"Welcome, Melody!" sorak Ayya dan Ghea secara heboh bersama-sama. Dua perempuan yang wajahnya telah diriasi dengan make up itu mendekat ke Melody yang baru saja datang.
Hari ini semua anggota HITG berkumpul untuk melakukan pemotretan welcoming cover guna menyambut Kamelia Melody yang baru saja bergabung dengan HITG. Mereka bersuka cita menyambut kedatangannya dalam kelompok.
Perempuan bernama Panghea itu—sesuai dengan janjinya pada Melody—jika dia bergabung dalam HITG, maka Ghea akan mentraktir semua anggota dan staff makan siang. Benar saja, ia menghadirkan catering makanan lengkap dengan minumannya. Bukan nasi kotak murah, melainkan menu prasmanan seperti yang ada di pesta pernikahan.
"Lo mau nikah atau gimana dah, Ghe? Masa bawa prasmanan gini?" Ayya mengomentari kelakuan sang kawan yang di luar nalar tersebut.
"Gak apa-apa. Lagian gue udah terlanjur janji sama Melody," jawab perempuan itu.
Jelas tidak apa-apa bagi Panghea. Dari yang Thera beritahu, keluarga Ghea dan Kala—karena mereka sepupu—merupakan kalangan keluarga kaya yang memiliki bisnis mie instan merek terkenal yang pabriknya telah merambah hingga ke mancanegara. Belum lagi bisnis supermarket yang cabangnya ada di banyak tempat. Tentu makan siang prasmanan bukanlah hal yang berat bagi perempuan 22 tahun itu.
"Tapi kan Kak Ghea janjinya nasi kotak, bukan menu prasmanan lengkap gini," balas Melody sambil tertawa tipis.
Ghea melambaikan tangan ke udara. "Kalau nasi kotak tuh aku kasihan sama yang lagi diet, sedangkan kalau prasmanan kan mereka bisa ambil sesuai porsi masing-masing."
Tak Melody sangka bila Ghea sangat perhatian terhadap orang lain, bahkan hal sekecil diet pun ia pikirkan matang-matang.
"Duh, Kak Ghe tuh baik banget, ya. Makasih udah sambut aku, Kak," ujar Melody dengan tulus.
"Sama-sama, cantik! Udah sana kamu ke MUA dulu. Bentar lagi pemotretannya bakalan dimulai setelah kak Yen selesai." Ghea dan Ayya kompak mendorong Melody menuju ruang make up guna mendapatkan riasan.
Namun, sebelum Melody benar-benar pergi, ia menyempatkan bertanya pada dua orang itu. "Kak Yen? Emang kak Yen ke mana?" Sebab Ghea menyebutkan nama Kayena, tentu Melody penasaran.
"Kak Yen udah pemotretan duluan buat majalah perpisahannya."
Gadis SMA itu mengangguk-angguk mengerti dengan wajah agak sedih. Dia baru saja bergabung dalam HITG, tetapi orang yang mengundangnya malah akan segera pergi. Cukup menyesakkan.
Usai itu Melody segera masuk ke ruang make up dan tata busana. Di sana ia melihat Thera tengah menghadap kaca besar seraya didandani oleh seorang make up artis. Lalu di sebelahnya ada Maudy yang juga melakukan hal sama, tetapi ada sebuah ponsel menghadap ke arahnya dengan layar yang menampilkan wajah sang putra, mereka sedang melakukan panggilan video.
"Eh, Melody, hai," sapa Maudy usai menyadari keberadaan sosok berambut lurus tersebut pada ruangan.
"Halo juga, Kak," sapanya balik.
"Dianterin siapa lo, Mel?" Pertanyaan itu asalnya dari Thera. Ia terlihat tenang saat lapisan demi lapisan make up dibubuhkan pada wajahnya.
"Bokap lah."
Panthera Hanaraya mengangguk. "Kirain sama Jeje," tekanya.
"Jeje belum tahu kalau gue join HITG." Ini benar, Jenardian Wahyu Djatmiko belum mengetahui jika Melody mendapatkan undangan masuk ke dalam HITG. Sengaja ia merahasiakan hal ini supaya membuat kejutan pada ketua Batavia. Entah seheboh apa Jeje jika tahu wajah Melody terpampang di dalam majalah kekinian tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hundred Miles
Dla nastolatkówCinta, persahabatan, kebencian, dan kematian menempuhkan manusia dalam satu sentimeter, dua inci, tiga meter, empat kilometer, hingga seratus mil dalam tiap langkah kecilnya.