49. Case 5: BFF, Best Friend Forever? (FINAL)

17 3 5
                                    

Halo! Lama gak ketemu libur lebaran 😊. Masih pada setia baca cerbung ini kan? Jangan lupa support-nya, Guys. Kalau memang suka dan nunggu cerita ini bantu vote, komen, and follow. Thanks.

Tangan Sebastian gemetaran saat mengangkat cangkir tehnya sendiri dan mulai menenggak. Pria tampan dan bertubuh tinggi atletis itu tampaknya tidak bisa tidur selama beberapa hari.

"Tolong bantu temukan istri saya. Saya dengar kalian udah banyak membantu orang membasmi setan dan perkara mistis lainnya. Berapa pun maharnya akan saya bayar. Apa pun kebutuhan ritualnya akan saya penuhi," pinta Sebastian akhirnya dengan tatapan putus asa pada Arion, Alizeh, Om Bob, Fizzel, Mako, dan Enrique di depannya.

Om Bob menghela napas. "Kami bukan dukun, Mas. Tidak ada istilah mahar dan ritual tertentu," jelas Om Bob. Mungkin untuk yang kesekian kali karena banyak orang terkadang salah kaprah tentang tim pembasmi setan Chamber Soul.

"Apa pun itu, tolong bantu saya. Kita ke danau itu sekarang. Warga dan wanita paranormal itu bilang istri saya hilang di danau," kata Sebastian lalu bangkit dari sofa ruang tamu rumah mewahnya.

"Istri Mas bukan ada di danau. Danau itu cuma portal gaib yang bisa dilewati atau sekadar nyasar," kata Arion.

"Jadi istri saya ada di mana?" Sebastian menatap Arion sarat kecemasan.

"Di alam jin. Sepertinya ada jin besar yang memerangkapnya di sana. Atasan atau bos jin. Bukan cuma manusia yang punya ketua atau atasan," jawab Arion.

Sebastian menutup matanya. Sedih bercampur ngeri membayangkan nasib Laura.

"Dia masih hidup kan?" tanya Sebastian.

"Masih," jawab Fizzel cepat. "Aku bisa merasakannya. Tapi dia pasti ketakutan dan dalam situasi bahaya."

Sebastian terperangah. Air matanya menetes.

Arion langsung mengangkat pedang yang tadi diletakkan di meja.

"Kita harus bergegas sekarang sebelum telat. Portal gaib sebenarnya ada di rumah tempat istri Mas menghilang," kata Arion.

Mereka semua langsung bersiap pergi menuju rumah Juli. Om Bob sempat mengasah pedang jenawinya. Fizzel mengecek senjata tusukan dan shuriken yang telah dilumuri air daun bidara.

"Duh, kayaknya kasus berat lagi nih. Jin apa tadi?" Enrique mulai agak gentar.

"Pengecut lu!" Mako mengguit Enrique. Di kedua tangan Mako ada ketapel besar dan tongkat penyetrum.

"Gaklah. Ini saatnya gua nunjukin skill gua. Kan gua udah banyak latihan sama Arion," ucap Enrique percaya diri sambil mengangkat pedang di tangannya. Sementara boomerang disampirkan di punggungnya. Silat, tae kwon do, maupun muay thai yang sering dilatihnya bersama Arion memang belum terlalu ada kemajuan pesat, tapi Enrique mahir menggunakan boomerang bereleman kayu dan besi pemberian Om Bob.

"Baguslah kalau gitu. Yang kita hadapi sekarang energinya besar. Kemungkinan memang panglima jin," kata Arion.

"Lu gak apa-apa, Bro? Padahal lu baru nikah. Kalau terjadi apa-apa sama lu dan Alizeh gimana?" tanya Enrique benar-benar agak khawatir.

"Doa yang baik aja. Mau bapaknya setan atau jenderal iblis sekalipun selama Allah kasi jalan, manusia tetap menang. Kuncinya jangan takut," ujar Arion.

Arion beralih memandang Alizeh dan tersenyum. "Ya kan, Sayang?"

Alizeh mengangguk seraya membalas senyuman Arion.

"Ingat pesanku ya, Alizeh. Kalau aku kasi kode, kalian semua harus mundur," bisik Arion kemudian di telinga Alizeh.

Alizeh terdiam. Senyuman di wajahnya mendadak sirna. "Tapi ...."

Chamber Soul/ Pasangan Pembasmi Iblis (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang