Terima kasih Favian

8 3 0
                                    

Mohon bantuan LIKE
.
.
.

Keesokannya Aiden ke kantor ditemani Alea. Bahkan mulai turun dari mobil sampai masuk ke ruangannya, Aiden menggandeng erat tangan Alea, tanpa melepaskannya sedikit pun.

Dengan sumringah Aiden dan Alea menyapa para karyawan yang berpapasan dengan mereka.

"Sayang apa tidak berlebihan seperti ini, aku malu." Bisik Alea

"Justru ini siasat." Jawab Aiden
.
.

"Masa iya bu Alea selingkuh? Kalian lihat kan, mereka nampak mesra." Ucap salah satu karyawan yang melihat aksi Alea dan Aiden yang terdengar sampai telinga Aiden juga Alea membuat keduanya tersenyum puas.

"Iya ya... Ah sudahlah, kita jangan mudah percaya gosip murahan seperti itu. Kita doakan saja pak Aiden dan bu Alea selalu rukun dan mesra." Timpal karyawan lainnya.
.
.
.

Sudah hampir setengah hari Alea menemani Aiden di kantor dan sedikit bisa membantu kesibukan Aiden.

"Kau tidak perlu khawatir, aku sudah meminta rekan di sistem informasi untuk menghapus berita tersebut. Kita slow saja. Jika memang nantinya diperlukan untuk memberikan statement, aku siap melakukan jumpa pers demi masa depan kafe juga perusahaan." Ucap Aiden

"Terima kasih Aiden. Oya selepas makan siang ini aku ingin memeriksa kondisi kafe." Ucap Alea.

"Kau yakin tak apa?" Tanya Aiden dan Alea mengangguk.

"Baiklah, aku akan mengantarmu." Tawar Aiden.

"Tidak perlu, aku akan naik taksi online, kau menjemputku saja nanti." Jawab Alea.
.
.
.

Selepas makan siang, Alea meninggalkan kantor Aiden dan di waktu yang sama, Favian mendatangi kantor Aiden untuk bertemu langsung dengan Aiden.

"Maaf pak ada sesorang yang ingin bertemu dengan bapak." Ucap pak Leo

"Bukannya hari ini saya tidak ada janji?" Jawab Aiden

"Saya pastikan Anda tidak akan menolak tamu tersebut." Sahut pak Leo lagi kemudian menyebutkan nama Favian.

Tak berapa lama Favian masuk

"Selamat siang pak Aiden." Sapa Favian.

"Sepertinya akan lebih nyaman dengan memanggil Aiden. Karena kau teman istriku berarti temanku juga." Ucap Aiden sambil mempersilakan Favian duduk

"Terima kasih. Alea pasti sudah bercerita tentangku." Ucap Favian

"Ah iya tentu saja. Lalu ada hal apa yang membuatmu menemuiku?" Tanya Aiden

Favian pun menjelaskan panjang lebar pada Aiden dan bermaksud ingin membantu membersihkan nama Alea dan kafenya tentu saja juga nama baiknya karena foto yang tersebar nampak jelas wajahnya.

Favian akan membuat statement klarifikasi bahwa rumor tersebut tidak benar.

"Kami sangat berterima kasih atas usahamu. Nantinya aku juga akan meminta bantuan rekan yang ada di sistem informasi untuk menyebarkan klarifikasimu dan menandai semua sosial media yang telah mempostingnya."

"Sama-sama. Aku hanya berusaha melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan kalian. Sebelumnya maaf, karena kebahagiaan Alea sangat berarti bagiku, mungkin dengan cara ini lah aku bisa menebus rasa bersalahku pada Alea." Jelas Favian

"Ya, aku mengerti apa yang kau rasakan." Sambung Aiden.

"Mm.. sepertinya aku harus pergi." Pamit Favian.

"Oke, terima kasih banyak Favian, entah harus dengan apa kami membalasnya, namun Tuhan akan membalas kebaikanmu." Ucap Aiden sambil menjabat tangan Favian.
.
.
.

Aiden bersandar di kepala bed, bersiap untuk tidur sambil memainkan tab nya, sementara Alea masih sibuk dengan ritual skincare malamnya.

"Sayang kau bilang mau menceritakan sesuatu tadi saat di kafe?" Ucap Alea sambil membalurkan lotion di tubuhnya.

"Ah iya... Ini berita bagus." Balas Aiden kemudian meletakkan tabnya disusul Alea yang merebahkan badan di samping suaminya.

"Berita bagus apa?" Tanya Alea

"Favian ke kantor tadi siang." Ungkap Aiden membuat Alea kaget dengan segera bangkit dan duduk menghadap Aiden

"Favian? Apa yang dilakukannya?" Selidik Alea

"Bukannya kau pernah bilang kalau Favian bersedia membantu kita menepiskan rumor itu?" Jelas Aiden dan Alea mengangguk

Aiden pun menjelaskan maksud kedatangan Favian tadi siang

"Benar kan apa kataku, dia pasti akan membantu." Ucap Alea kemudian menyandarkan kepalanya pada dada bidang Aiden.

"Sepertinya kau sangat mengenal baik Favian ya?" Celetuk Aiden

"Wajar saja karena aku sudah berteman lama dengannya." Balas Alea.

"Hah... Aku cemburu nih, padahal senenarnya kau lebih dulu mengenalku." Ledek Aiden

"Syukurlah kalau kau cemburu." Jawab Alea dengan memejamkan mata dan tangannya memeluk tubuh atletis suaminya.

"Aku sangat cemburu loh karena istriku lebih mengenal orang lain daripada suami sendiri." Ledek Aiden lagi membuat Alea bangkit dan menatap Aiden.

"Ada yang kesal sepertinya? Mana mungkin aku tidak mengenal suamiku sendiri." Kilah Alea dengan meraih kedua pipi Aiden yang sedikit berpaling pura-pura ngambek.

"Aku senang kau cemburu karena itu tandanya hanya aku wanita yang ada di hatimu. Masih marah? Aku kan hanya mencintaimu suamiku sayang." Ungkap Alea menatap dalam kedua bola mata suaminya dengan kedua tangannya masih meraih pipi Aiden.

Aiden tersenyum melihat wajah Alea.

"Iya..aku percaya, aku hanya bercanda. Jika kau terus menggodaku dengan tatapanmu itu, apakah kau akan bertanggung jawab akan permintaanku malam ini?" Sahut Aiden yang dengan kilat meraih tubuh Alea dan merebahkannya.

Namun bukannya menolak, Alea justru usil memainkan jemarinya di dada bidang Aiden yang terekspose.

"Memangnya apa permintaanmu?" Goda Alea pura-pura tidak paham.

"Kau benar-benar nakal ya." Sahut Aiden kemudian mengecup bibir Alea.
.
.
.

Sepertinya tidak akan sia-sia usaha Favian untuk memberikan statement mengenai siapa dirinya di sosial media. Aiden juga tidak tinggal diam karena dirinya turut serta menyebarkan statement tersebut dibantu rekannya yang berada di pusat data informasi daring.
.
.
.

"Tugasku selesai, saatnya aku kembali. Semoga setelah ini hubungan mereka akan selalu baik-baik saja." Gumam Favian sembari mengemas pakaian-pakaiannya ke dalam koper.
.
.
.


Aiden & AleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang