25. Maaf anda siapa? 🍒 (Revisi✔)

854 48 0
                                    

Happy reading

___________________√

"AAAAA ELYN KENAPA LO GAK BILANG ADA ORANG SELAIN KITA DI SINI?!"

Elyn menutup telinganya yang berdengung, begitupun juga dengan Areksa dkk. Sungguh suara Vania sangat melengking dan patut di tampol.

Membalikkan badan yang langsung berhadapan dengan temannya itu, wajah Vania memerah menahan malu.

"Brisik!" Ketus Elyn yang hanya menatap datar temannya.

Vania menggrutu kesal, ingin sekali dirinya membuang sahabatnya ke sungai amazon. Lihatlah raut wajah tak bersalah milik Elyn semakin membuat Vania kesal.

"Lo ngapa gak bilang kalo ada orang lain di sini! Asu!" Bisik Vania dengan tatapan tajamnya.

Elyn memutar bola matanya malas, prasaan ia sudah bilang? "Bodo amat! Sekarang mana martabaknya?" Ia baru ingat jika tadi dirinya menitip martabak kepada Vania sebelum kesini.

Gadis itu menepuk jidatnya, "Lupa hehe." Ujar Vania cengengesan, entah kemana perginya rasa malu yang dia alami.

Sedangkan Elyn berdecak kesal, "Ck. Gak guna lo! Pulang sana!" Ketus Elyn dan langsung memiringkan tubuhnya seperti tadi.

Vania menggaruk tengkuknya tak enak, salahkan saja dirinya yang terlalu khawatir kepada Elyn. Jadi, lupa titipan yang Evelyn inginkan.

"Temen lo datang mau jenguk, malah di suruh pulang!" Sahut Axel sinis. Entah apa yang membuat pemuda itu begitu tak menyukai Elyn.

"Kalian semua pulang sana, gak guna juga!" Hardik Elyn yang langsung duduk dari brangkar yang tadinya posisi tidur.

"Lyn jan gitu lah.." Ujar Vania memelas.

Dengan paksa Elyn mencabut selang infus yang ada di tangan kirinya. Darah mulai keluar dari punggung tangan gadis itu yang membuat Areksa dan Vania khawatir tetapi tak tahu jika teman-teman pemuda itu.

"Anjir lo jangan gila nyet!" Panik Vania yang langsung memegang tangan Elyn.

Areksa beranjak dari duduknya lalu menghampiri Elyn dengan raut wajah khawatir. "Dek, kamu jangan nekat! Kamu masih sakit!" Ujar Areksa tak kalah panik.

Elyn hanya memasang wajah datar andalannya, gadis itu memutar bola matanya malas. "Ini bukan apa-apa bagi gue, bahkan peluruh aja udah pernah nyentuh tubuh gue!" Ujar Elyn santai tetapi berhasil membuat mereka semua kaget.

"Lo bercanda?" Tanya Vania tak percaya.

"Gk!"

"Dimana kamu tertembak?" Tanya Areksa heran.

Menghela nafas kasar lalu menjawab pertanyaan dari Areksa dengan ketus, "Hutan, bagian dekat jantung."

Jawaban dari Elyn lagi lagi membuat semuanya kaget, "Lo gak papa kan?" Tanya Vania sangat khawatir takut terjadi apa-apa dengan sahabatnya ini.

"Gue fine. Jadi sekarang minggir!" Tekan Elyn meminggirkan tubuh temannya ini yang menghalangi ia untuk turun.

Vania kembali berdecak kesal, "Mau kemana? Lo kan belum di bolehin pulang?" Tanya Vania ngasal, mana tau dia kalo Elyn belum di bolehin pulang.

Revalina's TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang