"Gyeom-ah, kau tahu harus melakukan apa."
Hangyeom menunduk, "Maafkan aku, Shin Yechan-ssi."
☆࿐ཽ༵༆༒ 𝑩𝒍𝒐𝒐𝒅𝒍𝒊𝒏𝒆 ༒༆࿐ཽ༵☆
Begitu kalimat permintaan maaf itu keluar dari bibir sang pengawal, barulah Jaehan berhenti menusukkan ujung pedangnya. Namun, tak ia cabut, Jaehan biarkan itu tetap tertancap di dada Hangyeom yang langsung ambruk.
Mata sang pengawal menatap keduanya dengan pilu. Tak lama, mata yang penuh dengan sorot kesakitan itu terpejam juga pada akhirnya.
"Hangyeom hyung!"
"Yechan-ah ..."
Sayangnya, belum sempat Yechan beranjak ingin menolong Hangyeom, Jaehan yang berada di sisinya lebih dulu tumbang setelah memanggil namanya.
"Hyung!"
Beruntung, Yechan masih sempat menahan. Kini, Jaehan tengah kesakitan di dalam pelukannya. Sang pangeran seolah kehilangan keangkuhan.
Kim Jaehan memegang erat di mana jantungnya yang mulai sekarat.
Tahu bahwa nyawa Jaehan dalam bahaya, Yechan segera berteriak meminta pertolongan pada siapapun di luar sana.
Tentu beberapa penjaga langsung berdatangan menghampiri mereka.
"Yang Mulia!" / "Senior Song!"
Beberapa menghampiri Jaehan, sebagian lainnya berusaha menolong Hangyeom yang tampaknya sudah kehilangan kesadaran.
"Biarkan dia! Panggil saja dokter istana! Katakan bahwa Pangeran tertua membutuhkan pertolongan segera!" teriak Yechan saat melihat ada salah satu penjaga yang ingin mengangkat Hangyeom.
Hangyeom mungkin terluka, tapi nyawa Jaehan lebih penting dari segalanya.
Lagi pula, luka Hangyeom terlalu berat, tak akan baik untuknya jika diperlakukan sembarangan.
Menatap salah satu penjaga, dengan tegas Yechan berkata, "Jangan cabut pedangnya karena itu akan membuat pendarahan Hangyeom Hyung semakin parah!"
Dokter istana sudah dijemput, sayangnya Yechan tak bisa menahan perasaan kalut.
"Hyung, kumohon ... bertahanlah."
Karena mereka hanya bisa menunggu, berharap tak selama itu.
⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅
Yechan duduk bersandar pada kusen jendela, menatap pemandangan sepi di luar sana.
Hari sudah malam, namun Jaehan masih terpejam. Dokter mengatakan bahwa Jaehan tak bisa dan tak boleh kelelahan. Semakin hari kesehatannya semakin memburuk saja. Jika terlihat baik-baik saja, itu berarti Jaehan sedang menahannya.
Menghela, Yechan merasa bahwa ia lah penyebab Jaehan mengalami ini semua.
Malam kemarin mereka hanya memiliki waktu tidur yang begitu singkat karena dirinya, pagi hari Jaehan terbangun karena harus menyelamatkannya dari sang raja. Hari bahkan belum berganti saat Hangyeom datang ingin membuat perhitungan padanya.
Semua karena dirinya. Jaehan mengalami semua kesulitan ini karena sikap gegabahnya.
Yechan ketakutan, Yechan ... takut kehilangan.
Menyandarkan kepala, Yechan memejamkan mata.
Ia biasa tidur sebentar, namun hari ini memang terlalu banyak untuk tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BloodLine ✅
Hayran KurguKim Jaehan is a prince who failed to become crown prince, met Yechan who intended to take revenge, but ended up falling in love with the prince