54

228 46 4
                                    

𖧷

"Jika kita menang, apa yang akan kau lakukan setelah itu?"

Jaehan yang duduk di dekat jendela besar di kamar miliknya, menatap jauh ke arah hutan pinus, lama terdiam, akhirnya Yechan mendapatkan sebuah jawaban.

"Aku ingin membangun Antella yang baru dan aku ingin kau lah yang menjadi Raja di situ."

Menatap Jaehan, Yechan bertanya, "Bagaimana denganmu?"

"Aku? Tentu saja aku yang akan berdiri di sebelahmu."


𖧷




Antella baru.

Yang Jaehan maksud adalah merombak seluruh tatanan kerajaan dengan kewenangan yang dimilikinya sebagai seorang pangeran.

Yechan ingat itu.

Semua ada di dalam buku yang pernah Jaehan tunjukkan padanya, pada seluruh pasukan yang berada di bawahnya.

Gagasan, perbaikan, pengembangan, Jaehan memiliki semua rencana yang sudah tersusun rapi di dalamnya.

Namun, Yechan harus mengabaikan itu semua sekarang karena ia harus mencari dan membawa raja ke bawah kaki sang pangeran yang sudah ia berikan seluruh kesetiaannya.

"Bersembunyilah, karena aku tak akan melepaskan. Bahkan ke lubang semut pun, aku bersumpah akan menemukan dan menyeretmu pergi ke bawah kakinya ..."





𖧷




Sebin  dengan tergesa bergegas meninggalkan kediaman putra mahkota menuju tempat diadakannya pesta. Tak cukup jauh, tapi tak bisa dibilang dekat juga. Sebin bahkan tak tahu apa itu sudah berakhir atau akan berlangsung lebih lama seperti yang Hyuk katakan padanya sebelumnya.

"Ini akan lama, lebih baik istirahat lah dulu di kamar."

Hyuk mengatakan itu juga karena melihat pucat di wajahnya. Sebin tak bisa membantah, jadi menurut saat Hyuk mengantarnya.

Kini, matahari hampir tergelincir, Sebin tak tahu jika waktu sungguh begitu cepat berlalu.

Ia menatap langkah kakinya sendiri. Padahal Sebin ingin menemani Hyuk hingga pesta selesai, namun selalu ada saja hal tak terduga yang terjadi.

Hyuk yang kurang tidur, mengapa dirinya yang merasa pusing siang tadi?

Sebin tahu fisiknya tak terlalu bagus, tapi ia tak pernah mengira akan selemah ini juga.

"Mengapa perasaanku tidak enak?"  Sebin tak bisa menghentikan dan mengabaikan debaran tak menyenangkan yang sedari tadi ia rasa.

Namun, dalam perjalanan, ia justru melihat ada banyak prajurit yang berlarian.

Ditambah lagi, terdengar bunyi nyaring yang ia yakini adalah suara pedang yang saling menyerang.

BloodLine ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang