Kekecewaan ayah

28 3 0
                                        

.
.
.

Pak Bisma menatap foto-foto keluarganya di ruang tengah. Kemudian membuka beberapa album foto, terdapat juga beberapa foto masa kecil Aiden dan Alea bermain bersama.

[Flasback]

"Sepertinya kita harus mengambil foto anak-anak kita untuk kenang-kenangan di masa depan kelak, siapa tau mereka masih berteman, sepertinya akan sangat menyenangkan." Ucap pak Bisma

"Ah iya benar juga ya. Melihat mereka akrab dan rukun begitu rasanya senang, karena kita sama-sama hanya baru memiliki satu putra. Aiden sudah terlihat sosok yang dewasa dan bijak, padahal usianya baru 8 tahun." Kagum pak Harun

"Spertinya itu menurun dariku." Sahut pak Bisma kemudian mereka berdua tertawa

"Semoga silaturrahim kita bisa terjada sampai kita tua, sampai anak-anak kita dewasa kelak." Sambung pak Harun lagi

"Aku juga mengharapkannya."

[Flashback end]

"Ayah akan sangat malu pada pak Harun Aiden. Beliau orang yang baik, tapi kenapa kau tega merusak hubungan keluarga ini. Kenapa harus dengan cara seperti ini? sama saja kau tega mempermainkan hati Alea." Gumam pak Bisma dengan meneteskan air mata.
.
.

3 hari setelah kepulangan Aiden dan Alea, pak Bisma pun menghubungi dan mengundang Aiden juga Alea untuk makan malam di rumah.

"Apa yang kau bawa?" Tanya Aiden saat menjemput Alea di kafe

"Ini kue untuk ayah. Tadi aku membuatnya di kafe, semoga ayah suka ya." Jawab Alea.

"Tentu saja ayah akan menyukainya, siapa dulu yang membuatnya, anak kesayangan..." Puji Aiden

"Hmm... Kau ini bisa saja."
.
.

20 menit kemudian mobil Aiden sampai di halaman rumah ayahnya. Keduanya pun memasuki rumah.

"Sore ayah, kami datang." Sapa Aiden.

"Kalian sudah datang." Balas pak Bisma mencoba bersikap natural seolah tak mengetahui perjanjian itu.

Mereka ngobrol panjang lebar di ruang tengah, dengan sesekali bercanda.

"Haruskah aku mengkhawatirkannya? Melihatmat mereka yang nampak bahagia dan akrab sepertinya ucapan pak Leo memang benar." Batin pak Bisma

"Ayah ada apa? Kenapa melamun? Apa kue Alea tidak enak?" Tanya Alea.

"Ah tidak, tidak apa-apa. Kuemu enak sekali, kau lihat kan, ayah menghabiskannya banyak, tapi karena kita akan makan malam, jadi sepertinya ayah harus menahannya, maklum lah ayah kan sudah tua, yang harus selalu mengkontrol makanan." Jelas pak Bisma.
.
.

Makan malam dimulai, namun Aiden sudah mulai curiga akan sikap ayahnya yang sedikit diam.

"Apa ada yang ayah pikirkan?" Tanya Aiden selesai makan malam.

"Iya ada hal yang ingin ayah tanyakan pada kalian." Jawab pak Bisma kemudian masuk dan mengambil surat perjanjian itu.

"Bisakah kalian menjelaskan ini?" Tanya pak Bisma menunjukkan surat perjanjian pernikahan milik Aiden dan Alea

Aiden dan Alea kaget saat melihat ayahnya memegang surat itu. Keduanya saling bertatapan. Aiden pun meraih tangan Alea dan menggenggamnya erat.

"Bagaimana ayah bisa mendapatkan surat itu?" Tanya Aiden

"Bukannya ayah yang bertanya lebih dulu pada kalian untuk menjelaskan surat ini." Ucap pak Bisma

"Maafkan kami ayah, kami salah." Jawab Aiden

Aiden & AleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang