Saat itu aku kembali ragu akan keseriusannya padaku. Apa lagi yang harus di tunggu? Aku dan dia sudah semakin dekat. Orang tua kami sudah saling mengetahui. Lalu apa lagi selanjutnya.
Kala itu aku sangat takut, dengan rasa sayang ku yang dalam padanya. Aku takut bahwa pada akhirnya dia akan meninggalkan ku tanpa menikahiku. Aku takut pada akhirnya aku akan ditinggal sendiri lagi. Aku akan menyalahkan diri ku lagi atas semua yang terjadi.
Aku bertanya pada diriku, bagaimana jika omongannya pada ku hanya sebagai kalimat penenang. Bagaimana kalau memang benar namun kita tidak berjodoh. Akhirnya ku coba bicarakan lagi masalah ini padanya.
Hari itu ku coba beranikan diri untuk mengirim pesan padanya.
Rana : Aku pengen nikah secepatnya, aku takut lagi, aku takut ujugnya jadi sia-sia
Arria: Kenapa kaya gitu? Aku janji bakal nikahin kamu, aku usahain secepat mungkin, kamu sabar ya
Rana : Apa buktinya? Kalau emang kamu serius harusnya bawa keluarga kamu kesini secepatnya
Arria : iya sayang, aku usahain, nanti aku ngobrol ke ibu ya, kamu tenang aja percaya sama aku.
Kira-kira seperti itu percakapannya. Aku sedikit lebih tenang meskipun masih ada keraguan dalam diriku. Aku takut kehilangannya, namun aku juga takut mempertahankan orang yang salah kala itu.
Aku terus mendesak nya untuk segera berbicara kepada kedua orang tuanya. Saat itu dia sudah pernah berbicara pada orang tuanya namun orang tuanya merasa semuanya terlalu terburu-buru. Mereka merasa mungkin harus lebih mengenal satu sama lain dulu.
Namun aku tidak pernah menyerah untuk membujuk arria berbicara lagi pada orang tua nya. Arria pun sama, tidak menyerah untuk berusaha meyakinkan orang tua nya. Dengan segala upaya dan bujukan pada orang tuanya, akhirnya berhasil meluluhkan orang tuanya.
Saat itu orang tua nya menyetujuinya namun belum bisa memberikan hal yang pasti. Mereka mungkin bisa mulai untuk bersilaturahmi terlebih dahulu. Terlepas apa yang terjadi selanjutnya semoga mendapat jawaban yang baik.
Arria memberi tahu ku kapan pastinya orang tua nya akan datang pada keluarga ku. Aku sangat senang saat itu, merasa telah mendekati sebuah kebahagiaan yang aku harapkan. Harapan ku adalah arria, bahagiaku adalah arria, kalian tau begitu cintanya aku pada arria. Lantas saat ini ketika aku kehilangannya mungkin kalian tahu bahwa aku sehancur apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tujuh bulan bersamamu [END]
RomantizmBagaimana bisa pernikahan hanya bertahan tujuh bulan? Aku bahkan tidak punya kesempatan untuk merayakan satu tahun pernikahan. "Aku talak kamu sekarang" sebuah pesan masuk yang membuat seluruh tubuhku bergetar. Kalimat yang sangat tidak ingin aku de...