Perasaan Arria

41 1 0
                                    

Aku tahu aku bodoh. Kala itu setelah pulang dari rumah sakit aku kembali menghubungi arria. Aku mengemis perhatian dengan penyakit depresiku. Aku meminta belas kasihannya atas apa yang telah terjadi padaku. Aku menceritakan semuanya pada arria apa yang aku alami.

Arria tidak bergeming saat itu, namun aku tidak putus asa untuk terus menghubungi nya. Aku katakan bahwa aku merasa tidak adil jika dia baik baik saja namun aku berakhir seperti ini. Aku tau seberapa banyak chat yang aku kirimkan padanya tidak akan pernah dia balas.

Aku terus mengetik pesan padanya berharap dia akan membalas. Berapa menit kemudian dia membalas pesan ku, kira-kira seperti ini omongan dia padaku saat itu.

"Aku ga pantes buat kamu"

"Aku sedih liat kamu kaya gini"

"Setiap hari rasanya kaya mau nangis liat kamu kaya gini"

"Aku diemin kamu karena aku sakit hati setiap liat kamu sedih, aku gamau sedih gara-gara liat kamu sedih"

"Itu ngebuat aku sakit banget, aku ga tega tapi mau gimana lagi"

"Maaf udah bikin luka separah itu"

"Waktu kemarin kamu ke RS aku sedih, aku gamau dateng, aku sempet ada niatan buat nemuin kamu ke sana cuman aku urungkan niat aku karna aku gamau jadi masalah"

"Aku masih sayang kamu sampai kapanpun"

"Kamu cantik, kamu tipe aku"

"Aku masih mau sama kamu sebenernya"

"Aku sayang kamu"

"Aku kesepian disini tanpa kamu"

"Aku kangen peluk kamu"

"Kamu cantik banget sayang"

"Aku sayang kamu"

"Aku sayang kamu"

"Aku sayanggg kamuuu"

"Istriku sayangg"

"Sayang?"

"Sayangggg?"

"I love you"

"Aku emang egois tapi bukan buat diri aku sendiri"

"Aku bakal nyesel seumur hidup, tapi gapapa, tujuh bulan pun udah cukup bikin aku bahagia bareng kamu"

"Aku sangat menikmati waktu bareng kamu"

"Aku seneng, sekaligus nyesel"

"Jangan sedih terus ya sayang"

"Kalau ada kesempatan kita boleh ketemu?"

Begitu ungkapan perasaan arria padaku hari itu. Aku sangat senang sekaligus sedih. Aku senang dia masih mencintaiku, aku senang dia menjauh dari ku bukan karna membenci ku atau tidak peduli, melainkan dia juga merasa sakit atas rasa sakitku. Namun aku juga merasa sedih meskipun arria masih mencintai ku dia tetap tidak akan kembali padaku.

Aku tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku tidak tahu apakah arria benar ingin bertemu kembali denganku sekedar mengobati rasa rindu kami berdua. Aku tidak bisa membayangkan pecahnya tangisku jika bertemu nya nanti. Aku sangat merindukannya, aku ingin menangis di pelukannya.

Saat ini sesekali kami masih berkomunikasi, namun arria tetap menjaga jarak untuk tidak terlalu intens. Bagaimana pun aku tetap merasa senang. Arria masih mencintai ku, arria merindukan ku dan ingin bertemu denganku. Satu lagi, arria tau bahwa aku menulis kisahku tentangnya disini. Arria membacanya dan menyukainya.

Dia menikmati tulisannya. Baginya aku romantis menuangkan semua perasaan ku disini. Menceritakan bagaimana besarnya cintaku padanya.

Aku menjadi sangat tidak sabar untuk bertemu arria kembali. Aku sangat ingin memeluk nya dengan erat. Arria aku sangat senang dan aku sangat mencintamu. Sampai jumpa dipertemukan kita nanti.

Tujuh bulan bersamamu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang