Baru kali ini Shella melihat Juju berdiri di hadapan semua orang dengan gagahnya. Laki-laki berpipi tembam itu menggantikan sang kawan yang saat ini sedang terbaring penuh luka di rumah. Junario Baskara si nomor dua Batavia, sang sekretaris.
Rantai komando Batavia itu agak rumit sebab mereka bukan organisasi pada umumnya. Dua dekade lalu saat organisasi ini terbentuk, para anggota bergerak secara diam-diam mirip seperti organisasi bawah tanah, guna menggulingkan kepala sekolah yang berkorupsi kala itu. Meskipun telah digulingkan, tak tahu mengapa Batavia tetap berdiri menjadi sebuah perkumpulan yang memiliki peran penting dalam sekolah. Dalam 23 tahun pun tak ada banyak perubahan, selain keberadaan organisasi ini diterima warga sekolah dan tak bergerak diam-diam lagi, bahkan rantai komando saat pertama kali Batavia terbentuk pun masih sama.
Batavia tak memiliki wakil ketua, katanya agar perintah bisa terpusat dan tak terbagi. Walaupun kepemimpinan sentral agak diragukan pada mulanya karena takut penyalahgunaan kekuasaan, untungnya dalam 23 tahun ini tak pernah terjadi kecurangan.
Empat tahun lalu, Batavia pernah mengalami kekosongan ketua—saat angkatan Sergio, Yoga, Haikal, dkk. Tak ada yang tahu pasti mengapa angkatan 19 tidak memiliki ketua, bahkan Batavia saat itu terbagi menjadi empat pemimpin. Bukan sebuah perpecahan, melainkan pembagian kekuasaan secara adil.
Desas-desus mengatakan angkatan ke-19 terlalu sempurna, jika hanya memusatkan kepemimpinan pada satu orang terasa sangat menyia-nyiakan bakat yang angkatan 19 miliki. Oleh sebab itu, Harsa selaku ketua pada angkatan 18 telah memutuskan jika pada tahun ke-19, Batavia tak akan memiliki kekuasaan terpusat. Yang mana memiliki empat pemimpin tinggi, yakni Sergio, Haikal, Farros, dan juga Bara. Barulah pada angkatan ke 20, mereka memiliki satu pemimpin lagi.
Mudahnya, anggota Batavia hanya memiliki satu ketua. Lalu di bawahnya terdapat sekertaris, bendahara, dan juru bicara. Kemudian terbagi lagi menjadi beberapa bagian dengan tiap-tiap penanggung jawab di dalamnya. Junario Baskara adalah sang sekretaris, dia nomor urut dua di dalam organisasi.
Kembali pada realita. Semalam berita tentang penangkapan si begal payudara menyebar luas di seluruh sosial media sekolah, mulai dari grup Whatsapp hingga Instagram Batavia sendiri. Katanya yang menangkap penjahat itu adalah Jenardian si ketua, dia bahkan mendapatkan luka yang sangat banyak usai usaha keras tersebut. Alhasil laki-laki itu harus beristirahat di rumah selama beberapa waktu akibat kecelakaan yang dia alami. Sebagai orang nomor dua, Junario harus menggantikan Jeje yang saat ini sedang absen, dibantu dengan Arsena selaku juru bicara Batavia.
Pagi ini lapangan dipenuhi oleh para murid yang ingin mendengar kebenaran akan berita semalam. Tentu saja dengan izin kepala sekolah, Batavia membuat pertemuan besarnya bersama para murid.
"Pagi, semuanya," sapa Juju pada microphone yang tersambung dengan speaker sekolah. Semua murid pun menjawab dengan kompak.
"Gue Junario atau Juju atau Juna selaku sekretaris Batavia hendak memberitahukan berita yang beredar sejak semalam, yang tak lain dan tak bukan adalah pembegal payudara yang akhirnya ditangkap," tuturnya. "Kemarin sekitar pukul setengah enam sore, Jeje dan Arsena berhasil menangkap si pembegal bersama teman-teman yang lain. Hasil dari penangkapannya, ditemukan kalau si pelaku ini sebetulnya suruhan orang lain atau bisa dibilang dia cari duit dengan cara kayak gitu. Saat menjalankan aksi, dia merekam kebejatannya, barulah video itu diberikan ke orang yang suruh dia supaya dapat uang. Sayangnya, kita belum tahu siapa si atasan pelaku. Namun, yang pasti, sekarang begal payudaranya telah berhasil diringkus dan dibawa ke pihak berwajib untuk diadili. Mohon doanya semoga dipermudah proses pengadilannya ya, teman-teman semua."
"Sebagai yang mewakili Jeje, gue mohon maaf kalau ada salah kata dan terima kasih karena mau meluangkan waktu untuk mendengarkan. Mohon doanya juga semoga Jeje cepet sembuh dan bisa sekolah lagi. Gue tutup, sekali lagi terima kasih." Begitulah isi pidato singkat si Junario. Kemudian ia mengalihkan suara kepada si juru bicara Batavia, yakni Arsena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hundred Miles
Novela JuvenilCinta, persahabatan, kebencian, dan kematian menempuhkan manusia dalam satu sentimeter, dua inci, tiga meter, empat kilometer, hingga seratus mil dalam tiap langkah kecilnya.