
"Sepertinya kita tidak perlu bicara formal lagi. Sekali lagi saya sampaikan kalau saya tidak setuju. Biarlah kopi Alea tidak menjadi brand terkenal, namun pembeli yang sudah pernah datang dan merasakannya pasti tidak akan berpaling dan tau itu kopi Alea."
Aiden sempat terdiam sejenak hingga kemudian berucap lagi.
"Baiklah jika nona Alea tidak setuju. Kali ini tawaran terakhir atas nama pribadi saya."
Alea menatap tajam Aiden
"Menikahlah dengan saya."
"Apa....?" Ucap Alea dengan nada sedikit tinggi.
Kemudian Aiden menjelaskannya kembali
"Tenang, ini bukan pernikahan seperti sepasang kekasih yang sebenarnya. Saya..." Aiden belum selesai menjelaskan, Alea sudah menyahut
"Tidak perlu bicara formal. Dan aku sama sekali tidak tertarik."
"Baiklah... Aku akan menjelaskannya padamu. Kau tau kopi xxx? Produk dari perusahan xxx? Perusahaan itu dulunya bagian dari AI, tapi karena ayah terlalu percaya pada temannya hingga membuat seluruh saham kami di sana lepas dari kami. Itu terjadi sejak mereka berkonspirasi meluncurkan produk tersebut yang sebenarnya sudah kami rencanakan untuk diproduksi terlebih dulu. Maka dari itu aku bertekad ingin mendapatkan kembali apa yang memang menjadi hak kami. Setelah menikmati kopi buatanmu, aku yakin dengan memproduksi kopi tersebut, aku bisa kembali mendpatkan saham perusahaan xxx." Jelas Aiden.
"Memangnya tidak ada cara lain untuk kau kembali mendapatkan saham itu?" Ketus Alea.
"Kami sudah berinovasi berbagai cara untuk mengalahkan produk xxx, supaya kami bisa memgambil alih saham, namun sampai detik ini belum berhasil. Dan setelah mengenal kopimu, aku benar-benar yakin bisa mengalahkannya." Kilah Aiden.
"Lalu kenapa harus dengan pernikahan?" Sanggah Alea.
"Karena dengan begitu kita bisa berkolaborasi sebagai sepasang suami istri. Kau tetap bisa berkarya menciptakan racikan kopimu sendiri dengan brand mu, karena statusmu sebagai istriku, meski lisensi di bawah perusahaan AI. Bahkan jika kau ingin, aku bisa membantumu untuk franchise sehingga kopimu akan semakin dikenal. Bagaimana?" Tawar Aiden.
"Aku tidak membutuhkannya. Cukup mengelola kafe dan membantu ibuku mengurus catering saja aku sudah senang, kami tetap punya banyak pelanggan yang loyal pada kami, jadi maaf, kau salah jika memberikan penawaran itu padaku."
"Kau sungguh tidak ingin mempertimbangkannya dulu?" Bujuk Aiden.
"Memangnya kenapa jika aku menolaknya? Tidak akan merugikan ku juga." Jelas Alea.
"Kau yakin nantinya tidak akan merasa dirugikan? Catering Alea dan perusahaan AI sudah puluhan tahun bekerja sama, kau pasti bisa membayangkan jika tiba-tiba kami memutuskan kerja sama tersebut. Tentunya akan berpengaruh pada reputasi catering juga kafe mu. Kau pasti mengakuinya jika catering dan juga kafe mu bisa semakin dikenal salah satunya juga karena pengaruh dan review dari perusahaan kami." Jelas Aiden.
"Kau mengancamku?" Tanya Alea dan Aiden menggeleng kemudian menyahut
"Tidak..aku hanya memintamu untuk mempertimbangkannya."
Alea terdiam, memikirkan tawaran Aiden yang dirasa seperti buah simalakama bagi Alea.
"Jika aku menerimanya, sampai kapan pernikahan itu berjalan?" Tanya Alea
"Sampai aku mendapatkan saham itu kembali. Saat itu juga kita bisa membuat skenario perceraian kita. Aku tidak akan meminta sepeserpun royalti dari produkmu, dan tetap mengijinkanmu memproduksi produkmu di bawah perusaan kami. Tentu saja hal itu tidak akan mengganggu kerjasama katering. Orang akan beranggapan itu sebagai pembagian gono-gini nantinya. Karena tujuanku hanya satu, saham xxx kembali lagi pada keluargaku Bagaimana?"
"Lagi pula kau masih muda untuk berinovasi dengan bakatmu itu nona Alea Chryssa. Gadis 27 tahun masih single tanpa kekasih. Sepertinya aku tidak salah memberikan penawaran itu padamu kan?"
"Kau menyelidiku?" Ketus Alea.
"Tidak, hanya mencari tau. Informasi sperti itu tidak akan susah aku dapatkan." Jelas Aiden tersenyum
"Hah...sombong." ucap Alea dengan menghela nafas.
"Baiklah, aku masih akan menunggu keputusanmu." Ucap Aiden sambil melirik jam tangannya kemudian kembali menyahut
"Pak Leo akan kembali mengantarmu."
"Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri." Jawab Alea dengan meninggalkan Aiden.
Aiden tersenyum licik dan bergumam
"Aku yakin dia akan menerima tawaranku."
.
.
.Alea meninggalkan hotel dengan kesal.
Di dalam taksi Alea terus berpikir bagaimana dia akan memutuskan tawaran dari Aiden.
"Jangan sampai ibu mengetahui hal ini. Aku harus berpikir cara menolaknya. Ahh tapi bagaimana. Ku akui karena AI juga catering keluarga semakin dikenal. Bagaimana ini." Batin Alea
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aiden & Alea
عاطفية[Warning 21+] Ibarat simbiosis mutualisme, pernikahan itu mereka lakukan demi untuk memajukan bisnis masing-masing. Mereka adalah Aiden dan Alea Akankah cinta tumbuh di antara keduanya? Dan akankah pernikahan mereka menjadi pernikahan yang selalu di...