Happy reading..
Beberapa jam terlah berlalu, Elyn membuka matanya perlahan-lahan. Ia merasakan ada yang aneh ketika dirinya bangun.
Setelah matanya terbuka dan kesadarannya sudah sadar, gadis itu melotot kaget melihat wajah Aidan yang sangat dekat dengannya. Mungkin jaraknya hanya sejengkal jari anak-anak.
"Aaaaaa" Jerit Elyn sembari menjauhkan tubuhnya dari Aidan.
"LO NGAPAIN DI SINI?!" Elyn memukul-mukul Aidan dengan guling.
Awssss
"Aaa...ampun Ay, jangan pukul Idan, sakit awss." Ujar Aidan pura-pura sakit padahal tak sakit sama sekali.
Elyn berhenti memukul Aidan, hidungnya kembang kempis dengan mata yang menyorot Aidan dengan tatapan tajamnya. "Ngapain lo di kamar gue?!!" Tanya Elyn penuh penekanan.
Aidan mengerucutkan bibirnya. "Iya-iya maafin Idan, orang kamu sendiri yang peluk pinggang Idan sampe Idan ketiduran." Cicitnya sembari menunduk.
Memicingkan matanya merasa tak percaya dengan ucapan lelaki di depannya ini. "Mana ada gue gitu! Lo ngaku-ngaku?!" Tuduh Elyn.
Menggelengkan kepalanya cepat, "Ngga! Idan gak berani bohong sama kamu." Aidan mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V.
"Beneran deh, Idan gak boong."
Apa iya dia yang memeluk pinggang lelaki itu? Jika iya maka sekarang Elyn sangat-sangat malu dibuatnya. "Gak! Pasti lo bohong!" Elaknya tak terima.
"Idah gak bohong, Eyn benerannnnn!"
"Gak pokonya lo bohong!"
"Ida-"
Ucapan Aidan di potong oleh Elyn, "Berani lo nyalahin gue?! Pokonya lo bohong! Titik gak pake koma apa lagi tanda seru!"
Sang empu hanya mengangguk pasrah, "Iya-iya aku bohong, aku salah dan kamu gak pernah salah." Ucapnya sembari melengkungkan bibirnya ke bawah.
Gadis itu mengangguk puas, "Bagus, emang perempuan selalu benar. Dan lo! Selalu salah!"
"Iya-iya"
________√
"Dek Mamah sama Papah pergi keluar negeri, katanya sekitar 2 mingguan mereka pergi."
Elyn hanya melirik sekilas, senyuman sinis ia layangkan, "Bagus, Bilangin sama mereka jangan pulang sekalian." Ujar Elyn dingin.
Kedua laki-laki itu terdiam mendengar jawaban yang keluar dari mulut Evelyn. "Karna dirumah ini, gak butuh orang tua sampah kaya mereka!" Sarkas Elyn dengan tatapan tajamnya.
"EVELYN!" Bentak Areksa tanpa sadar.
Evelyn menyunggingkan senyum miring, "Kenapa? Gak terima?" Tantangnya.
"Maaf Kakak udah bentak kamu," Sesal Areksa.
Gadis itu bersedekap dada dengan satu kaki yang ia naikkan di kaki satunya lagi, "Siapa?"
Aidan diam sedangkan Areksa bingung dengan pertanyaan yang di lontarkan sang Adik.
"Siapa apanya dek?"
"Siapa yang lo sebut Kakak?"
Areksa semakin di buat bingung, "Ya Kakak lah, siapa lagi?"
"Cih mimpi!" Sinis Elyn.
Deg
Meskipun sering mendengar ucapan pedas sang adik, tetap saja hatinya berdenyut sakit. Ia tau adiknya tak menerimanya menjadi Kakak, jangankan Kakak di terima di rumah ini saja Elyn tak menerimanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revalina's Transmigrasi
Novela Juvenil⚠Warning Typo bertebaran⚠ Cerita tidak dilanjutkan!! Happy reading... Revalina Agramada nama seorang gadis yang memiliki sejuta pesona di mana-mana, sayangnya hidup Reva tak seindah namanya. Gadis biasa yang hidup di panti tak membuat sifat Reva sep...