- BANTEN -

85 2 0
                                    

Alanara

     - B A N T E N -
  
Didalam lemari pakaian Alan banyak tersimpan berbagai macam obat penenang dan beberapa alat untuk barcode

"Kakak? Secape ini ya...",air mata anak itu kembali mengalir melihat obat obatan di lemari sang kakak

Athan dengan lihai membersihkan kamar sang kakak dan menyembunyikan beberapa barang penting sang kaka agar tidak ketahuan oleh Arlan ataupun Nathan

...

Sesampainya Alan dan ibunya di banten.. tepatnya di kediaman dari Andres ayah tiri Alan

"Mah", tegur anak lelakinya

"Kenapa lan?"

Mata binar Alan menatap sayu kearah sang ibu, tak sanggup mengingat kesalahannya di masalalu ketika ia menumpahkan segelas susu ke wajah Athan yg membuat nasib nya menjadi seperti ini, kakinya mulai gemetar ketika ia perlahan menurunkan pandangan nya kearah perut sang ibu yg sedang mengandung adik tirinya

"Kenapa sayang?", tanya Ara

"Jangan deket deket Alan mah",tegur nya seraya mundur menjauh dari sang ibu

"Kenapa?", tanya Ara dengan nada lembut

Badan nya terjatuh kebawah, air matanya mulai keluar ketika sang ibu hendak mendekatinya.. rasa takut bercampur khawatir sedang menghantui anak lelaki itu, ditambah lagi memori ketika Nathan memukuli nya...

"Mah.. Alan gamau nyakitin adek",ucap anak lelaki itu sembari menyeka air matanya yang tak henti mengalir

Ara hanya bisa terdiam ketika ia mendengar perkataan itu terlontarkan dari mulut anak lelakinya itu

"Tidak, alan tidak akan menyakiti adek", jawab Ara dari posisi yang cukup jauh dari alan

Andres yang melihat hal itu menghampiri alan dan bermaksud ingin mengelus rambut hitam tebal yang di miliki anak itu, namun sikap spontan alan menjauh menunjukkan bahwa dia masih hidup didalam trauma yg di sebabkan perlakuan kasar dari Nathan

"Saya tidak akan menyakiti mu",ucap Andres

Mata indah anak laki laki itu mulai menatap wajah Andres yang tak kalah indah dengan nya... Jemari Andres mulai mengelap air mata Alan dan menghanyutkan anak laki laki itu kedalam pelukannya, di susul dengan Ara

"Kami tidak akan menyakiti anak se indah dirimu",ucap Andres yang terus menenangkan Alan

"Mereka jahat", ucap anak laki laki itu dengan di selingi Isak tangisnya yang sangat pedih

"Itu mereka bukan kita",ucap Andres dengan terus mengelus punggung anak lelaki itu

"Mamah.. j-jangan pernah tinggalin Alan l-lagi, Alan capek",ucap anak itu sambil terbata bata

"Mamah disini sayang, gabakal pernah ninggalin alan",ucap Ara

Alan menatap wajah ibu dan ayah tirinya dengan tatapan penuh harapan ia mulai mengelap bersih air matanya dan memegang perut ibunya seraya berkata "Abang gabakal pernah ngelakuin kesalahan yang Abang lakuin dulu ke kamu", setelah itu alam mengecup perut ibunya dan mulai berdiri.. mereka bertiga berjalan menuju ruang tengah yang disana sudah ada sepiring roti yang di siapkan oleh art mereka yaitu mbok Minah

"Silahkan makan mas",ucap mbok Minah

...

"Okta jangan nangis terus" ucap adeeva

"Okta kangen Alan.. Okta gabisa ngerjain pr matematika tanpa Alan",ucap gadis itu sambil menatap pr matematika nya yg blm juga selesai

"Harus gue telfonin Alan?",tawar Aldi

ALANARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang