Alanara
- j i w a n y a y a n g
s u d a h m a t i -Apa yah?",Alan menatap sang-ayah dengan tatapan penuh harapan
"Gaboleh ada yang nyentuh kamu atau ayah bakalan bunuh orang itu",tegas Andres
"Siap pah!! Pascal bakalan jagain Alan!! Itu pasti!!", ucap Alan dengan semangat.
*
*
*Tokoh yang melegenda dalam sebuah aksara adalah nyonya penyandang hati sang pujangga. Pena dan kertas yang menjadi saksi bisu dari sebuah kerinduan nya, dia yang menjadi sebuah tokoh utama dalam coretan nya.
Alan mulai mengisi acara demi acara yang berlangsung pada hari guru saat itu, dari pembukaan hingga akhir di tutup dengan salam perpisahan karena Alan yang ingin kembali ke kampusnya yang dulu.
"Alan!!",Tiffany sedikit menaikan suaranya ketika melihat Alan berjalan di arah koridor menuju UKS
"Lo kenapa??",tanya nya sedikit panik melihat hidup Alan yang tak henti hentinya mengeluarkan darah
"Stt, jangan berisik gue mohon",ucap Alan lalu mempercepat langkahnya menuju kearah UKS
Tiffany mengintip dari sela sela pintu UKS melihat pria itu meringkuk sambil ter Isak dengan tubuh yang bergetar hebat
"Alan lo",dengan sigap Tiffany mendekap tubuh Alan lalu mulai mengambil semua hal yang bisa ia gunakan untuk menghangatkan tubuh lelaki itu
"G-gue c-capek",lirih nya
"Alan... Ayo tahan, kita ke dokter ya??",rayu Tiffany
"G-gue m-mau seh-sehat",lirih nya sembari mengigil
"F-fan.. g-ginj-al gue",lirih nya sebelum ia kehilangan kesadaran
.....
"Jangan sampai nyokap nya tau!!",Fristya memperingati Tiffany
"Tapi keluarga nya harus tau kalau dia butuh donor ginjal!!",bela Tiffany
"INI KARENA KELUARGA NYA!!! LO KALAU GATAU APA APA GAUSAH BERTINGKAH!!",bentak Fristya yang sudah sampai di titik amarah nya
"H-hah?",mata gadis itu mulai berkaca kaca mendengar ungkapan Fristya
"Gausah bentak dia bisa?",ucap tian yang berada di belakang Tiffany
"Bukan urusan lo!!",tegas Fristya
Pintu ruang rawat terbuka. Dua dokter bersama seorang suster keluar dari ruangan itu
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANARA
Romance"gue cinta Okta, tapi dunia maksa gue buat berhenti" "Kalau kematian jawabannya.. gue sudah siap!!" Dia yang selalu berjalan dalam kabut dengan mata yang tertutup... Berusaha meraih kebahagiaan tanpa berfikir adanya rintangan... Dia hidup untuk di k...