Sudah lima belas menit lalu Alizeh terbangun pada pukul sebelas siang setelah melewati malam memabukkan. Alizeh tidak berani keluar dari kamar. Hanya menunggu di depan pintu kamar sambil mendengarkan suara obrolan Mako, Fizzel, Enrique, dan Om Bob di ruang tengah, semakin pelan ketika mereka pindah ke meja makan.
"Siapin dua juta. Lu bakal kalah taruhan. Jangan pura-pura amnesia. Teman lu udah cium Arion kan?" tuntut Enrique. Sudah jelas ditujukan ke Mako.
"In your dream, Dude! Enak aja! Alizeh kan lagi mabok! Gak masuk itungan. Lagian Alizeh kan gak bilang dia suka duluan. Weeeek!"
"Ya lihat aja ntar. Udah kelihatan kok tanda-tandanya Alizeh naksir Arion. Semabuk-mabuknya, masih bisa ngenalin oranglah. Kenapa tadi malam Alizeh gak samperin gua terus cium gua aja? Tetap Arion yang dia cipok. Berarti kan emang jauh di alam bawah sadarnya, Alizeh suka sama Arion." Enrique tertawa ngakak.
"Itu sih lu yang ngarep dicium Alizeh. Kasihan banget jomblo berkarat!" balas Mako tidak kalah sengit. "Arion juga gak mau nolak kan dicium Alizeh. Berarti dia juga suka sama Alizeh woiii!"
"Namanya kucing dikasi ikan asin ya gak mungkin nolak. Malah ikan kakap lagi kalau kayak Alizeh. Teman gua cowok normal, Guys!"
"Iya! Lu yang gak normal!"
"Udah. Jangan berisik. Dari tadi kalian berantem gak jelas. Bangunkan Alizeh ajak makan di sini. Dia pasti lapar." Om Bob terdengar menengahi.
"Udah, Om. Alizeh udah bangun tuh. Udah baca pesan di grup, tapi gak mau keluar," kata Mako.
Enrique tertawa lagi. "Ada yang malu."
"Bawel banget lu, Riq!" Terdengar suara keras Fizzel yang sejak tadi diam. "Awas ya kalau nanti Alizeh keluar, lu berisik. Anggap aja gak terjadi apa-apa."
"Siap, Sayangku," sahut Enrique.
Tepat saat itu perut Alizeh mulai keroncongan. Sebenarnya sudah sejak tadi lapar, tapi dia berusaha menahan. Benar apa kata Enrique. Dia malu berat setelah ingat kejadian tadi malam. Mabuk bukan berarti lupa segalanya. Hanya tidak bisa mengontrol diri, tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah.
Alizeh masih bisa merasakan kehangatan bibir Arion dalam ciumannya. Bagaimana Alizeh mengulum bibir Arion dan terus menciumnya dengan penuh gairah.
Arion ada di sana gak? Gua lapar. Tapi malu kalau ada Arion.
Alizeh mengirim pesan ke grup Cecandome (cewek cantik doyan anime).
Gak ada. Buruan lu keluar. Makanan lu udah disiapin nih. Ntar sakit lu gak makan.
Akhirnya Alizeh bisa bernapas lega dan pelan-pelan membuka pintu kamar, berjalan menuju meja makan di bagian sudut belakang ruang tengah. Di sana ada Mako, Fizzel, Enrique, Om Bob, dan juga Arion.
"Brengsek, Mako," gumam Alizeh pelan.
Fizzel dan Mako tertawa kecil. Enrique cepat-cepat pindah dari sebelah kursi Arion ke kursi kosong di sebelah Mako. Sengaja.
"Selamat pagi, Tuan Putri," tegur Enrique. "Silakan duduk." Enrique menunjuk kursi kosong di sebelah Arion. Satu-satunya kursi kosong yang tersedia.
Alizeh menunduk malu. Tidak sanggup beradu pandang dengan semua orang dan jalan mindik-mindik menuju meja makan. Terpaksa duduk di kursi kosong di samping Arion.
Semua orang berusaha menahan tawa kecuali Arion dan Om Bob. Namun, Alizeh tidak berani melirik Arion di sebelahnya. Fokus memandang nasi goreng bagiannya di meja. Sudah ada telur mata sapi, sosis goreng mentega, dan sayuran selada.
"Lu gak kerja?" tanya Alizeh pada Mako, berusaha mengalihkan situasi.
"Telat gua gara-gara lu. Untung dikasi izin sama atasan gua," jawab Mako.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chamber Soul/ Pasangan Pembasmi Iblis (18+)
RomanceAlizeh, gadis cantik menjadi yatim piatu karena tragedi genosida di desanya oleh sekelompok pasukan aneh dan sekte pemuja iblis. Ada tiga jin khodam yang bersemayam dalam tubuh Alizeh. Dua jin kerap menolongnya. Sementara jin ular betina membenci Al...