The wedding Rana & Arria

44 1 0
                                    

Hari berbahagia yang di tunggu dan di nanti banyak orang telah tiba, terutama untuk kami sepasang kekasih yang memimpikan hidup bersama dan bahagia. Hari paling indah seumur hidupku, janji nya pada tuhan untuk melindungiku dan bertanggung jawab pada hidupku adalah suatu cinta yang sangat besar menurut ku.

Pukul 04.00 pagi aku sudah berada di gedung pernikahan ku. Aku mulai di rias selama berjam-jam untuk hasil yang aku inginkan. Pukul 08.00 semuanya sudah siap, aku di rias menjadi pengantin yang sangat cantik kala itu. Arria dan rombongannya telah tiba di gedung.
Aku menunggu di belakang dan mendengar semua suara yang ada di depan, tentang sambutan, pembacaan ayat suci Al-Quran, dan yang sangat aku nantikan yaitu ijab qobul.

Saat itu aku mendengar arria mengucap.
"Saya terima nikahnya Rana Ananda binti Hasan Harun dengan mas kawin emas sebesar sepuluh gram dibayar tunai" lalu penghulu bertanya sah? Dan serentak semua orang yang hadir berkata "Sahh!"

Ma sya Allah sebuah kebahagiaan dan rasa syukur yang aku dapatkan saat itu sangat indah. Aku sangat bahagia sampai tidak bisa berkata bahkan menangis. Aku tidak tau harus apa aku hanya tersenyum dengan gemetar kala itu.

Akhirnya aku di antar keluar menemui suamiku, Arria. Dia tersenyum padaku lalu berkata "Cantik". Aku menyalaminya, menandatangani buku pernikahan kami. Suasana haru dan bahagia tengah kami rasakan kala itu. Setelah semua proses akad telah selesai kami melanjutkan sesi foto lalu duduk di pelaminan.

Ratusan orang datang kala itu, teman, saudara dan kerabat kami menghadiri acara pernikahan kami. Begitu banyak ucapan selamat dan hadiah yang kami terima. Rasanya luar biasa sekali berdiri di depan banyak orang dengan pandangan yang senang.

Tidak terlalu banyak acara pada pernikahan kami. Kami hanya mengadakan sawer untuk meramaikan acara dan panggung hiburan. Kami duduk di pelaminan selama berjam-jam sambil menyalami orang dan melihat orang-orang sedang menikmati hidangan.

Hari berlalu begitu cepat, acarapun berakhir. Kami mengganti pakaian kami dan bersiap untuk pulang dengan rasa bahagia yang teramat dalam. Aku sangat menyayangi nya. Aku bahagia sekali arria sampai sekarang pun aku masih merasakannya. Suaramu mengucapkan ijab qobul pun masih teringat jelas di kepalaku.

Kami berada di rumah saat itu, di kamar ku. Rasanya sangat asing ada seorang lelaki di kamarku. Karna saking cape nya akhirnya kami tertidur kala itu. Ketika aku terbangun aku terkejut ada lelaki di samping ku yang ternyata arria. Aku lupa kala itu aku sudah menikah dengannya, dia adalah suamiku. Aku masih tidak percaya saat itu karna saking senangnya.

Bahkan saat ini pun aku masih tidak percaya pernah menjadi istrinya. Saat ini pun aku tidak percaya aku sudah tidak menjadi istrinya. Aku masih tidak percaya dia meninggalkan ku. Tapi tidak apa, aku tetap merasa bahagia dengan mengingat masa indah itu dan menuliskan nya disini.

Tujuh bulan bersamamu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang