Pegal-pegal belum hilang di tubuh Alizeh dan rasanya malas bangkit dari kasur. Masih capek akibat kasus pertama sebagai pembasmi setan di sekolah SMA kemarin.
Bug! Bug!
"Bangun! Woii! Bangun gak, atau gua dobrak!" ancam suara Arion dari balik pintu kamar Alizeh.
"Apa sih lu? Rese!" balas Alizeh kesal. Sesaat melirik jam di handphone-nya. Masih pukul 07.00 WIB. Kenapa dia harus dibangunkan cepat? Seperti mau sekolah saja? Dulu saat tinggal di rumah bibinya pun dia suka telat bangun.
"Kanjeng, sarapannya udah siap. Ayo bangun, Ndoro," ucap suara lembut Arion yang dibuat-buat.
Alizeh mengabaikan Arion, malah menutup mukanya dengan bantal. Namun, perutnya bunyi. Keroncongan. Tadi malam Alizeh cuma makan sedikit karena keburu ngantuk.
Terpaksa Alizeh bangkit mau keluar dengan tampilan masih acak-acakan. Tepat ketika membuka pintu dengan gerakan cepat, Alizeh berhadapan sangat dekat dengan leher Arion, cowok bertubuh tinggi itu.
"Aaaaargh!" Alizeh refleks mendorong Arion darinya.
"Apa sih lu?" Arion sama kagetnya dengan Alizeh dan melihat Alizeh kesal.
Arion menggeleng tidak percaya melihat Alizeh kusut baru bangun tidur.
"Bau lu! Mandi sana! Anak gadis kok jam segini baru bangun," komentar Arion.
"Kok ngatur? Terserah gua lah." Alizeh mengambil handuk di gantungan di kamarnya lalu berjalan cuek melewati Arion.
"Ngapain lu rempongin gua? Pake acara bangunin. Suka lu sama gua?" Alizeh melihat Arion curiga.
"Jangan geer. Om Bob yang suruh gua panggil lu buat sarapan. Mana gak bantuin masak lu. Ntar siang lu sama gua masak di dapur karena Om Bob mau pergi." Arion mengambil sapu dan mencampakkan ke Alizeh.
Untung saja Alizeh bisa menangkap sapu dengan cepat. "Ini apa?"
"Sapu! Pake nanya lagi. Bagian lu sapu teras. Tadi habis Subuh gua udah nyapu ruang tengah." Arion lalu pergi ke arah dapur, melewati ruang tengah.
Alizeh terdiam sebentar, berpikir, lalu mulai ingat kalau memang mereka mempunyai beberapa perjanjian selama tinggal di situ.
Alizeh memilih menyapu dengan cepat ruang tengah sampai sapu beberapa kali membentur meja, kursi, dan perabot. Lalu berlari ke kamar mandi.
Seperti yang dikatakan Arion, sarapan nasi goreng, telur mata sapi, dan brokoli rebus sudah tersaji di meja makan di dapur. Ada Arion dan Om Bob di meja makan. Arion sudah makan duluan, tidak memedulikan kedatangan Alizeh.
"Selamat pagi, Alizeh," sapa Om Bob ramah.
"Pagi, Om," balas Alizeh tersenyum pada Om Bob dan mengambil duduk di kursi sebelah Arion.
"Gak apa-apa kan kalau sarapan seadanya kayak gini? Kamu suka kan nasi goreng?" tanya Om Bob terlihat agak segan.
Alizeh tersenyum riang seraya mengambil piring dan sendok, langsung menyendok nasi goreng. "Ya nggak apa-apa dong. Justru aku suka."
"Dia semua juga suka, Om. Jangkrik sama cicak dibalado juga dia suka," celetuk Arion melirik Alizeh jahil.
Alizeh merebut teko teh dari tangan Arion dan segera menuang ke gelasnya. "Kalau aku terpaksa jadi kanibal, yang pertama aku makan mungkin yang paling brengsek."
"Udah, udah. Pagi secerah ini jangan dihabiskan dengan ribut deh. Oh ya, nanti kalian yang masak ya. Aku mau pergi nemanin Agi, cucuku cari keperluan sekolahnya," kata Om Bob terlihat lebih ceria hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chamber Soul/ Pasangan Pembasmi Iblis (18+)
RomansaAlizeh, gadis cantik menjadi yatim piatu karena tragedi genosida di desanya oleh sekelompok pasukan aneh dan sekte pemuja iblis. Ada tiga jin khodam yang bersemayam dalam tubuh Alizeh. Dua jin kerap menolongnya. Sementara jin ular betina membenci Al...