Yang ku tunggu

27 1 0
                                    

Mengapa aku sangat lemah, aku kembali terjatuh dalam lubang yang gelap. Aku kembali terperangkap kalimat indah yang arria katakan padaku. Kalimat yang menyatakan bahwa dia masih mencintaiku, dia merindukan ku dan masih menginginkanku.

Aku kembali lemah, aku kembali percaya pada kalimatnya. Aku kembali terperangkap dan ketakutan kehilangannya. Aku tahu betul dia tidak akan kembali, namun karena kalimat indahnya membuatku tidak bisa bergerak.

Ketika aku merasa bahwa dia akan bersama perempuan lain aku cemas, menghubungi nya meminta pengakuan dan kalimat indahnya lagi. Aku selalu bersikap seperti itu. Aku tidak berhak memintanya untuk membuatku dapat pengakuan.

Arria mulai kembali menjauh. Dia tidak suka dengan aku yang selalu bersikap seperti itu. Dia katakan jika aku terus seperti itu, dia tidak akan mencintaiku lagi. Dia sama sekali tidak ingin membahas atau berdebat tentang apapun.

Aku menangis lagi, aku merasa serba salah dengan diriku. Aku merasa punya hak untuk mendapatkan pengakuan karna sebelum nya dia yang bilang padaku bahwa dia masih mencintaiku. Namun ketika aku bersikap seperti itu arria tidak suka dan marah seolah aku mengganggu ketenangannya.

Kami belum resmi bercerai. Kami hanya pisah ranjang, arria tetap akan menceraikan ku, namun aku tidak tahu pasti kapan itu akan terjadi. Aku menunggu dengan kecemasan, kegelisahan dan kesedihan. Bagaimana rasanya menjadi diriku yang seperti ini jika kalian membayangkannya.

Arria menarik ulur hatiku, membuatku kadang kecewa padanya dan kadang pula membuat ku tertarik lagi pada dirinya. Kalimat nya yang mengatakan masih mencintai ku adalah salah satu alasan kenapa aku masih bertahan untuk menunggunya. Aku masih berharap dia akan kembali kepadaku.

Rasa sakit yang ku terima darinya tidak ada apa-apanya ketimbang rasa sayang ku padanya. Kalimat-kalimat yang menusuk hati selalu ku terima dengan lapang dan ku maaf kan. Tarik-ulur perasaan yang dia lakukan aku terima dengan harapan aku akan terus di tarik ke sisinya.

Setiap hari dengan kecemasan, kegelisahan dan kesedihan aku menunggu datangnya hari itu. Hari dimana akhir dari semua rasa sakit ku. Aku tidak tahu bagaimana akhir dari cerita ini. Apa aku menunggu untuk mendapatkan akhir bahagia dengan kembali bersamanya, atau aku menunggu dengan akhir mendapat surat dari pengadilan agama.

Tujuh bulan bersamamu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang