"Bagaimana keadaannya?" tanya Kyai Mustafa pada Bu Ida yang menjaga Alizeh.
"Belum mau makan, Kyai," jawab Bu Ida.
Pandangan Kyai Mustafa tertuju pada Alizeh yang masih duduk memeluk kakinya di tepi ranjang. Mata gadis kecil itu sebak karena terus menerus menangis.
Setelah dirawat tiga hari di rumah sakit, Kyai Mustafa membawa Alizeh pulang ke sebuah yayasan di kota Bandung. Satu hari pun tidak pernah terlewatkan dengan jerit tangis Alizeh memanggil-manggil orang tua dan saudara-saudaranya.
Kyai Mustafa berjalan mendekati Alizeh, lalu duduk di tepi ranjang.
"Alizeh," panggil Kyai Mustafa.
Alizeh hanya diam dan tetap membelakangi Kyai Mustafa. Pandangan matanya kosong.
"Makanlah. Biar kamu cepat sembuh. Nanti Kakek bawa kamu ke tempat bibimu. Dia udah tahu," bujuk Kyai Mustafa seraya menggesber sepiring makanan di atas nakas ke depan Alizeh.
"Gak mau," ucap Alizeh. "Aku cuma mau pulang, Kek."
"Kakek udah jelaskan desamu sekarang gak aman, kosong gak berpenghuni, rumah kamu juga hancur." Kyai Mustafa bicara dengan tenang.
Alizeh menoleh untuk memandang Kyai Mustafa. Sangat sedih. "Rumahku hancur?"
Kyai Mustafa mengangguk. "Semua hancur. Hanya ini yang tersisa." Sebuah kotak diberikan Kyai Mustafa pada Alizeh.
Alizeh menerima kotak dan membukanya. Di dalam ada boneka Barbie kesukaan Arissa, beberapa photo card idol kesukaan Arissa, pigura berisi foto ayah dan ibu Alizeh memeluk ketiga anak mereka, dan sebuah yoyo buatan ayah Alizeh, yoyo yang dimodifikasi menjadi senjata di mana yoyo bisa memental jauh menghantam musuh dengan kuat. Si antara ketiga anak, hanya Arissa yang tidak bisa menggunakan senjata itu. Alizeh dan Arion sengat mahir berkat ajaran sang ayah.
Tangisan Alizeh pecah seraya memeluk kotak dalam pangkuannya. Sakit luar biasa menghadapi kenyataan bahwa hanya benda-benda itu yang tersisa dari keluarganya.
"Aku mau pulang. Aku mau lihat kuburan Ayah, Bunda, Kak Aries, Arissa," ujar Alizeh serak.
"Iya, tapi gak sekarang. Nanti kalau desamu udah aman. Keluargamu sudah dimakamkan di sana oleh Husain. Kamu bisa membangun rumahmu. Tapi pasti memerlukan waktu dan biaya yang banyak. Kamu mengerti kan, Alizeh?" Kyai Mustafa bersiap jika Alizeh mengamuk lagi. Kemarin anak itu bahkan mencoba kabur, tapi gagal.
Alizeh tiba-tiba beralih memandang Kyai Mustafa tajam. "Kakek sama seperti mereka kan? Orang-orang berjubah merah itu teman Kakek?"
Tersirat jelas kebencian dan dendam dalam sorot mata Kyai Mustafa. Itulah mengapa dia tidak ingin Alizeh dibawa oleh Husain. Akan susah menenangkan Alizeh karena dia belum terima keluarganya dihabisi aliansi pembasmi iblis dan sekte sesat bernama Abbas Zumrah.
"Bukan. Aku teman Husain dan Husain gak sama seperti orang yang menyakitimu dan keluargamu."
"Aku lihat sendiri mereka membunuh orang-orang di desa kami. Anak-anak berjubah merah itu juga. Kakek jangan bohongi aku!" seru Alizeh emosi.
"Mungkin ini akan sulit diterima oleh anak sekecil kamu, Alizeh. Apalagi kamu baru kehilangan keluargamu, tapi percayalah, gak semua dari mereka jahat. Ada yang berkhianat dan membuat kesesatan," jelas Kyai Mustafa.
"Aku benci orang-orang jahat itu! Aku akan bunuh mereka!" teriak Alizeh.
"Kakek tahu kamu pasti sakit hati, tapi dendam itu gak baik."
"Mereka bunuh orang tua dan saudara-saudaraku!"
Kyai terdiam sebentar. Paham bahwa menghadapi anak seperti Alizeh tidak akan mudah. "Baik. Kakek mengerti. Tapi kalau begitu, kamu harus jadi kuat dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Chamber Soul/ Pasangan Pembasmi Iblis (18+)
RomanceAlizeh, gadis cantik menjadi yatim piatu karena tragedi genosida di desanya oleh sekelompok pasukan aneh dan sekte pemuja iblis. Ada tiga jin khodam yang bersemayam dalam tubuh Alizeh. Dua jin kerap menolongnya. Sementara jin ular betina membenci Al...