48

266 44 13
                                    

Hangyeom masih terus berlutut, namun Jaehan juga masih setia diam dengan mata yang terpejam.

Tubuhnya terasa semakin lemah. Mau membuka mata pun Jaehan seperti tak memiliki tenaga lagi. Jadi, Jaehan memilih untuk diam sampai Yechan datang dan membawanya pergi.

Ia tahu Hangyeom masih di sana. Mungkin juga lukanya kembali terbuka karena bisa Jaehan lihat sebelum ini ada darah yang merembes melewati baju yang pria itu kenakan.

"Pergilah, Gyeom-ah ..." lirih Jaehan.

"Aku tidak akan pergi sebelum Yang Mulia memberi hukuman untukku."

Jaehan mendesah, "Sampai saat ini pun kau masih membangkang, keras kepala, dan tak mau menuruti perintahku. Song Hangyeom, sebenarnya apa yang sedang coba kau lakukan?"

"Yang Mulia-"

"Aku akan memulainya sebentar lagi, karena itu kau harus pulih dan berdiri di barisan paling depan. Bukankah aku memilihmu untuk melindungiku saat tiba hari yang aku tunggu?"

Lelah. Jaehan merasa bicara membuatnya begitu lelah.

Jadi, ia kembali diam dan tak peduli apakah Hangyeom akan menurut atau tidak padanya.

Sayangnya, sebelum tahu apa yang Hangyeom lakukan, ia yang sedari tadi duduk mulai mengantuk.



𖧷


Selesai bicara dengan Sebin, Yechan kembali. Anehnya, tak ada siapapun yang menghalangi perjalanannya kali ini.

"Hyuk ... dia bertanya padaku, apakah aku akan percaya jika dia berkata bahwa sekarang hanya ada aku di dalam hatinya."

Yechan diam, tak percaya, lebih dari itu dia merasa curiga.

Benarkah Hyuk tulus pada kakaknya, atau hanya bicara omong kosong untuk meraih kesetiaan yang Sebin punya.

"Yechan-ah ..."

"Kau percaya?"

Sebin menganggukkan kepala tanpa diduga, "Mungkin dia berbohong, tapi aku memilih untuk percaya karena aku mendengar hatiku berkata iya."

Hela napas Yechan terdengar, ia tahu betapa baik hati kakaknya, akan tetapi bagaimana jika sakit adalah balasan yang akan Sebin terima?

Bagaimana pun juga Hyuk pernah begitu tak suka dan membenci keberadaan mereka. Kini tanpa disangka, tanpa sebab yang Yechan tak tahu apa, Hyuk memiliki rasa pada kakaknya?

Apa memang secepat itu hati bisa berubah?

Atau apa yang sudah Sebin lakukan sampai Hyuk bisa mengatakan hal yang mungkin Jaehan sendiri tak bisa menebaknya.

"Jangan terlalu memikirkanku. Hyuk selalu menjagaku walaupun serendah ini statusku."

"Hyung-"

"Kau juga Yechan-ah, tak peduli apakah kita bersaudara atau tidak dengan pangeran tertua, kau harus menjaga janjimu padanya. Kau harus melindunginya, setia padanya, dan tak pernah meninggalkannya."

Bagaimana pun juga, bisa dikatakan bahwa Jaehan lah yang mengangkat derajat mereka.

Jadi, apakah ini juga bagian dari kepedulian Hyuk pada kakaknya? Dengan membantunya?

BloodLine ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang