- PENDIDIKAN -

75 2 0
                                    

Alanara

     - P E N D I D I K A N -

"Cup cup, sudah yaa.. mau mie ayam?, atau mau thai tea?",tanya Alan berusaha menghibur Okta

"Mau Alan",ucap nya

Tangan Alan mulai mengambil jemari jemari kecil Okta dan menyatukan nya dengan tangan nya menjadi sebuah genggaman

"Dah.. Alan gabakal hilang",ucap alan

...

keesokan harinya Alan menyiapkan barang barangnya untuk kembali ke Banten

"Ta",tegur Alan

Okta yang mendengar suara Alan menghentikan langkahnya didepan gerbang sekolah dan berbalik ke arah Alan

"Kenapa lan?",tanya Okta

"Baik baik ya.. gue mau balik ke Banten",ucap Alan sambil mengusap kepala gadis itu

Okta menundukkan kepalanya dan bulir bening itu mulai keluar melalui pelupuk matanya

"Stt, jangan nangis.. ini demi masa depan ta, mamah nyuruh Alan tetap stay di banten dan lanjut sekolah disana",jelas alan

Okta menatap mata Alan penuh arti bahwa ia benar benar tak ingin pria itu pergi jauh darinya

"Alan janji bakal balik,dan kalau ada apa apa Alan bakalan langsung balas ke orang itu",ucap Alan

"Iya lan.. harus balik ya",ucap Okta

"Iya ta, bye",ucap Alan lalu melajukan mobilnya

...

"Alan!!",teriak Ara

Deg... Ketika mendengar teriakkan dari ibunya Alan merasa sangat takut, memori kelam akan perlakuan Nathan teringat kembali di otak anak lelaki itu

"Jelaskan ke mamah apa yang kamu lakuin sama Abang kamu",ucap Ara

"Mah.. biarin Alan masuk dulu",ucap Alan

"Ga",singkat Ara

"Maaf mah.. Alan gasuka dengan perlakuan Abang yang melecehkan Okta, mamah taukan dari dulu Alan gabisa kalau ngeliat mamah atau Okta di ganggu.. walaupun itu sama keluarga Alan sendiri, apalagi ini masalah kehormatan wanita mah",jelas alan

Mata indah Ara menatap ke wajah anak keduanya itu

"Kamu benar, tapi kamu juga salah",ucap nya

"Iya mah.. Alan salah, mamah boleh hukum Alan sepuas mamah",ucap anak lelaki itu sambil tersenyum manis

"Hukuman yang pantas buat Alan yaitu jangan masuk rumah sampai pukul 12.00 malam",ucap Ara

"Iya mah",jawab Alan dengan senyuman

Andres berjalan mendekat kearah Alan lalu menepuk perlahan bahu Alan "hebat, lelaki yang hebat",ucap Andres

"Terimakasih yah..",jawab alan

Ara memeluk erat putranya lalu mengelus elus punggung putranya itu "maaf mamah ga bermaksud lan, tapi mamah udah pernah bilang kalau kalian sesama keluarga jangan sampai saling menyakiti walau kamu benar tapi itu tetap salah ya sayang",ucap Ara

"Iya mah, Alan tau Alan salah",ucap Alan

"Yasudah kami masuk ya lan, gabaik  buat kandungan mamah kamu",ucap Andres

"Iya yah"

Andres dan Ara berjalan menuju kedalam rumah, sedangkan Alan berduduk di kursi taman menunggu waktu hukuman nya selesai

ALANARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang