Terbengong. Itulah ekspresi pertama yang ditunjukkan Alizeh ketika mereka sampai di GOR Pasar Minggu, Jakarta Selatan, tepatnya di bagian belakang gedung. Arion mengajak Alizeh ke area archery, olahraga memanah.
"Ayo, Alizeh," ujar Arion seraya menarik tangan Alizeh agar berjalan mengikutinya.
"Arion, lepas. Dilihatin orang," kata Alizeh mulai malu melihat sekitar mereka.
Tempat itu diisi pengunjung mayoritas keluarga yang membawa anak-anak mereka untuk latihan memanah.
Arion memang kepala batu. Tidak peduli dan tetap jalan sambil memegang tangan Alizeh. Seolah Alizeh adalah anak kecil yang ditakutkan hilang.
Tangan Alizeh mulai dingin. Sejujurnya dia masih bingung dengan sikap Arion padanya. Dibilang pacar bukan, tapi teman tidak mungkin sedekat mereka.
Pasti ini efek kejadian waktu itu. Arion jadi suka pegang-pegang kayak gini. Bodohnya kenapa aku mau aja? Alizeh merutuk kesal dalam hati.
"Assalamu'alaikum," sapa Arion ketika mereka sampai di dekat barisan beberapa wanita berabaya hitam dan berhijab lebar panjang sedang latihan memanah.
"Waalaikumussalam," sapa semua wanita di situ.
Seorang wanita paling tinggi, paling cantik, dan berwajah Arab mendekat ke Arion.
Sosok wanita itu langsung mengintimidasi Alizeh di tempatnya. Ada kesan wibawa kuat dipancarkan sang wanita. Pesonanya tidak main-main. Sekali lihat sudah bisa menebak dia adalah wanita kuat, tangguh, dan tipe pemimpin.
"Ah, akhirnya kamu mau juga datang ke sini. Pacar baru lagi?" tanya wanita berabaya sambil melirik ke arah tangan Arion yang memegang tangan Alizeh.
Alizeh langsung menarik tangannya kuat sampai terlepas dari pegangan Arion. Berada di dekat para wanita alim itu saja sudah membuat Alizeh segan, apalagi menunjukkan perilaku kurang tepat.
"Bukan, Kak," jawab Arion enteng. "Ini Alizeh, temanku."
Alizeh langsung tertegun. Ternyata wanita cantik dengan sorot mata tajam, kulit putih mulus, dan wajah Arab itu kakak yang dimaksud Arion.
Pandangan kakak Arion teralih dari sang adik ke Alizeh. Cukup lama dia memandangi Alizeh sampai Alizeh menunduk takut.
"Apa kabar, Alizeh?" sapa wanita itu akhirnya pada Alizeh. Dia tersenyum dan mengulurkan tangannya.
"Baik, Kak," jawab Alizeh meraih tangan kakak Arion dengan sopan. Lalu inisiatif mencium tangannya. Wangi lembut menyapa penciuman Alizeh. Aroma yang mirip dengan bukhur yang pernah dibakar Arion waktu itu.
"Aku Mehrunisa, kakaknya Arion. Dia udah cerita?" tanya Mehrunisa.
Alizeh menggeleng bingung. "Gak ada, Kak."
Mehrunisa tersenyum penuh arti. Sorot matanya begitu dalam memandang Alizeh. "Kamu Alizeh yang punya tiga jin khodam itu kan?"
Alizeh semakin gugup. Hanya bisa mengangguk, tidak bisa berkata-kata lagi.
"Udah, Kak. Jangan tanya-tanyain dia kayak gitu. Kak Nisa bikin Alizeh takut," kata Arion.
Mehrunisa tertawa kecil. "Aku kan cuma tanya aja karena kamu udah cerita waktu nelfon aku. Aku jadi penasaran. Tapi dia beda sama Kumara."
"Maksudnya?" Arion kelihatan agak kesal pada kakaknya.
"Kumara lebih ganas aja," jawab Mehrunisa.
"Masih aja Kak Nisa musuhan sama Kumara. Apa sih salah Kumara? Dia kan sebenarnya baik. Bilang aja Kak Nisa iri Kumara lebih dekat sama Jidah Maryam." Arion balas memandang Mehrunisa tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chamber Soul/ Pasangan Pembasmi Iblis (18+)
RomanceAlizeh, gadis cantik menjadi yatim piatu karena tragedi genosida di desanya oleh sekelompok pasukan aneh dan sekte pemuja iblis. Ada tiga jin khodam yang bersemayam dalam tubuh Alizeh. Dua jin kerap menolongnya. Sementara jin ular betina membenci Al...