Junario agak kesal dengan perkataan si seniornya kemarin, siapa lagi kalau bukan Harsa. Ada-ada saja tingkah aneh laki-laki tersebut. Ia meminta semua anggota Batavia yang jomblo untuk membawa pasangan ke acara pernikahannya.
Mulanya Juju tidak menganggap serius perkataan Harsa, namun, ketika sosok yang pernah menjadi ketua Batavia beberapa tahun lalu itu memberi mandat, tidak ada seorang pun yang bisa menolak, bahkan Jeje si ketua saat ini. Sebab, jika tak dituruti akan diberi hukuman yang minta ampun malunya.
"Haduh, sama siapa ya gue ke sana?" Si ketua mengetuk-ketukkan pensil yang ia pegang ke dagu. Saat ini hanya Jeje dan Juju saja yang belum mendapat pasangan, bahkan Genta pun sudah dapat.
Ingin rasanya Juju memaki-maki si senior karena peraturan konyol itu tak ramah bagi makhluk kesepian dan jomblo karatan seperti dirinya. Tak hadir dapat hukuman, hadir sendirian pun dapat hukuman. Memang ada saja otak penuh kejahilan Harsa jika sudah bekerja.
"Lo ajakin Bilqis sana, si tetangga lo."
"Mana mungkin anjir, bokapnya galak. Apalagi sejak kejadian begal kemarin, dia gak boleh keluar malem."
"Si Genta jadi sama siapa, sih? Masa iya gue kalah sama cowok gak ada suara kayak dia?" Juju penasaran. Genta yang sependiam itu saja bisa mendapat pasangan, masa ia tidak?
"Sama Ayudya."
"Hah? Kok sama Ayu? Gue kira sama si Helena atau Yola gitu." Dia mengungkapkan keterkejutannya.
"Jelas mana maulah si Genta. Mereka sekalinya nempel, gak bisa lepas kayak lintah. Kata Genta, kalau dia ajak salah satu dari mereka, pasti dikira kasih harapan," jawab Jeje.
"Terus kok bisa sama si Ayudya?"
"Lo tau sendiri kalau Ayu tuh Genta's numero uno number wahid guardian of the galaxy alias pelindung Genta dari serangan cewek-cewek centil hobi gelayotan." Jeje hiperbola. "Awalnya dia bingung mau ngajak siapa, bahkan hampir pasrah dan mau ngajak Yola. Waktu itu dia cerita ke gue dan kebetulan ada Ayudya juga. Sama Ayu dibilangin tuh, ajak dia aja daripada sama Yola. Entar kalau sama si Yola, Genta pasti gak bisa ngapa-ngapain dan ujung-ujungnya panggil si Ayudya lagi."
Juju tahu bahwa Shintya Ayudya itu pengawal Gerald Dirgantara. Tidak tertukar, Ayudya memang pelindung Genta. Gadis berusia 18 tahun itu bisa dibilang memiliki sifat yang sedikit lebih tomboy daripada teman sebayanya. Oleh sebab itu, Genta cukup nyaman berkawan dengan sosok yang duduk di samping bangkunya tersebut—minus suara dan omelannya yang berisik.
Genta selalu minta tolong kepada Ayudya ketika para gadis di sekolah mengejar ia seperti orang kesetanan. Sekali memanggil, Ayudya dengan kekuatan supernya bisa mengusir kaum hawa itu dengan mudah.
Ayudya tak pernah mengusir mereka dengan cara jahat, seperti mendorong, berteriak, atau marah-marah, melainkan dengan ide kocak di luar nalar. Ingat saat kejadian bakso Arsena yang tumpah karena gebrakan meja Ayu? Itu salah satu trik konyolnya. Terbukti berhasil bukan? Bekal dari Shella akhirnya bisa dimakan bersama-sama karena kebodohan sekaligus kecerobohan si gadis berponi tersebut.
Sebenarnya Juju tak tahu apa alasan Ayudya mau merepotkan diri dengan cara membantu Genta lepas dari jeratan gadis-gadis centil. Kemungkinan terbesar, Ayudya memang kawan yang setia, ia tak mau si teman berada dalam kesusahan. Namun, ada kemungkinan lain yang sedikit tak dapat dinalar, tetapi terlihat sangat benar, yakni Ayudya menyukai Genta sehingga ia membantunya melepaskan diri dari kejaran para gadis—istilah lainnya adalah posesif, tetapi bermain cantik.
"Eh, nggak ada yang ngajakin Yola ke kondangan, 'kan? Kalau gue ajakin, gimana menurut lo, Je?" Tiba-tiba sebuah ide terlintas di benak Juju.
"Gue kurang tau, sih, tapi, kayaknya oke juga." Jeje menyetujui ide sosok di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hundred Miles
Teen FictionCinta, persahabatan, kebencian, dan kematian menempuhkan manusia dalam satu sentimeter, dua inci, tiga meter, empat kilometer, hingga seratus mil dalam tiap langkah kecilnya.