Pintu terbuka dan Hyuk sudah disambut dengan katana.
𖧷
"Kami berada dalam satu wilayah, tapi tahta raja adalah perbatasannya."
Bahkan dalam setiap pertemuan, raja harus memutuskan akan bertempat di mana hingga salah satu dari mereka bisa menjadi tuan rumahnya.
Para pangeran, meski keberatan, namun tak ada yang pernah lantang menyuarakan.
Seolah ayah mereka hanya memiliki dua putra, yang lain tak lagi dianggapnya.
Yang satu anak dari ratunya, sementara yang lain berasal dari wanita paling dicintainya.
Selir yang lain bukannya tak pernah sakit hati karena merasa anak mereka tak diperhitungkan. Akan tetapi, sekali lagi ... memang kekuatan apa yang mereka miliki hingga berani menantang pangeran tertua dan putra mahkota?
Hanya saja, mungkin sudah berada di ambang batas kesabarannya, kerterdiaman mereka kini tak lagi bisa dipertahankan. Pada akhirnya mereka tetap harus menentukan pilihan.
"Jadi, kalian sudah yakin akan berada di belakang putra mahkota?" Jehyun bertanya pada dua adiknya.
Junghoon mengangguk, sementara Jinwoo berkata jika ia akan melangkah ke mana Junghoon berada.
"Baiklah, lagi pula selama perang tidak terjadi, kita masih akan tetap seperti ini."
Karena Jehyun merasa mereka bukanlah pemeran utamanya.
Hatinya dan hidupnya mungkin akan sama saja. Seperti hubungannya dengan Jaehan yang saling mendukung walau jarang bertemu, atau seperti hubungannya dengan Hyuk yang justru terasa paling dekat dibanding dengan saudara mereka yang lainnya.
Apa keuntungan memihak salah satunya? Jehyun tak pernah memikirkan selain karena penghormatan kepada Ratu dan juga kakaknya, Kim Jaehan.
"Aku dan Jinwoo Hyung akan menemui putra mahkota. Jehyunie Hyung, apa kau akan mengatakan keberpihakan kami pada Jaehan Hyung?"
Bersandar pada tiang gazebo yang mengarah tepat ke arah kolam ikan, Jehyun bersidekap sembari tersenyum, "Tanpa aku beritahu, kurasa dia sudah bisa menebak itu."
Junghoon dan Jinwoo saling pandang dan Jehyun kembali melanjutkan, "Manusia cenderung akan berpihak pada sesuatu yang membuat mereka merasa aman. Kalian tak akan mendapatkan hal itu jika berpihak pada seseorang yang dianggap pembangkang dan momok yang menakutkan, terlebih posisi Hyuk terlihat lebih menguntungkan karena disokong langsung oleh Raja dan panglimanya. Jaehan Hyung sudah memperhitungkan bahkan sebelum kalian memutuskan."
Tentu saja, jika Jehyun bisa berkata, banyak yang menganggap pangeran tertua adalah antagonisnya.
𖧷
Yechan berhenti tepat di halaman bangunan yang pernah menjadi tempat di mana ia ditahan. Tatapannya tak lepas dari pintunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BloodLine ✅
FanfictionKim Jaehan is a prince who failed to become crown prince, met Yechan who intended to take revenge, but ended up falling in love with the prince