26. Leanza Gebiola🍒 (Revisi✔)

874 50 0
                                    

Happy reading

____________________

Elyn masih diam ketika wanita tersebut terus berbicara tanpa henti tetapi anehnya ia merasa tak terganggu sama sekali ataupun risih.

"Kamu beneran lupa sama bunda?"

"Masa kamu lupa sih nak? Bunda mu yang cantik ini kamu lupain? Hiks kamu jahat nak hiks." Ujarnya dramatis.

Elyn masih diam, ia bingung harus bersikap bagai mana dengan wanita di depannya ini.

Merasa tak ada jawaban, wanita tersebut memasang wajah serius berbeda dengan tadi yang memasang wajah sedih.

"Apa yang terjadi sama kamu? Bilang sama bunda!"

"Kamu amnesia?" Tanyanya dengan memegang bahu Elyn.

Helaan nafas dapat Elyn dengar dari wanita di depannya, "Baiklah, biar bunda perkenalkan kembali siapa bunda. Oke?!"

"Nama bunda Leanza, adiknya Papah kamu. Bunda memang ingin kamu memanggil bunda dengan sebutan bunda. karna bunda tidak bisa punya anak atau lebih tajamnya lagi, Bunda mandul." Leanza menundukkan kepalanya sedih.

Spontan Elyn mengusap tangan wanita tersebut, "Tapi gak papa karna sekarang bunda udah punya kamu."

"Elyn kenapa gak inget bunda Lea sayang?" Tanya Leanza dengan tatapan teduhnya.

Elyn masih diam, apakah ia harus mengakuinya sekarang? Tetapi ia tak mau! Gadis itu hanya menggeleng kepalanya pelan.

"E-elyn amnesia, b-bund?" rasanya sangat canggung ketika memanggil wanita di depannya dengan sebutan bunda.

Lea hanya tersenyum maklum, "Yaudah gak papa kamu jangan paksain untuk mengingat semuanya, ya?"

"Seiring berjalannya waktu, pasti ingatan kamu kembali."

Elyn mengangguk, "Iya."

______________√

Kedua perempuan berbeda usia itu terlihat bahagia, Elyn penasaran mengapa wajah bunda Lia mirip dengan bunda Liliana?

"Em...Bund?" Panggil Elyn pelan.

"Kenapa sayang?"

"Aku boleh nanya sama bunda?"

Lea mengusap rambut Elyn, "Boleh dong, kamu mau nanya apa?"

"Apa bunda mempunyai saudara kembar?" Tanya Elyn hati-hati.

Dilihat dari raut wajah Bunda Lea, Elyn dapat melihat ketegaran didalamnya tetapi itu hanya beberapa detik lalu normal kembali seperti semula.

Senyuman masih Lea berikan untuk keponakannya ini, "Enggak, memangnya kenapa sayang? Ko kamu tanya itu, gak biasanya?"

Beberapa menit Elyn tak menjawab lalu menggeleng kepalanya pelan, "Aku cuman tanya aja, soalnya Bunda mirip bahkan persis sama seseorang yang sangat aku kenali." Jawab Elyn panjang lebar.

Samar-samar Elyn melihat raut wajah bunda Lea kembali menegang, sebenarnya ada apa? Apa yang mereka sembunyikan darinya?

"Hahaha kamu bisa aja, memang sepasaran itu ya wajah bunda?" Lea tertawa canggung, dan Elyn merasakan itu semua.

Revalina's TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang