RATE +18 tahun
"Satu hari bersama Arion ...." ucap Mako dengan geram bercampur kepo.
Fizzel dan Mako sama-sama berdiri di depan Alizeh yang didudukkan di sofa ruang tengah kosan. Begitu dengar kabar dari Om Bob bahwa Alizeh dan Arion sudah pulang pagi itu, mereka segera melesat datang ke sana. Langsung mengetuk pintu kamar Alizeh dan menyeret Alizeh ke sofa seperti disidang.
"Apa sih kalian?" Alizeh tertunduk dengan pendar merah di pipinya. Malu. Kaus hitam dan celana panjang milik Arion masih melekat di tubuh langsingnya. Untung Kak Huma masih menyimpan beberapa baju Arion untuk pakaian ganti Alizeh.
"Ih, malu-malu!" goda Mako menunjuk wajah Alizeh.
Fizzel malah menyingkap terbuka kaus yang dipakai Alizeh dan kaget melihat Alizeh belum pakai bra dan banyak kiss mark tertinggal di dada wanita itu. Bukan cuma di lehernya yang berusaha ditutupi Alizeh dengan syal.
"Bukan cuma pipinya yang merah. Uhh ... ada yang hot kayaknya nih kemarin." Fizzel juga ikut menggoda.
"Kebawa suasana. Sebenarnya gak niat begitu," ucap Alizeh ragu-ragu.
Gelak tawa Mako dan Fizzel malah semakin kuat berderai memenuhi ruangan. Alizeh langsung panik dan bangkit berdiri untuk menutup kedua mulut teman-temannya.
"Jangan berisik. Ntar yang lain dengar. Malu," peringat Alizeh cemas.
"Malu sama siapa sih? Semua udah tau selain Om Bob. Tapi Om Bob lagi di luar kan belanja pupuk tanaman ditemanin cowok baru kamu, Arion." Senyuman Fizzel masih terus mengintimidasi Alizeh.
Alizeh menghela napas panjang. Sadar bahwa dia harus menghimpun banyak kekuatan menghadapi ejekan Mako, Fizzel, dan Enrique selama beberapa hari ke depan.
Mako kembali menarik Alizeh duduk di sofa bersamanya. Fizzel juga ikut mengapit Alizeh. Pokoknya Alizeh tidak akan lolos.
"Jadi ...." Mako memperhatikan wajah Alizeh, leher, sampai ke bagian bawah tubuhnya. "Nggak sia-sia lu sampe keluar dari grup kita, hasilnya lu jadi dapat Arion. Mantap banget kan? Cerita dong!"
"Aduh. Apaan sih lu, Ko? Bukan gitu. Udah gua bilang gua nggak ngerencanain itu semua. Tiba-tiba aja udah begitu. Gua galau gara-gara lu berdua ninggalin gua, terus Arion gak biasanya ajak gua ikut sama dia sampai seharian lagi dia bilang. Waktu mau ke rumah kakaknya, hujan deras, gua udah cerita kenapa gua sama Arion kebasahan kena ujan, terus udah begitu deh ...." Alizeh tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. Terlalu malu.
Fizzel dan Mako saling pandang dan tersenyum. Namun mereka memilih untuk lebih tenang sekarang agar Alizeh tidak ngambek dan tetap mau cerita.
"Jadi kamu sama Arion udah berhubungan itu? Kalian udah sejauh itu?" bisik Mako.
Alizeh menggeleng. "Nggak. Kami nggak sejauh itu."
"Terus ini apa?" Fizzel menyentuh pelan leher dan dekat dada Alizeh.
Alizeh menempis tangan Fizzel risih.
Fizzel tertawa. "Kalau sama Arion aja lu nggak risih?"
Alizeh tersenyum sinis pada Fizzel. "Ya aku cewek normal, Fizzel. Kalau kamu yang sentuh ya jelas geli!"
"Ya ampun. Nikah aja udah kalian. Udah sejauh ini juga," komentar Mako.
Alizeh termenung. Wajah Arion terus membayanginya. Bahkan semua sentuhan Arion di tubuh Alizeh masih dapat dia rasakan.
"Alizeh." Fizzel menarik dagu Alizeh hingga bisa memandang langsung Alizeh. "Jangan pernah FWB-an. Sentuhan fisik yang insten itu bakal bikin cewek maupun cowok ketagihan. Mostly, cowok sih. Kalau cewek lebih ke perasaan. Bisa-bisa kamu jadi beneran cinta dan ketergantungan sama Arion."
KAMU SEDANG MEMBACA
Chamber Soul/ Pasangan Pembasmi Iblis (18+)
RomansaAlizeh, gadis cantik menjadi yatim piatu karena tragedi genosida di desanya oleh sekelompok pasukan aneh dan sekte pemuja iblis. Ada tiga jin khodam yang bersemayam dalam tubuh Alizeh. Dua jin kerap menolongnya. Sementara jin ular betina membenci Al...