36. Kenyataan sebenarnya+🍒 (Revisi✔)

601 18 1
                                    

Happy reading
18+

Mata Azel berbinar melihat isi ruangan yang di dominasi hitam dan abu. Kakinya terus melangkah sampai diruang tamu.

Ia duduk disofa yang ada disana, senyumnya tak luntur sedari tadi ia masuk kedalam ruangan ini, tataan barang disini sangat rapih dan elegan. Ia saja sampai insecure.

Rey ikut duduk disebelah sang gadis,"Rapih banget bahkan aku aja kadang rapih kadang enggak."

Laki laki tersebut terkekeh pelan,"Kamu mau minum apa?"

Azel menoleh dengan senyum lebarnya,"Aku pengen susu coklat!" Serunya dengan wajah berbinar.

Rey yang gemas dengan tingkah sang gadis segera mengacak ngacak rambut lurus Azel, membuat si pemilik mendengus kesal."Kebiasaan! Suka banget berantakin rambut aku?!"

"Suruh siapa gemesin hm?"

"Tau deh!"

Rey segera beranjak dari sofa dengan senyum kecilnya, pandangan Azel kembali meneliti setiap inci ruangan ini. Matanya berhenti dan tertuju pada figuran foto dua paruh baya dengan anak laki laki.

Mereka tampak seperti keluarga yang sangat bahagia dengan senyuman. Pria paruh baya yang ada disana menampilkan senyum tipis dan wanita paruh baya menampilkan senyum lembutnya.

Sedangkan anak laki laki tersebut tersenyum bahagia, membuatnya berkali kali lipat sangat tampan sekaligus menggemaskan.

Sudut bibir Azel terangkat, ia ikut tersenyum tipis. Ia teringat sesuatu membuat senyumnya luntur digantikan dengan dahi berkerut bingung.

"Ko wajahnya familiar ya?" Monolognya.

Ia kembali mengingat ngingat apakah ia pernah bertemu dengan mereka?

"Oh iya! Itu kaya mirip banget sama orang yang dibilang sama papa? Apa mungkin cuman mirip aja?"

"Tapi kalo emang mereka, jadi Rey anak yang udah bikin hidup papa sengsara?"

Azel menggelengkan kepalanya menghilangkan pikiran anehnya. Gadis itu melamun sampai tak menyadari kedatangan Rey.

Rey duduk disamping Azel dengan segelas susu coklat yang ada di tangannya, laki laki itu menaruh gelas di atas meja sofa.

Melihat Azel yang tampak melamun membuatnya bingung, tangan Rey terangkat untuk mengelus rambur halus Azel dengan lembut."Kenapa hm? Kamu lagi ada masalah?" Tanya Rey dengan senyum kecilnya.

Azel tersadar dari lamunannya, gadis itu menoleh kesamping lalu menggeleng pelan,"Aku gak papa ko!" Serunya.

"Mana susunya?"

Rey mengambil kembali gelas yang berisi susu tersebut diatas meja, ia memberikannya kepada Azel dan diterim oleh sang gadis dengan senyum lebar dan mata antusis.

"Jangan lupa abisin, biar makin gede."

Gerakan Azel berhenti, ia menatap kesal Rey."Aku udah gede!!"

Revalina's TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang