Happy Reading..
Evelyn menatap tajam punggung ketiga orang yang asik tertawa di ruang keluarga. Disana terdapat Zordan, Lidia dan terakhir Elyn tak mengenalinya.
"Elyn pulang"
Mereka yang asik tertawa seketika berhenti dan mengalihkan pandangan mereka ke arah asal suara berada.
Zordan menatap tajam putrinya "KEMANA SAJA KAMU?! JAM SEGINI BARU PULANG?!" Bentak Zordan tajam.
Sementara Lidia dan seorang pemuda hanya diam tanpa ikut berbicara. Elyn pun tak peduli pada mereka. Tujuannya saat ini adalah kamar.
"Bukan urusan papa!" Ujar Evelyn tenang tetapi matanya menatap tajam mata Zordan.
Pria itu mengeraskan rahangnya dengan tangan terkepal kuat menahan amarah yang kapan saja akan meledak. "PANTAS KAMU BERBICARA SEPERTI ITU KEPADA ORANG TUA MU SENDIRI?!"
"LALU? APAKAH PAPA JUGA PANTAS MENYAMBUT ANAK SENDIRI DENGAN BENTAKAN??!"
"AKU BARU AJA PULANG SEKOLAH DAN MALAH DI SAMBUT GINI? AKU CAPE DARI PAGI SAMPAI SORE SEKOLAH!!" Bentak Evelyn mengeluarkan semua unek-uneknya yang sudah Evelyn asli pendam.
Zordan memejamkan mata bahkan rahang pria itu semakin mengeras. Baru saja ingin melayangkan tamparan kepada sang putri, tangannya di cekal oleh sang putra tiri.
"Udah pah. Jangan main kekerasan" Ujar pemuda itu santai.
Seakan tersihir Zordan mulai mengatur emosinya dan malah menatap tajam sang putri "Kali ini kamu selamat karna kaka mu. Evelyn!"
"Berterima kasihlah padanya"
Tanpa menuruti perintah Zordan. Evelyn hanya menatap keduanya dengan raut wajah datar "Aku gak minta di bantu. Dan lagi aku udah terbiasa dengan kekerasan. Jadi, terserah papa mau main kekerasan sama aku atau ngga. Aku gak peduli!" Ujar Elyn lalu meninggalkan ketiganya yang terdiam kaku.
***
Pagi pun tiba dengan cepat, Evelyn. Gadis itu sudah rapih dengan pakaian seragam yang ia kenakan. Hari ini adalah hari kamis.
Jam menunjukkan pukul 07.00, Elyn melihat pantulan dirinya di cermin full body. Merasa sudah lengkap tanpa banyak basa-basi Evelyn segera beranjak dari kamar menuju lantai bawah.
Sesampainya di sana terdapat Lidia dan pemuda yang kemarin bersama kedua orang tuanya. Elyn tak peduli siapa pemuda itu lagi pula itu bukan urusannya kan?
Mendudukkan bokongnya di kursi yang sedikit jauh dari mereka. Gadis itu diam dengan tatapan datarnya tanpa memperdulikan keduanya. Bahkan Elyn menyadari bahwa pemuda itu sedari tadi menatapnya.
Tapi apa peduli Evelyn?
Dirinya tak peduli sama sekali!
5 menit kemudian Zordan datang dengan pakaian formalnya. Menatap hangat Lidia dan si pemuda bahkan Zordan tak menatapnya sama sekali seakan dia hanya orang asing yang masuk kedalam keluarga mereka yang harmonis.
Mereka makan dengan tenang tanpa adanya drama. Evelyn melirik mereka dengan satu persatu. Tetapi alisnya mengerut ketika pemuda itu memakai seragam sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revalina's Transmigrasi
Novela Juvenil⚠Warning Typo bertebaran⚠ Cerita tidak dilanjutkan!! Happy reading... Revalina Agramada nama seorang gadis yang memiliki sejuta pesona di mana-mana, sayangnya hidup Reva tak seindah namanya. Gadis biasa yang hidup di panti tak membuat sifat Reva sep...