45. Wanita di Kamar Arion

31 3 10
                                    

Setelah mempertimbangkan hatinya sudah lumayan tenang, Alizeh melangkah keluar dari kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mempertimbangkan hatinya sudah lumayan tenang, Alizeh melangkah keluar dari kamarnya. Subuh tadi dia sudah mandi sekalian sholat, tapi tidak menemukan Arion ada di kosan. Sepertinya Arion tidak pulang dari tadi malam. 

Tidak mungkin Arion menghabiskan malam terlarang bersama Rania. Rania bukan Yoriko. Meskipun Alizeh merasa lebih cemburu dengan Rania ketimbang Yoriko. Alasannya jelas. Rania di-support keluarga Arion, sempat dijodohkan dengan Arion, alim, dan mungkin memenuhi semua kualifikasi yang diinginkan keluarga Baihaqi.

"Alizeh ...." Arion tiba-tiba saja muncul. Ternyata sudah berdiri sejak tadi di samping pintu kamar Alizeh, menunggunya.

"Kita harus ngomong," kata Alizeh melihat Arion lesu.

Arion tersenyum. "Kamu udah gak marah lagi?"

Alizeh menggeleng. "Arion, apa kamu yakin mau menikahi aku?"

Arion terpaku selama beberapa saat dan nyaris tidak berkedip memandang Alizeh. "Pernikahan kita besok udah dijadwalkan di KUA. Kamu udah sepakat Senin kita menikah."

"Tapi aku gak yakin bisa jadi istri yang baik buat kamu," kata Alizeh sedih. 

"Jangan salah paham lagi, Alizeh. Aku cuma basa-basi sama Rania nganterin dia pulang tadi malam karena Bibi Maura, ibunya Rania pernah nemenin ibuku waktu hamil sampai mau melahirkan. Bibi Maura baik sama Ibu." Pandangan Arion begitu dalam menatap Alizeh.

Alizeh terdiam. Air matanya meluncur lagi tanpa bisa ditahan. Ingin sekali menyampaikan seluruh perasaannya pada Arion, tapi hati dan bibirnya sedang tidak singkron. 

"Jarak kita terlalu jauh, Arion. Pikirkan dulu matang-matang sebelum kamu ambil keputusan besar," ucap Alizeh akhirnya setelah bersusah payah.

Arion menghela napas. "Kita udah pernah bahas ini, Alizeh. Aku cinta sama kamu. Aku mau nikahi kamu."

Alizeh diam melamun. Tepat saat itu Mako datang dengan motornya. Tidak turun dari motor.

"Aku pergi dulu, Arion," ujar Alizeh lesu mau melewati Arion, tapi Arion langsung menahannya.

"Mau ke mana, Alizeh?"

"Aku izin malam ini mau nginap di tempat Mako."

"Nginap? Besok kan kita mau menikah." Arion jadi semakin bingung.

"Aku cuma pergi sama Mako. Gak ke mana-mana. Kasi aku waktu." Alizeh dan Arion saling bertatapan.

"Ini semacam acara lepas lajang biasa aja kan? Kamu janji bakal pulang ke sini?" Tatapan Arion menggambarkan kekhawatiran.

Alizeh mengangguk. "Iya. Aku pulang besok pagi sama Mako."

Arion melepas tangan Alizeh. "Ya udah. Aku percaya sama kamu." Arion tersenyum dan membelai wajah Alizeh. "Jangan marah lagi ya. Aku tunggu sampai kamu tenang. Jangan pikirkan macam-macam. Besok hidup baru kita dimulai."

Chamber Soul/ Pasangan Pembasmi Iblis (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang