Hujan turun deras pukul 19.00 WIB tepat ketika Arion dan Alizeh baru selesai singgah ke pom untuk isi bensin, istirahat sebentar di musholanya, lalu belanja di minimarket masih satu area. Arion malah membeli beberapa mainan untuk keponakannya.
"Kok beli di situ sih? Mahal-mahal. Mendingan di toko mainan aja," kata Alizeh ketika sudah masuk ke mobil.
Arion menaruh bungkusan berisi snack dan minuman ke dekat Alizeh.
"Kayak lu pernah aja beli mainan anak-anak," kata Arion cuek, mulai menyalakan mobil.
"Pernahlah. Sepele banget. Mako itu kan sering diminta MC acara ulang tahun, multi job beliin kado," kata Alizeh. "Gua ikut nemenin dia."
"Ya udah. Lu jadi bendahara keuangan gua aja kalau gitu," kata Alizeh.
"Emang gua istri lu?" Alizeh terkekeh.
Arion terdiam sambil memandang rambut Alizeh yang sedikit basah kena hujan ketika berlari-lari dengannya ke mobil tadi.
"Ponakan lu ada berapa? Baru Kak Huma kan yang udah married?" tanya Alizeh di sela-sela acara mengemil snack.
"Ada empat," jawab Arion.
Mata Alizeh membesar. "Wih! Banyak anak kakak lu."
"Ya banyaklah. Orang dia doyan."
Alizeh tertawa. Arion tersenyum melirik Alizeh. Sementara hujan di luar semakin deras.
"Dingin ya? Matiin aja." Arion mematikan AC tanpa menunggu persetujuan Alizeh.
"Arion, cobain ini deh. Beneran enak. Lu gak percaya banget sama gua. Rasa jagung bakar pake cheeze juga." Alizeh menyodorkan keripik ke dekat Arion.
"Gak ah. Gak suka rasa campur-campur kayak gitu." Arion melengos.
"Makanlah. Pelit banget sih disuruh cobain. Makan dulu baru komen," ujar Alizeh tidak sabar dan semakin memaksa makanan masuk ke mulut Arion.
Arion sedikit terdesak. "Alizeh! Lu maksa banget. Gak mau!"
Alizeh tertawa, tanpa sadar bersandar di dekat Arion. Begitu sadar langsung menjauh.
Suasana canggung tercipta lagi di antara mereka. Arion kembali fokus menyetir. Sementara Alizeh di sampingnya mengalihkan perhatian ke handphone. Padahal sedang mode pesawat, takut ketahuan Henri bahwa dia sedang online.
Rumah Huma ternyata lumayan jauh di daerah Depok. Kata Arion mereka tinggal di perumahan bersubsidi tipe 36. Alizeh jadi tahu alasan kenapa Arion tidak mau tinggal dengan Kak Huma.
Ketika melewati jalanan pemukiman penduduk, Arion tiba-tiba mengerem. Alizeh sampai agak terlonjak.
"Kenapa, Arion?" tanya Alizeh kaget.
"Itu di depan ada ibu-ibu jatuh," jawab Arion menunjuk ke jalanan depan.
Alizeh memperhatikan di depan ada ibu paruh baya dengan bapak-bapak kemungkinan suaminya terjatuh dari motor. Ibu itu tampak kesakitan sambil memegangi kakinya. Sementara sang bapak juga terluka kepalanya.
Banyak pengendara sekitar situ berlalu lalang, tapi tidak ada yang mau menolong.
Arion bergegas mau turun. Alizeh langsung menahan tangan Arion.
"Arion, jangan turun. Takutnya mereka komplotan penjahat," peringat Alizeh cemas.
"Gaklah. Jam segini, orang-orang juga masih rame. Mana ada penjahat. Sebentar. Kamu di sini aja. Kasihan mereka," kata Arion kemudian membuka pintu mobil dan turun.
"Arion!" panggil Alizeh, tapi Arion tidak peduli dan tetap menolong ibu dan bapak itu sampai tubuhnya ikut basah kuyup di tengah hujan.
Cukup lama Alizeh menunggu Arion memanggil warga sekitar dan membantu ibu dan bapak itu dibawa ke klinik terdekat. Arion masih sibuk setelah itu menitipkan motor itu ke dekat warung yang terpercaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chamber Soul/ Pasangan Pembasmi Iblis (18+)
RomanceAlizeh, gadis cantik menjadi yatim piatu karena tragedi genosida di desanya oleh sekelompok pasukan aneh dan sekte pemuja iblis. Ada tiga jin khodam yang bersemayam dalam tubuh Alizeh. Dua jin kerap menolongnya. Sementara jin ular betina membenci Al...