Sebenarnya aku tidak punya keberanian untuk menulis kembali cerita ini, namun aku rasa bagaimana pun juga aku harus menulisnya sampai akhir. Setelah sekian lama berhenti mencari arria aku merasa mulai tenang dan baik- baik saja. Ku kira rasanya akan terasa membuat ku semakin menggila, ternyata rasanya lumayan baik. Aku katakan mungkin diriku sudah lelah terus mengharapkan arria yang tidak akan pernah pulang.
Hari itu aku mendapat sebuah pesan dari pengadilan agama untuk jadwal sidang pertama. Aku tidak menangis sama sekali membaca pesan tersebut, aku merasa bersyukur bahwa semua hal yg selama ini aku lalui menuju ke titik terang. Aku sudah berniat tidak datang ke pengadilan untuk mempermudah proses perceraian.
Satu hari sebelum jadwal sidang arria menghubungi ku. Aku katakan padanya aku tahu tentang panggilan dari pengadilan agama dan aku katakan tidak akan datang. Aku menangis kala itu, bukan karena aku mendapat panggilan dari pengadilan agama namun karna mendapat pesan dari arria.
Dia membaca semua tulisan ku disini, dia mengirim pesan di wattpad bahwa dia sedih membaca tulisan ku, dia juga bertanya mengapa aku berhenti menulis lalu dia juga berkata terasa berat untuk hari esok menghadiri persidangan. Saat itu aku tidak terlalu menggubris pesannya bahkan ketika dia bilang mencintai ku.
Tepat pada hari persidangan, aku pura-pura tidak terjadi apa-apa. Aku berusaha tidak ingat bahwa hari itu arria sedang di pengadilan agama untuk menyelesaikan hubungan kami. Aku terlalu asik berpura-pura lupa hingga akhirnya aku benar lupa bahwa hari telah berlalu begitu saja.
Aku tidak tahu bahwa pada malam setelah persidangan arria menghubungi ku lewat WhatsApp. Aku menangis membaca pesannya, dia mengatakan bahwa sampai kapan pun akan terus mencintai dan menyayangi ku, dia merasa akan menyesal seumur hidup meninggalkan ku, dia merasa bersalah membuat aku menunggu terlalu lama, dia berkata masih mendoakan ku dan memanggilku dengan panggilan sayang.
Aku tidak berhenti menangis setelah membaca pesan itu. Aku tidak tahu kenapa aku menangis. Apa aku menangis karna seperti ini akhir dari hubungan kami atau aku menangis karna senang arria berkata seperti itu padaku. Aku bahkan tidak punya keberanian menanyakan bagaimana keadaan dipersidangan. Aku terlalu takut untuk membalas pesannya, aku takut terjatuh kedalam lubang yang sama.
Sampai hari ini aku masih sering membaca pesannya berulang kali dan menangis. Aku bahkan tidak tahu kenapa aku melakukan itu. Aku kebingungan dengan semua hal yang terjadi di hidupku. Aku menyuruh arria untuk tidak lagi menghubungi ku dan bahkan menyuruh mengaggap kami sudah sama-sama mati, namun kadang kala aku ingin menunjukkan bahwa aku masih hidup.
Aku mengikhlaskan nya, menerima keputusan untuk pergi meninggalkan ku, namun yang membuatku kebingungan adalah mengapa dia selalu kembali menghubungi ku setelah aku berusaha keras hidup dengan tenang tanpa memikirkannya sedikitpun. Kepala ku rasanya ingin pecah dengan semua hal tentang nya yang berputar dikepala. Aku tidak tahu apa mau dan maksud arria padaku, yang jelas tindakannya sangat melukai hatiku.
Arria jika kamu membaca ini tolong berhenti membuat ku semakin tertekan seperti ini. Aku ingin hidup tenang tanpa memikirkan mu sedetikpun. Hiduplah dengan layak, berhentilah kembali padaku dan jangan mencintai ku. Cintai perempuan lain, perempuan yang layak kamu usahakan dan bahagiankan. Aku tidak layak untuk menerima apapun. Aku hanya ingin hidup dengan tenang. Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tujuh bulan bersamamu [END]
RomanceBagaimana bisa pernikahan hanya bertahan tujuh bulan? Aku bahkan tidak punya kesempatan untuk merayakan satu tahun pernikahan. "Aku talak kamu sekarang" sebuah pesan masuk yang membuat seluruh tubuhku bergetar. Kalimat yang sangat tidak ingin aku de...