- peri kecil Alan -

81 1 0
                                    

DISCLAIMER CHAPTER YANG MENGANDUNG 18+ AKAN DI HAPUS SEBAGIAN. JADI JADWAL UP AKU ITU SETIAP KAMIS SAMA MINGGU, JADI SEMISAL AKU UP DI HARI MINGGU CHAPTER YANG ADA 18+ NYA DI HARI KAMIS SEBAGIAN PART DI CHAPTER INI AKAN DIHAPUS DEMI KENYAMANAN PEMBACA ‼️ jadii jangan sampai ketinggalan yak!! Okeyy makasih perhatian nya happy reading molor :3
























Alan berjalan menuju rumah nya memandang kanan kiri nya, ia memasuki pintu rumah nya berjalan kearah kamar nya dan melihat sang istirnya dengan bayi cantik di sebelahnya tertidur lelap.

"Sayang, kamu udah pulang",tanya Okta sama tidur nya

"Iya",Alan mendekat kearah kasur dan mengelus rambut milik Okta. "Mamah papah hari ini kesini ta",ucap Alan

"Bareng Ade kamu?",tanya Okta

"Iya"

"Buat makanan sama yang lain udah aku pesen kamu istirahat aja",ucap Alan, Okta mulai membuka matanya lebih jelas melihat suaminya yang duduk tepat di sampingnya.

"Makasih udah ngelahirin peri kecil aku dengan selamat sayang, makasih juga udah bertahan di gempuran musuh musuh aku",ucap Alan seraya memegang pipi Okta dan mengecup nya

* * * * *

Malam pun tiba, ayah ibu Alan dan Okta sudah berada di rumah mereka.

"Cantik sekali cucuk omaa",ucap ibu Alan dengan girang

"Mau kamu kasih nama siapa?",tanya ibu Okta

"Nama ya??",Okta melirik kearah Alan

"Aku udah ada",ucap Alan

"Siapa?",tanya ibu Alan

"Feni’anindra Putri Ferendika",ucap Alan

"Kenapa itu?", tanya Okta

"Iyaa satu satunya putri di keluarga ferendika",ucap Alan

"Iyaaa"

Setelah itu mereka lanjut berbincang bincang dan setelah itu ayah ibu Alan masuk ke kamar mereka yang sudah di siapkan karena memang mereka ingin menginap disana, namun orang tua Okta tidak bisa menginap karena harus mengurus bisnis keluarga mereka

* * * * *

Okta menatap Alan yang sedang sibuk bermain dengan buah hatinya

"Sayang",panggil Okta

"Iyaa kenapa?",Alan menoleh sekilas kearah Okta

"Pascal beneran bubar?",tanya nya

"Iya"

Okta berjalan kearah jendela yang terbuka karena hembusan angin yang kencang pertanda akan ada hujan lebat malam ini. Ia berjalan kearah balkon menikmati semilir angin yang menerpa kulit nya, beberapa percikan air dari gerimis hujan yang mulai turun dari langit

"Masuk sayang",ucap Alan

"Aku mau disini dulu, lega rasanya lan setelah terbebas dari banyak masalah dan kita bisa hidup tanpa adanya masalah dengan orang orang itu",ucap Okta lega, Alan beranjak dari kasur mulai jalan kearah istirnya memeluk Okta dari arah belakang dan menenggelamkan wajahnya di tengkuk Okta, posisi Alan yang tak mengenakan pakaian membuat angin lebih mudah membuat nya merasa dingin.

"Setelah Feni besar kita pindah dari kota ini ya sayang, kita jauhin orang orang jahat itu",ucap Alan, Okta membalik tubuh nya menatap wajah Alan yang sangat lelah. Mendekap tubuh ringkih itu

"Maafin aku udah terlalu egois dalam hubungan kita ta",ucap Alan seraya mengusap perlahan rambut istrinya

"Maafin aku juga yang gak paham sama posisi kamu, yang juga terkadang masih egois sama kamu",ucap Okta

"Aku akan lebih mencintai kamu Okta, aku akan lupakan Siera. Aku mau kehidupan kita setelah lahirnya Feni menjadi lebih baik, satu dua rintangan pasti ada tapi tidak harus rubuh kan?",ucap Alan seraya terus mengusap rambut istrinya

"Aku akan selalu jadi teman kamu dalam setiap waktu dan perjalan kamu, baik buruknya kamu akan aku terima lan, jangan pergi terlalu cepat peri kecil kamu butuh kamu",ucap Okta

"Sayang, aku akan memberikan semua hak kamu sebagai seorang istri tidak akan pernah mengekang kamu lagi karena cintaku yang masih belum sempurna, hidup dan matiku sekarang hanya milikmu Oktavia Alegra",ucap Alan, Okta menatap Alan menyakinkan dirinya sendiri bahwa apa yang Alan katakan itu benar adanya. "Termasuk ibadah di atas kasur?", tanya Okta

"Iya sayang, aku gak akan kasar ke kamu hanya perkara kamu minta hal itu",ucap Alan.

"Feni",Okta berjalan masuk ke kamarnya di ikuti Alan yang seraya menutup pintu balkon agar angin yang bercampur dengan gerimis itu tidak masuk ke kamar dan malahan membuat anak nya sakit. Okta menggendong Feni kesana dan kemari hingga bayi itu tertidur, setelah itu Okta beranjak menidurkan nya di keranjang bayi. setelah dirasa buah hatinya sudah tertidur nyenyak Okta beranjak ke kasur yang sedari tadi sudah ada Alan dengan laptop nya

"Sayang",Okta menatap Alan namun tidak ada jawaban yang ia mau, jemari kecil nya meraba kearah aset pribadi milik Alan membuat pria yang awalnya fokus dengan pekerjaan nya itu sedikit menekuk kakinya dan meringis geli

"Nakal",ucap Alan lalu mengambil tangan Okta menatap istrinya itu, wanita ini benar benar...

"Lan.. kamu bilang..",Alan meletakan telunjuk nya pada bibir mungil Okta. "Ambilin sabun ke kamar mandi, yang botol biru.. itu sabun buat bersihin laptop aku",ucap Alan. Membuat Okta menghela nafasnya dan beranjak dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandi. Namun tanpa ia ketahui Alan mengikuti nya dari belakang

"Ish mana sih ahh...",ketika Okta sibuk mencari sabun tersebut tanpa sadar Alan datang dari arah belakang dan meremas bokong Okta dari belakang membuatnya tak sengaja mendesah.

[ SEBAGIAN PART SUDAH DI HAPUS ]

Ia mulai membuka seluruh pakaian nya dan tak menyisakan sehelai benang pun disana. Begitupun nasib dengan Okta yang sudah tak menggunakan apapun.

Tangan nya mulai menggenggam kedua tangan Okta dan menarik nya keatas.

"Kau yang meminta sayang"

[ SEBAGIAN PART SUDAH DI HAPUS ]

"Terus sebuth namaku sayang"

Ia terus menggoyangkan pinggulnya dengan tempo cepat yang menimbulkan suara suara tersebut.

pada akhirnya  wanita itu pelepasan duluan.

"Aku masih ada satu permainan sayang",ucap Alan lalu

"Sebut namaku sayang",

[ SEBAGIAN PART SUDAH DI HAPUS ]

"Ini yang kamu mau kan sayang?", tanya Alan dan di jawab dengan anggukan pelan dari Okta. Ia memeluk tubuh istrinya menutup mereka dengan selimut dan mulai tertidur.

Bersambung.

ALANARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang