16. Case 2: Kutukan Idol (Part 2)

12 4 0
                                    

Disclaimer: Hanya cerita fiksi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disclaimer: Hanya cerita fiksi. Tidak bermaksud menyinggung kepercayaan dan keyakinan masyarakat di suatu daerah.

Alizeh baru selesai mencuci piring. Gilirannya piket cuci piring hari ini. Pagi masih tidak banyak yang kotor. Hanya beberapa mangkuk dan perkakas bekas Om Bob masak hidangan ayam kremes dan olahan sayur asam.

Mangkuk terakhir baru dilap lalu diletakkan Alizeh di rak ketika samar-samar dia mendengar suara Arion bicara dengan seseorang di depan.

"Iya. Gimana kuliahnya? Lancar kan?" Terdengar suara lembut Arion.

"Alhamdulillah lancar, Bang. Abang kapan main ke sini lagi?" Suara seorang lelaki muda menyahuti Arion.

Alizeh tertawa heran. Ini kesekian kali ia mendengar Arion bicara selembut itu. Lalu siapa laki-laki muda yang bicara dengan Arion itu? Berusaha untuk tidak kepo, nyatanya, Alizeh tetap melangkah pelan-pelan ke depan untuk mengintip Arion.

Di ruang tengah Arion sedang video call dengan seorang remaja pria berkaca mata.

"Abang belum bisa ke sana, Fi. Masih ada beberapa hal mau Abang beresin. Yang penting kamu sehat kan? Kuliah jangan dipaksa banget. Kan hybrid. Kalau gak ada yang penting banget, jangan paksa ke kampus," kata Arion.

Pemuda yang dipanggil Arion "Fi" itu terus menyahuti Arion sambil memandang Arion.

Alizeh mengintip dari belakang Arion dan mulai merasa curiga. Ada yang aneh dari sikap lembut Arion pada pemuda itu. Mereka seperti saling dua orang yang saling menyayangi satu sama lain.

Astaga, batin Alizeh ngeri. Berusaha mengenyahkan pikiran, jangan-jangan Arion tidak normal.

"Uang yang Abang transfer bulan lalu masih ada gak, Fi?"

"Masih, Bang. Abang gak usah cemas lagi. Raffi gak apa-apa. Raffi bisa kerja sampingan sambil kuliah. Teman Rafii udah bantu cariin ...."

"Gak ... gak ...." potong Arion dengan nada agak meninggi, tidak senang dengan perkataan Raffi. "Kamu tuh baru terapi bulan lalu. Belum stabil. Gak usah kepikiran kerja-kerja dulu. Kasihan Mama kamu. Pikirin Mama deh. Masalah biaya gak usah khawatir kan Abang bilang."

Oh, jadi namanya Raffi. Arion kasi dia uang? Terapi? Alizeh masih mengintip penasaran.

Pembicaraan Arion dengan Raffi berakhir. Mereka mengucap salam.

"Tunggu dulu, Bang," ujar Raffi di layar handphone kelihatan penasaran melihat sekitar Arion. "Cewek yang di belakang Abang itu siapa?"

Tiba-tiba Arion bangkit. Alizeh gelagapan langsung kabur masuk ke kamarnya sebelum 'kegep' oleh Arion.

Tok!

"Auuuuw!" teriak Alizeh kesakitan saat kakinya tidak sengaja kepentok pintu saat berlari kabur. Cepat-cepat Alizeh mengunci pintu kamarnya.

Chamber Soul/ Pasangan Pembasmi Iblis (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang