Rumah nya

43 2 0
                                    

Seperti biasa hari itu dia menjemputku di ujung jalan. Diperjalanan menuju rumahnya kami mampir untuk membeli kue kesukaan ibunya. Rasanya malu jika aku mengunjungi rumah nya tanpa membawa apa-apa jadi kuputuskan untuk membeli kue kesukaan ibunya. Hati ku berdebar sangat kencang hari itu. Banyak sekali ketakutan yang tersimpan dalam hati ku.

Aku takut ibunya tidak menyukai ku, aku takut ibunya tidak menyetujui hubungan kami, aku takut melakukan kesalahan saat pertemuan pertama. Aku takut jika semuanya menjadi sia-sia. Bagaimana kalau ternyata ibunya tidak setuju dan hubungan kami berakhir. Aku berkata padanya bahwa aku ketakutan, namun dia berusaha menenangkan.

"Gausah takut, ibu ku baik, dia gakan gimana-gimana kok, tenang aja percaya sama aku" ucapnya menenangkan ku.

Akhirnya kami sampai di rumah nya, aku berkenalan dengan ibu dan bapaknya. Kami tidak terlalu banyak mengobrol hanya beberapa kalimat basa-basi. Setelah itu ibunya meninggalkan kami berdua di ruang tamu. Hari itu kami menghabiskan waktu di rumahnya. Kami memesan makanan lewat aplikasi dan menonton film di rumah.

Tak terasa hari mulai sore, aku rasa sudah cukup waktu ku bersamanya. Aku memutuskan untuk pulang dan berpamitan kepada kedua orang tuanya. Dia pun berpamitan juga untuk mengantarkan ku pulang. Diperjalanan aku kembali berbicara kepadanya bahwa aku takut ibunya tidak suka, namun dia bilang tidak usah di pikirkan dan pasti semuanya akan berjalan dengan lancar.

Sepulang mengantarkan ku dia memberitahu bahwa ibunya menyukai ku. Dia menyakinkan ku bahwa hubungan kita akan berhasil. Saat itu kami sangat senang, tidak hanya restu dari orang tua ku tapi restu dari orang tua nya juga begitu baik. Semuanya membuat kami yakin untuk terus melanjutkan hubungan ini.

Aku sangat senang, setelah sebelumnya aku dikecewakan seseorang, bahkan orang tua nya pun merendahkan ku, akhirnya aku menemukan sosok yang lebih baik dari itu. Arria, iya dia orang yang sangat aku sayang. Orang yang paling aku takut kan akan meninggalkan ku.

Arria, saat kau membaca ini aku harap kau telah bahagia dengan apa yang telah kamu pilih. Saat kau membaca ini aku berharap sedikit ingatan mu tentang ku teringat kembali. Bagaimana dulu kamu mencintaiku dan aku mencintaimu. Meskipun sekarang hanya aku yang mencintaimu.

Aku tetap merasa bahagia meskipun aku tidak bersamamu, mengenalmu adalah suatu kebahagiaan. Mencintaimu adalah suatu kesempatan yang sangat indah. Menuliskan kisah ku tentang mu adalah suatu anugrah. Aku tidak bisa mengungkapkan perasaan ku secara langsung, maka akan ku coba lewat tulisan ini.

Tujuh bulan bersamamu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang