Sorakan juga tepuk tangan ramai-ramai memenuhi seluruh gedung arena pertandingan basket berlangsung. Teriakan menggema dan memantul di langit-langit sama seperti bola basket oranye. Kamelia Melody sang pemandu sorak menjadi bintang utama pada hari itu, mengalahkan para pemain basket yang tengah bertanding di lapangan sana.
Ini adalah kali terakhirnya menjadi pemimpin cheerleader sekolah sebelum turun jabatan dan digantikan oleh adik kelas. Berada di penghujung masa sekolah membuat Melody jadi sangat sibuk dengan kegiatan ujian dan lain-lain, belum lagi jadwal di HITG yang cukup mengambil banyak waktu, sudah saatnya Melody pensiun.
Hari ini pertandingan diadakan di salah satu lapangan basket yang berada di pusat kota. SMA Surya Bangsa melawan SMA sebelah yang selalu menjadi musuh bebuyutan dalam olahraga ini. Oleh sebab itu, pertandingan terjadi dengan sangat seru, mulai dari performa para pemain, pemandu sorak, serta penonton dari kedua sekolah atau bahkan tidak dari keduanya.
Melody tak mengerti kenapa pertandingan basket kali ini terasa sangat ramai, lebih dari biasanya. Entah karena para pemain basket yang sangat terkenal di kalangan pelajar kota atau karena laki-laki berkemeja hitam di tribun sana. Jenardian memboyong pasukan, anggota Batavia dia ajak kemari sambil membawa perlengkapan seperti drum dan bendera sekolah guna memeriahkan suasana. Dia berkata, "hari ini hari terakhir Melo jadi ketua cheers, harus didukung dong!" Benar, Jeje datang kemari dengan para anggota Batavia bukan karena hendak mendukung pemain basket, melainkan Kamelia Melody.
Lihat laki-laki setinggi 180 cm di sana. Dia menabuh drum marching band sambil berteriak sangat heboh, diikuti oleh para anggotanya yang tak mau kalah. Mereka berkumpul memakai pakaian serba hitam yang mana membuatnya terlihat seperti cairan tinta yang tumpah. Melody tak henti-hentinya senyum melihat kelucuan anggota Batavia.
Tak hanya Batavia saja yang meramaikan suasana sore hari itu, terlihat ada beberapa orang yang dia kenal juga ada di sana, seperti Thera dan juga Helena. Melody tidak tahu apakah keduanya sempat cekcok mengingat Helena merupakan front pecinta Genta garis keras, sedangkan sahabatnya Thera-lah yang malah mendapatkan hati laki-laki tersebut. Sepertinya sempat ada marah dari pihak Helena, tetapi pada akhirnya dia membiarkan yang terjadi biarlah terjadi. Terbukti dua kawan sekelas Melody itu asik mengambil foto dengan Phantera Gerald menjadi si fotografer, dia terlihat ogah-ogahan.
Tak hanya mereka, agak jauh dari sana ada Shella Mariska yang juga hadir menonton pertandingan. Dari info yang dia dapat, Shella datang bersama Juju, tak tahu apa hubungan mereka. Namun, Melody tahu apa yang terjadi antara Thera dan Shella usai diberitahu oleh Kayena, sedangkan sang sahabat malah tak mau menceritakan peristiwa dilabraknya Thera pada dia. Thera berkata jika ia tak mau membuat masalah dengan menyebarkan berita ini ke muka umum. Bagi Thera, Shella hanya kesal. Kini mereka terlihat baik-baik saja, hanya tak bertegur sapa, toh memang sedari awal keduanya tak terlalu dekat.
Lalu Monalisa Yolanda, Ayudya Shinta, serta Gitaya Handayani juga ikut setor muka. Entahlah, akhir-akhir ini Melody sering mendapati Yola bersama Yovan. Seperti tempo hari saat ia sedang berjalan-jalan dengan Jeje di salah satu toko buku untuk mencari komik Jepang kesukaanya, mereka tak sengaja bertemu dengan Yovan dan Yola yang sedang asik mencari-cari buku juga. Mulanya Melody ingin menyapa, tetapi Jeje melarang. Saat ditanya apa alasannya, laki-laki itu hanya tertawa dan berkata tidak apa-apa. Melody tak mau ikut campur setelah itu, mungkin urusan lelaki.
Tak disangka pertandingan pun usai dengan SMA Surya Bangsa sebagai pemenang. Semua orang pun bersorak senang karena kemenangan tersebut. Para pemain mendatangi tribun penonton dengan selebrasi mereka, sedangkan para gadis menikmati ciptaan Tuhan yang berlarian dengan senang hati.
Setelah pertandingan berakhir, Melody yang masih berada di area lapangan pun dipanggil oleh seorang laki-laki yang cukup dia kenal, si ketua basket. Jelas mereka kenal satu sama lain, cukup dekat karena kedua ekstrakurikuler tidak dapat terpisahkan, yang mana membuat mereka sering bertemu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hundred Miles
Novela JuvenilHanya karena satu piringan hitam yang Melody inginkan untuk ulang tahun ayah, Jenardian dan kawan-kawan mewarnai kehidupan sma Melody dengan sangat meriah. Dia bercanda, tertawa, menangis, dan jatuh cinta bersama semua orang. Apalagi kasus begal pay...