15. Perkara sambal🍒 (Revisi✔)

1.5K 73 0
                                    

Happy Reading
*
*

Mengingat hari kemarin bersama Aidan. Elyn merasa tak punya harga diri di depan tunangannya sendiri.

Oh ayo lah, mengapa ia kelepasan sangat manja dengan pria itu? Mau di taruh di mana wajahnya ketika bertemu lagi dengan Aidan?

Elyn mengacak rambutnya frustasi, "Ck.Sialan malu banget!" Desis nya.

Ya 3 hari yang lalu kejadian dimana ia dan Aidan emm berciuman? Dan sekarang Evelyn masuk kembali sebagai siswi pelajar setelah 3 hari tak masuk.

Sudah lah jika kembali memikirkan kejadian 3 hari yang lalu, ia jadi frustasi sendiri dibuatnya.

Dengan langkah gontai Elyn memasuki kelas yang sudah terisi oleh sebagian siswa/i.

Menduduk kan bokongnya di kursi lalu menelungkupkan wajahnya di lipatan tangan.

Jam istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, waktu bell masuk Elyn sudah terbangun dari tidur cantiknya.

Melihat sekitar, gadis itu berajak dari kursi lalu melangkahkan kakinya keluar kelas.

Di pertengahan jalan ia di hadang oleh pria yang selalu mengobrak abrik hatinya beberapa hari yang lalu.

"Hallo honey.." Sapaan lembut terdengar di telinga Elyn.

Elyn mendatarkan raut wajahnya berusaha menahan malu. "Ck. Minggir!" Ujar Elyn datar.

Bukannya menyingkir, Aidan malah tersenyun-senyum sendiri dengan menatap wajah tunangannya. "No no no! Em..gimana kamu udah baikkan?" Pria itu menaik turun kan alisnya menggoda.

Seakan tuli Elyn menggeser tubuhnya kesamping, lalu melanjutkan jalannya yang tertunda tanpa menjawab pertanyaan dari Aidan.

Dalam hati, ia mengutuk pria itu karna kembali membahas kejadian itu!

Aidan tak tinggal diam, ia mengikuti langkah tunangannya itu, bibirnya mengerucut lucu. "Eynn ishh...jangan tinggalin Idan dong!" Aidan menyamakan langkahnya dengan Evelyn yang sama sekali tak menggubris ucapan dirinya.

"Eyn.....tau gak?"

"Waktu kamu manja ke aku, aku seneng tau xixi." Kekehan kecil keluar dari bibir Aidan.

Tanpa Aidan sadari, wajah Elyn memerah menahan malu.

"Tapi, yang aku paling suka waktu kamu bilang gini, Idan hiks boleh gak Eyn peluk Idan? Gitu. Ihhhh gemes ban-"

"Shut up!" Sudah ia sudah tak tahan dengan ucapan Aidan.

Elyn menatap tajam Aidan yang menatap dirinya dengan wajah polos. "Jangan pernah bahas soal kejadia itu! Ngerti?!" Ujar Elyn penuh penekanan.

Memiringkan wajahnya seolah bingung. "Kenapa?"

Elyn memutar bola matanya malas. Apakah pria di depannya ini tak peka sama sekali? Jelas saja karna dirinya sangat malu!

"Gak baik, lo masih bocil!" Ujar Elyn asal, lalu meninggalkan Aidan yang menggaruk tengkuknya merasa bingung.

"Tapi kata Mami, Bocil-bocil gini Idan bisa bikin bocil." Gumam Aidan pelan.

Seakan tersadar Aidan mengejar Elyn yang sudah lumayan jauh.

_________♡

Kini keduanya duduk di kantin dengan Elyn yang sibuk dengan ponselnya, sementara Aidan sibuk menopang dagunya dengan menatap wajah Elyn yang sangat cantik.

Beberapa menit kemudian makanan datang di antarkan oleh bibi kantin, tak lupa mereka mengucapkan terimakasih kepada bi kantin, sementara bibi itu menjawab dengan ramah.

Revalina's TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang